”Jakarta Bangkit” menjadi tema HUT Jakarta pada tahun ini. Sebagai kota terbesar di Indonesia, Jakarta memiliki peluang sekaligus tantangan terbesar untuk bangkit.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Untuk kedua kalinya, Hari Ulang Tahun DKI Jakarta dirayakan di tengah pandemi Covid-19. ”Jakarta Bangkit” menjadi tema HUT Jakarta pada tahun ini.
Sebagai kota terbesar di Indonesia, Jakarta memiliki peluang sekaligus tantangan terbesar untuk bangkit. Salah satu tantangan itu, kini, adalah hilangnya uang hampir Rp 40 triliun akibat pandemi Covid-19, seperti yang disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Jika menyusuri jalanan atau perkampungan di Jakarta, akibat pandemi itu makin terlihat jelas. Warga yang membaluri dirinya dengan cat perak atau kostum kusam boneka lucu untuk mencari nafkah makin sering ditemui di persimpangan jalan. Nelayan di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, kini juga tengah kesulitan mendapatkan ikan.
Semakin kerasnya hidup di Jakarta juga tecermin dalam statistik. Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta pada Februari 2021 merilis, jumlah penduduk miskin provinsi ini per September 2020 lebih dari 496.000 jiwa atau sekitar 4,69 persen dari total populasi. Ini berarti ada penambahan lebih dari 15.000 jiwa jika dibandingkan dengan Maret 2020.
Bertambahnya penduduk miskin ini terjadi di tengah ketimpangan yang relatif masih tinggi di Jakarta. Dalam skala 0-1, BPS mencatat rasio gini Jakarta tahun 2020 ada di posisi 0,4 atau lebih tinggi daripada rata-rata rasio gini nasional yang besarnya 0,385.
Pasal 34 Ayat (1) UUD 1945 mengamanatkan bahwa fakir miskin dan anak-anak telantar dipelihara oleh negara. Sejumlah upaya telah dilakukan Pemerintah Provinsi DKI untuk membantu warga miskin, misalnya lewat program bantuan sosial tunai, program rehabilitasi sosial, dan program pemberdayaan masyarakat.
Namun, sejumlah problem, seperti identitas diri atau tempat tinggal, membuat ada warga miskin yang kesulitan mengakses program-program tersebut. Di saat yang sama, anggaran yang disediakan pemerintah tentu juga terbatas.
Indonesia adalah negara paling dermawan di dunia tahun 2021.
Dalam kondisi ini, membuka dan mengoordinasikan partisipasi masyarakat yang lebih luas untuk membantu sesamanya menjadi jalan yang layak dipertimbangkan. Apalagi, masyarakat Indonesia terkenal dermawan. Charities Aid Foundation bahkan menempatkan Indonesia sebagai negara paling dermawan di dunia tahun 2021.
Tingginya minat masyarakat untuk saling membantu ini telah terlihat saat awal pandemi. Filantropi Indonesia mencatat, Rp 905 miliar dapat dikumpulkan berbagai pihak untuk mengatasi dampak pandemi mulai Maret sampai Juni 2020 (Kompas, 5/6/2021).
Sejumlah perusahaan juga tercatat telah dan pernah terlibat aktif dalam pembangunan Jakarta.
Transparansi dan profesionalisme dibutuhkan dalam membangun solidaritas ini. Keberhasilan membangun solidaritas ini tak hanya akan membuat lebih banyak warga miskin tertolong dan Jakarta menjadi kota yang makin nyaman, tetapi sekaligus membuka peluang lain yang lebih besar.