Bagi investor yang senang dengan saham perdana, yang harus diperhatikan adalah prospektus. Prospektus merupakan satu-satunya kompas untuk mengetahui ”isi perut” perusahaan yang akan ke bursa.
Oleh
Joice Tauris Santi
·3 menit baca
Pada paruh kedua tahun ini, Bursa Efek Indonesia akan kedatangan sekitar 24 calon emiten baru. Di antaranya, perusahaan-perusahaan rintisan yang memang sudah mengumumkan akan segera masuk bursa. Perusahaan rintisan ini digadang-gadang akan menjadi penarik investor di bursa.
Bagi investor yang senang dengan saham perdana, yang harus diperhatikan adalah prospektus. Prospektus merupakan satu-satunya kompas untuk mengetahui ”isi perut” perusahaan yang akan ”melantai” di bursa. Isinya, antara lain, laporan keuangan dan prospek perusahaan ke depan. Jika memang kinerjanya bagus dan prospeknya menjanjikan, saham baru ini dapat dimasukkan ke dalam keranjang pilihan.
Perlu diingat, saham perdana tidak selalu menyentuh auto reject atas (ARA) ketika memulai debutnya. Ini hanya mitos. Bahkan, ada saham yang harganya jauh merosot dan sampai saat ini belum pernah kembali lagi mencapai harga perdananya.
Bagi yang tidak suka saham perdana, mereka dapat memperhatikan kinerja suatu saham setelah masuk bursa. Setelah beberapa saat masuk bursa, saham itu dapat dianggap sudah melalui tes pasar sehingga dapat terlihat pergerakannya.
Dulu, untuk saham-saham baru yang dinilai sangat prospektif, para calon investor rela antre hanya untuk mengisi formulir pembelian saham. Bahkan, pada penawaran perdana beberapa saham BUMN, sampai dibuat tenda-tenda untuk menampung para calon investor yang berminat membeli.
Saat ini, untuk memesan saham perdana tidak perlu lagi antre atau mengisi formulir. Setelah menganalisis prospektus dan yakin akan masa depan bisnis emiten tersebut, investor dapat memesan saham melalui sistem.
Sebelum masuk ke sistem electronic initial public offering (e-IPO) untuk membeli saham perdana, para investor sebaiknya terlebih dulu membuka rekening efek. Dana untuk membuka rekening efek mulai dari Rp 1 juta. Untuk membuka rekening efek di perusahaan sekuritas tidak perlu lagi datang ke kantornya.
Perusahaan sekuritas sudah memiliki sistem digital untuk pembukaan rekening. Calon nasabah hanya perlu mempersiapkan KTP plus NPWP, mengisi formulir secara daring, mengunggah hasil pindai KTP serta berswafoto dengan KTP. Dalam beberapa hari, rekening efek sudah siap digunakan.
Setiap investor akan mendapatkan nomor single investor identification (SID). Nomor ini berlaku untuk setiap transaksi di pasar modal, baik transaksi saham, obligasi, maupun reksa dana.
Saat masuk ke laman pendaftaran e-IPO, siapkan alamat e-mail dan nomor SID. Dalam beberapa jam, akun e-IPO akan terverifikasi. Akun e-IPO akan langsung terhubung dengan akun rekening efek.
Pada laman e-IPO juga terdapat jadwal calon emiten yang akan menawarkan sahamnya. Investor juga akan mendapatkan e-mail pemberitahuan jika ada emiten baru yang membuka penawaran saham.
Setelah ada saham yang ditaksir, masukkan dana ke rekening efek sesuai dengan jumlah pembelian saham. Pemesanan dapat dilakukan di laman pemesanan dalam beberapa klik saja.
Setelah penjatahan selesai, akan muncul notifikasi berupa informasi harga saham dan alokasi saham yang kita peroleh. Uang pembayaran saham akan langsung dipotong dari rekening efek.
Pada hari pertama pencatatan, saham yang dibeli akan muncul pada rekening efek investor. Jadi, tidak perlu antre atau tidak perlu joki lagi untuk mendapatkan saham favorit.