Lonjakan kasus positif Covid-19 di sejumlah daerah di Jawa, berikut keterbatasan tempat perawatan di rumah sakit, membuat Jawa bisa dikategorikan darurat pandemi.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Informasi kedaruratan penanganan pandemi Covid-19 tersiar di seluruh provinsi di Jawa. Mulai dari yang paling barat, yakni Provinsi Banten, hingga Jawa Timur sebagai provinsi paling timur di Jawa.
Di Kota Tangerang, Banten, dinas kesehatan setempat melaporkan tambahan 79 kasus positif Covid-19 per Minggu (20/6/2021) sehingga menjadi 10.423 kasus positif. Hingga Minggu, ruang perawatan intensif (ICU) penuh. Sementara keterisian ruang perawatan reguler mencapai 93 persen dan Rumah Isolasi Terkonsentrasi (RIT) terisi 93,71 persen.
Hingga Minggu, ruang perawatan intensif (ICU) penuh. Sementara keterisian ruang perawatan reguler mencapai 93 persen.
Daerah Istimewa Yogyakarta juga mencatat rekor pertambahan kasus dalam sehari pada Sabtu (19/6/2021) mencapai 638 kasus baru, sekaligus angka tambahan tertinggi selama pandemi. Yang memprihatinkan, rekor sebelumnya terjadi tak berapa lama, yakni Kamis (17/6/2021), dengan 595 kasus baru.
Di Jatim, tersiar kabar banyak kasus positif baru sebagai akibat mobilitas warga, yang jauh-jauh hari diimbau dikurangi. Di Pasuruan, puluhan warga positif sepulang ziarah makam Wali Limo, dua warga di antaranya meninggal. Adapun di Kabupaten Malang, area Dusun Rowotrate, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing, ditutup sementara setelah lima warganya terkonfirmasi Covid-19. Diduga, pemicu penularan itu adalah hajatan pernikahan beberapa waktu lalu (Kompas, 19-20/6/2021).
Jawa merupakan pulau terpadat di Indonesia, bahkan di dunia, seperti diberitakan Kompas pada 19 April 2021. Merujuk data World Atlas tahun 2019, tiga dari sepuluh pulau berpenduduk terbanyak di dunia berada di Indonesia. Ketiga pulau itu meliputi Kalimantan di urutan ke-10 (mencakup pula populasi di Brunei dan Kalimantan, Malaysia), kemudian Sumatera di posisi kelima, dan Jawa di peringkat pertama.
Populasi penduduk Pulau Jawa pada 2019 mencapai 150,4 juta jiwa atau sekitar 56 persen dari total penduduk Indonesia sebanyak 266,19 juta jiwa di tahun yang sama. Kepadatan penduduk di Jawa mencapai 1.172 jiwa per kilometer persegi. Adapun data BPS, sesuai Sensus Penduduk 2020, hingga September 2020 tercatat 151,6 juta jiwa tinggal di Jawa.
Kondisi kepadatan ini membuat Jawa sebagai tolok ukur penanganan pandemi di Indonesia. Mampu mengatasi pandemi di Jawa, di atas kertas Indonesia bisa dikendalikan.
Yang membuat penanganan pandemi di Jawa makin pelik, sudah penduduknya padat, mobilitasnya susah dikendalikan. Larangan mudik Lebaran dari pemerintah terbukti tidak efektif meredam mobilitas warga. Celakanya lagi, mobilitas itu tidak diimbangi dengan disiplin warga menerapkan protokol kesehatan. Tak pelak, banyak aktivitas warga di lima provinsi di Jawa menjadi sumber penularan Covid-19.
Singkat kata, pandemi di Jawa menghadapi problem penanganan berlipat-lipat. Kepadatan, ditambah mobilitas tak terkendali, dan rendahnya kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan. Perlu langkah sangat serius guna mencegah Jawa terus berlanjut menjadi pusat penularan Covid-19.