Jajak Pendapat Capres 2024
Sudah waktunya partai politik mencari dan menentukan kader yang mumpuni untuk masuk bursa calon presiden 2024, selain menaikkan elektabilitas partai politik itu sendiri.
Jajak pendapat Litbang Kompas yang dimuat pada 4 Mei 2021 tentang calon presiden 2024 cukup menarik untuk diperdalam. Pilpres memang masih lama sehingga nama-nama yang muncul dalam survei juga masih nama-nama lama, belum muncul tokoh-tokoh baru.
Masih berputar-putar pada Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Basuki Tjahaja Purnama, Sandiaga Uno, dan seterusnya. Partai politik pun masih adem-ayem belum menentukan pilihan.
Sebetulnya waktu tiga tahun tidaklah lama. Kalau tidak dipersiapkan dari sekarang, nantinya akan susah payah mendongkrak elektabilitas kader yang dicalonkan. Sudah waktunya partai politik mencari dan menentukan kader yang mumpuni untuk masuk bursa calon presiden 2024, selain menaikkan elektabilitas partai politik itu sendiri.
Buatlah syarat-syarat ketat. Untuk memimpin Indonesia yang plural, selain memenuhi persyaratan sesuai dengan undang-undang, diperlukan persyaratan lain.
1. Memiliki nilai wawasan kebangsaan tinggi agar mampu berdiri di atas semua golongan.
2. Mampu mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika dengan menyatukan pendapat, menciptakan toleransi, dan meniadakan diskriminasi antarsuku, agama, dan ras.
3. Mampu melindungi rakyat dari gangguan keamanan, seperti terorisme, radikalisme, dan kriminalitas.
4. Mampu meningkatkan pendapatan per kapita.
5. Mampu menciptakan keadilan sosial di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, ataupun sarana dan prasarana. Tidak hanya di Jawa, tetapi di seluruh Indonesia.
6. Mampu mengatasi bencana alam atau non-alam.
Partai politik tentunya bisa melihat siapa kader yang kira-kira memenuhi syarat.
Kompas dalam jajak pendapat tidak menyebutkan kualifikasi peserta angket, bagaimana tingkat pendidikan, usia, dan pekerjaannya? Apakah hasil survei ini bisa mewakili masyarakat pada umumnya?
Semoga jajak pendapat ke depan, selain bisa menjangkau responden yang lebih luas, juga dapat lebih produktif dalam memunculkan wajah-wajah baru. Tentunya yang memenuhi kriteria dengan elektabilitas tinggi pula.
Semoga rakyat jadi punya lebih banyak pilihan.
Ir Lie Gan Yong
Jalan Balai Pustaka IV, Rawamangun, Jakarta Pusat
Mudik
Sebenarnya urusan mudik sudah satu bulan lewat, tetapi sekarang menjadi relevan karena ada kenaikan kasus positif Covid-19. Bisa jadi ini gara-gara banyak yang melanggar larangan mudik.
Semoga pengalaman saya menjadi pengingat bahwa larangan mudik tidak hanya berlangsung saat kita prihatin pandemi, saat ini.
Sekitar 75 tahun yang lalu, saya bersama beberapa teman juga pernah dicegah mudik. Bukan karena pandemi, melainkan karena sedang perang kemerdekaan.
Kami asli Semarang, menjadi siswa Sekolah Guru Puteri Yogyakarta dan tinggal di asrama. Sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945, libur kami masih bisa pulang ke Semarang.
Sesudah proklamasi, keadaan tidak aman, ada pertempuran. Kemudian Belanda masuk mendirikan pemerintahan NICA (Netherlands Indies Civil Administration). Militer Belanda di mana-mana.
Kami ingin pulang menengok bapak ibu dan adik, tetapi dicegah oleh saudara. ”Kalau kamu nekat masuk Semarang, berbahaya lho.”
Kami pun takut. Maka, hingga tiga kali Lebaran kami tidak bisa bersama keluarga, yaitu tahun 1946, 1947, dan 1948.
Pada awal 1949, dinas sosial mau menerima pengungsi yang kembali ke Semarang, jadi kami bisa ikut.
Demikian kisah tentang keinginan mudik, tetapi terhalang perang 1945–1949.
Ada juga tiga teman yang berani, mereka nekat menyusup masuk kota. Ternyata mereka kemudian tertangkap dan dimasukkan ke penjara wanita di Bulu.
Titi Supratignyo
Bendan Ngisor, Gajah Mungkur, Kota Semarang
Tabungan Dibobol
Pada 21 Mei 2021, saya membuat pengaduan ke Reskrimsus Polda Jateng bernomor STPA/297/V/2021. Saya melaporkan pembobolan rekening saya di tabungan Jenius Bank BTPN.
Kronologi sebagai berikut. Pada 20 Mei 2021, pukul 10.37, saya menerima telepon dari orang yang mengaku CS tabungan Jenius Bank BTPN. Ia hendak mengganti ATM saya dengan kartu ATM baru.
Saya tidak sedikit pun curiga, tidak sempat memperhatikan bahwa nomor tersebut bukan dari call center Bank BTPN. Nomornya 0814 6111 1300.
Penelepon sangat meyakinkan dan memaparkan data pribadi saya dengan benar. Ia meminta tiga digit angka terakhir dan tanggal kedaluwarsa kartu ATM.
Di tengah kesibukan kerja, saya memberikan yang diminta penelepon.
Sebelum telepon ditutup, ia meminta kode OTP 900385 yang masuk ke dalam SMS HP saya. Langsung saya berikan, suatu hal yang kemudian saya sadari sebagai kekeliruan.
Begitu sadar saya salah, saya langsung mengakses akun Jenius BTPN di telepon seluler saya, ternyata tidak bisa dibuka. Saya mengonfirmasi Bank BTPN, ternyata tidak pernah meminta untuk mengganti ATM.
Selanjutnya saya meminta print out rekening, ternyata telah terjadi tiga kali penarikan. Pada 20/5/2021 pukul 10.50 transfer Rp 50 juta ke rekening atas nama Yuda Ganesa, 001643977014, ada di Bukalapak. Pada 20/5/2021 pukul 10.53 pembayaran Rp 50 juta ke virtual account Bukalapak atas nama Doni1.
Pada 20/5/2021 pukul 10.55 pembayaran Rp 1,5 juta, ke virtual account HP 0859 6054 6581 atas nama Rintis 812277.
Total Rp 101.500.000 dicuri dari rekening saya, dalam waktu kurang dari 10 menit. Dari investigasi, baru diketahui bahwa 0814 6111 1300 menelepon dari Palembang.
Saya sepenuhnya menyadari bahwa ini karena kekuranghati-hatian saya, di samping kelihaian komplotan penipu tersebut. Namun, tindak kejahatan ini harus dihentikan agar tidak menimpa warga masyarakat lain.
Bersama surat ini saya secara khusus meminta Bapak Kapolda Jawa Tengah bersama jajaran Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk bisa mengungkap kejahatan ini.
Kepada Bank BTPN, saya mohon untuk memperkuat sistem perbankan online agar kejadian ini semakin bisa diminimalkan. Misalnya, menambah langkah konfirmasi dan notifikasi atau tracking lokasi apabila penarikan tidak di tempat domisili.
Kepada Bukalapak, saya mohon dapat membantu pihak kepolisian untuk melacak akun penipu tersebut mengingat ada dua akun Bukalapak yang disalahgunakan.
Diana
Banyumanik, Semarang
Ganti Oli
Pada 15 April 2021, saya mengganti oli unit Avanza lengkap: mesin, gardan, matic, di Astra Shop n Drive Wiyung Surabaya, pada km 80.300.
Satu bulan kemudian, 15 Mei 2021, mobil mulai dirasa tidak nyaman. Dari beberapa pemeriksaan di rekanan bengkel resmi diindikasikan ada masalah pada transmisi matic karena salah prosedural saat penggantian. Km saat ini pada posisi 80.700.
Ketika penggantian oli, saya sudah sampaikan agar flushing total dengan mesin, tetapi mekanik menyampaikan unit masih bersih dan cukup di-drip menggunakan corong yang sangat keruh.
Kondisi mobil saat ini mati total, perlu diderek ke bengkel. Menurut hasil pemeriksaan dua bengkel resmi, diduga karena misprosedural saat penggantian oli matic.
Saya sudah mengirim surel sejak 15 Juni 2021, tetapi hingga surat ini ditulis pada 20 Juni belum ada kejelasan dari Astra Shop n Drive.
Irawan V
Jalan Wisma Tropodo, Waru, Sidoarjo 61256
Tiang Miring
Mohon perhatian pihak yang berwenang, ada tiang telepon yang dalam kondisi miring. Lokasi tiang di trotoar depan Ruko Kranggan Permai, seberang Cibubur Plaza, Jalan Transyogi (Alternatif Cibubur).
Kondisi tiang ini membahayakan pengguna jalan, kendaraan bermotor, ataupun angkutan umum yang sering berhenti di depannya.
Vita Priyambada
Kompleks Perhubungan, Jakarta 13620