Nyanyian Penuh Harapan
Karakter lagu dari film-film Walt Disney memberi motivasi siapa pun untuk bergairah menyambut kehidupan. Seperti itulah Avip Priatna dengan Jakarta Concert Orchestra menyuguhkan lagu-lagu dari film produksi Disney.
Walt Disney menyebarkan optimisme dan memotivasi orang agar selalu berpengharapan lewat lagu dari film. Perusahaan hiburan itu mengajak keluarga untuk berkumpul bergembira lewat film dan lagu produksinya.
Pergelaran When You Wish Upon a Star yang tayang di JCODigitalConcertHall.com, 10 dan 11 Juli lalu, mengingatkan kita pada pesan Walt Disney (1901-1966). Pendiri perusahaan hiburan Walt Disney itu mengatakan, ”Kami melakukan segalanya untuk keluarga. Kami membuat film yang bisa dinikmati anak-anak bersama orangtua mereka.”
Persis seperti itulah Avip Priatna dengan Jakarta Concert Orchestra (JCO) menyuguhkan lagu-lagu dari film produksi Walt Disney. Dia mengerahkan penampil dari seluruh level keluarga, mulai dari anak-anak usia taman kanak-kanak, anak-anak usia praremaja, remaja, sampai orang dewasa, yang di dalamnya termasuk ibu-ibu dan bapak-bapak. Demikian pula para penontonnya terdiri dari orangtua yang di antaranya juga membawa anak-anak.
Seperti itulah yang dimaksud Walt Disney, produksi Disney dimaksud sebagai ajang berkumpulnya keluarga. Disney akan merasa sedih jika orangtua hanya sekadar mengantar anak-anaknya ke tempat pertunjukan, lalu ditinggal dan kemudian dijemput lagi. Disney ingin anak-anak dan orangtua duduk bersama, dan sama-sama bergembira menikmati. Disney menyebut tulang punggung dari seluruh bisnisnya adalah keluarga. Melayani keluarga, kata Walt Disney, adalah harapan perusahannya.
JCO perlu memberi subjudul di belakang tajuk konser When You Wish Upon a Star dengan embel-embel Malam Disney, karena memang demikianlah adanya. Malam itu pergelaran menyuguhkan lagu-lagu yang mengisi film-film Disney. Tersebutlah antara lain ”True Love Kiss” dari film Enchanted, ”Once upon a Dream” (Sleeping Beauty), ”Belle” (Beauty and The Beast), ”A Whole New World” (Aladdin), dan ”Let It Go” (Frozen).
Dengan pengaba Avip Priatna, Jakarta Concert Orchestra menampilkan Batavia Madrigal Singers, The Resonanz Children’s Choir, solis Farman Purnama, Jessica Januar, Pepita Salim, Valentina Aman , Alexandra Januarvian, Dorothy Averina, dan BMS Kuartet. Pertunjukan tersebut merupakan rekaman konser pada Desember 2019 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki.
Baca juga: Merayakan Kelegendaan Michael Jackson
Milik segala usia
Yang menarik dari lagu-lagu keluaran Disney, termasuk repertoire yang dibawakan JCO, ditujukan untuk segala usia. Hal ini sama persis dengan film-film Disney, meski ada yang mengatakan sebagai film anak-anak, atau juga film remaja, tetapi sebagian besar produksi mereka ditujukan untuk segala usia. Jangan kaget jika lagu ”Let It Go” dalam film Frozen (2013) digemari anak balita sampai orang dewasa, termasuk di Indonesia. Lagu karya Kristen Anderson-Lopez dan Robert Lopez yang dibawakan Idina Menzel itu bukan ditujukan untuk mereka yang menyaksikan film Frozen, melainkan siapa pun.
Dalam pergelaran When You Wish Upon a Star, lagu ”Let It Go” dibawakan seluruh pendukung. ”Let it Go” disuguhkan secara berangkai bersama lagu kondang dari film-film Disney, antara lain ”A Whole New World” dari film Aladdin, ”Can You Feel The Love Tonight” (The Lion King), dan ”A Dream Is a Wish Your Heart Makes” (Cinderella).
Semua lagu itu populer, dan dikenal luas baik oleh mereka yang menyaksikan, maupun mereka yang hanya mendengar dari radio. Lagu ”Can You Feel the Love Tonight” yang dibawakan Elton John sangat populer jauh setelah film beredar. Artinya, secara karya, lagu tersebut memang kuat. Kekuatan lagu dalam film Disney juga diakui oleh Grammy, lembaga yang pilihannya menjadi standar lagu terbaik. Misalnya lagu ”Beauty and the Besat” karya Alan Menken yang dibawakan Celine Dion dan Peabo Bryson mendapatkan penghargaan Grammy untuk kategori Best Song Written for Visual Media.
Mengapa lagu-lagu dari film-film Walt Disney populer, dan digemari banyak kalangan pendengar? Pendapat Alan Menken dan Richard Sherman penulis lagu untuk lebih dari 45 film Disney, bisa dijadikan jawaban. Mereka mengatakan, membuat komposisi untuk film, buatlah lagu yang sederhana, gampang dinyanyikan orang. Satu lagi, mereka berkarya dengan tulus serta sungguh-sungguh.
Kata ”sederhana” dan ”gampang” dinyanyikan, tidak berarti lagu tersebut mereka garap secara gampang-gampangan. Seperti Menken dan Sherman katakan, mereka berkarya dengan sungguh-sungguh dan setulus hati. Lagu-lagu Sherman dan Menken juga dibawakan dalam pergelaran JCO, antara lain ”Under the Sea” dalam film The Little Mermaid, ”Into the known” (Frozen I), dan ”Mickey Mouse March” (Mickey Mouse).
Dalam pergelaran, lagu-lagu tersebut memang nyaman di telinga, mudah ditirukan. Akan tetapi, tampak sekali JCO dan segenap paduan suara tampil dengan serius, kematangan teknik vokal, dan kerja sama kelompok paduan suara yang kompak, terlatih ketat.
Baca juga: Merayakan Tempe dalam Lagu
Optimistis
Bisnis Disney adalah menjual dongeng, memanjakan fantasi, dan membawa orang ke alam impian, termasuk lewat lagu, selain juga film, saluran televisi Disney Channel, dan theme park bernama Disneyland. Semua perangkat hiburan itu seperti digariskan Walt Disney pendirinya, bertujuan membuat orang gembira, tertawa, dengan suguhan yang hangat dan manusiawi. Semuanya itu disampaikan dengan sudut pandang yang optimistis.
Hal itu terefleksikan dalam lagu-lagu dari film Disney. Kita simak dari lirik-lirik awal lagu ”A Whole New World” ciptaan Alan Menken dan lirik oleh Tim Rice dalam film Aladdin (1992). Lagu ini muncul pada adegan ketika Aladdin bertemu tokoh Putri (Princess), dan menunjukkan tentang dunia yang bebas, indah untuk dinikmati manusia. Aladdin membuka wawasan Princess tentang dunia di luar istana. Tentang kehidupan yang indah. ”I can show you the world/ Shining, shimmering, splendid...” (Aku bisa tunjukkan kepadamu dunia yang bersinar, berkilau indah”).
Kita simak juga ”lagu wajib” Walt Disney yang mendasari seluruh karya Disney yaitu ”When You Wish Upon a Star”. Pada lagu itu dibangun keberanian untuk bermimpi, untuk tidak berhenti berharap. Lagu karya Leigh Harline dan Ned Washington ini muncul dalam film Pinocchio (1940). Begitu mengenanya pesan lagu tentang optimisme sampai-sampai lagu ini diperdengarkan setiap saat di Disneyland di mana saja.
Kita kutip bait pertama: “When you wish upon a star/ Makes no difference who you are/ Anything your heart desires/ Will come to you...” (Jika kalian berharap kepada Bintang, tak peduli siapa pun kalian, maka apa pun keinginan hati kalian akan terwujud).
Itulah karakter lagu dari film-film Walt Disney yang memberi motivasi siapa pun untuk bergairah menyambut kehidupan. Avip Priatna dan Jakarta Concert Orchestra dengan tepat memilih judul pergelaran ”When You Wish Upon a Star”. Dan dengan pas pula menginterpretasi dan menyuguhkan lagu-lagu, yang seperti dikonsep Disney, membuat orang gembira, bahagia, dalam satu keluarga besar penikmat musik.