Ancaman terhadap situs warisan dunia juga terjadi di tempat lain. Kita berharap masyarakat dan pemerintah tetap menyadari arti penting situs warisan dunia.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Dinilai tak lagi mempertahankan peninggalan bersejarahnya, Liverpool dicoret dari Daftar Warisan Dunia. Kenangan penting umat manusia terancam hilang.
Kenangan, ingatan, sangat penting. Berkat ingatannya, manusia dapat menjalin hubungan personal nan indah berjangka panjang. Jika ingatannya terganggu, seseorang tak lagi mengenal anak-anaknya yang dulu digendongnya dan dibacakan buku cerita. Kenangan, ingatan, ikut membentuk diri kita.
Pandangan ini rasanya melatarbelakangi Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada 1972 mengadopsi perjanjian yang menekankan arti penting warisan budaya ataupun alam bagi umat manusia. Dari perjanjian ini, muncul Daftar Warisan Dunia. Ada tim pakar khusus yang bertugas menilai dan memantau warisan itu. Pengajuan warisan dunia dilakukan oleh negara bersangkutan.
Liverpool, kota tua di Inggris barat, menyaksikan kebangkitan negara itu pada abad ke-17 hingga abad ke-19. Saat itu, ”titik gravitasi” dunia berada di Samudra Atlantik. Negara di tepi samudra ini menjadi penakluk wilayah lain di dunia. Selain Inggris, ada Belanda, Spanyol, dan Portugal. Sebagian besar impor di dunia saat itu berujung di Atlantik.
Titik gravitasi global kini mulai beralih ke Asia Pasifik. China memiliki pengaruh di banyak negara mitra dagangnya. Negara-negara Eropa Atlantik pun mendekat ke Asia Pasifik.
Dalam konteks abad ke-17 hingga awal abad ke-20 itulah, Liverpool sangat penting. Kota ini mengembangkan pelabuhan dengan sarana pendukung inovatif untuk ukuran abad-abad silam. Ada teknologi anyar dermaga, transportasi, dan manajemen pelabuhan. Hingga akhir abad ke-19, sebanyak 40 persen perdagangan dunia melintas di Liverpool.
Kota itu tak pelak menjadi kenangan, ingatan, bagi manusia tentang masa Atlantik menjadi sentral. Peradaban sekarang dibangun melalui dinamika masa silam yang disaksikan gedung-gedung tua dan dermaga Liverpool. Kota ini pada 2004 ditetapkan sebagai warisan dunia, Kota Dagang Maritim.
Kota itu tak pelak menjadi kenangan, ingatan, bagi manusia tentang masa Atlantik menjadi sentral.
Namun, seperti ditulis Kompas edisi 23 Juli 2021, Liverpool, tempat The Beatles muncul, dicoret dari Daftar Warisan Dunia. Pemerintah Kota Liverpool telah menyetujui pembangunan stadion tanpa persetujuan masyarakat. Bagi UNESCO, proyek stadion bertentangan dengan pelestarian karena merusak wajah pantai Liverpool. Keputusan itu diambil dalam sidang Komite Warisan Dunia UNESCO di China, 20-21 Juli 2021.
Wali Kota Liverpool Steve Rotheram menyebut keputusan itu langkah mundur oleh pejabat yang tak memahami kotanya. Menurut dia, tempat seperti Liverpool tak boleh dihadapkan pada pilihan sepihak antara mempertahankan status warisan dan memperbarui komunitas tertinggal.
Ancaman terhadap situs warisan dunia juga terjadi di tempat lain. Kita berharap masyarakat dan pemerintah tetap menyadari arti penting situs warisan dunia. Lewat situs-situs ini, ingatan kita akan masa silam terjaga baik dan umat manusia melangkah maju hingga seperti sekarang.