Memilih Informasi Kesehatan
Di tengah banjir informasi di era digital, sangat penting bagi kita untuk memilih dan memilah informasi agar tidak termakan informasi bohong. Memilih sumber informasi yang benar adalah salah satu kuncinya.
Semasa pandemi Covid-19 ini terasa sekali pentingnya informasi kesehatan. Hampir setiap hari ada informasi baru yang menarik dan unik. Namun, amat disayangkan tidak semua informasi yang tersedia di media arus utama, seperti media cetak dan elektronik, ataupun media sosial dapat dipercaya.
Sering kali informasi yang menarik dan beredar cepat ternyata merupakan hoaks. Karena itu, sebagai seorang pensiunan guru, saya merasa harus memilih sumber informasi yang dapat dipercaya.
Saya berharap dapat terhindar dari informasi yang tidak tepat bahkan menyesatkan. Memang, di era kebebasan berpendapat, semua orang dapat memberikan pendapatnya meski tak mempunyai latar belakang bidang kesehatan.
Namun, ada juga fenomena yang menarik. Dokter sekalipun ada juga yang menyampaikan informasi yang kurang tepat. Namun, karena dia terkenal dan cara penyampaiannya yang menarik, dapat memengaruhi masyarakat.
Kita masih ingat bagaimana pro dan kontra masyarakat terhadap vaksin Covid-19. Sekarang setelah hampir 20 juta orang divaksinasi, kontroversi mengenai vaksin Covid-19 mulai berkurang. Masyarakat mulai merasa percaya pada vaksin Covid-19 dan berbondong-bondong menjalani vaksinasi Covid-19.
Sebagai orang awam di bidang kesehatan, saya ingin mendapat penjelasan bagaimana cara agar kami dapat memperoleh informasi kesehatan yang dapat dipercaya dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang kurang tepat bahkan menyesatkan.
Saya sekarang sudah berusia 66 tahun dan istri saya 63 tahun. Salah satu kepedulian kami adalah bagaimana kami dapat hidup sehat di usia lanjut ini. Istri saya cenderung mudah percaya pada berbagai informasi bahkan iklan yang ditawarkan untuk menjaga kesehatan. Dia banyak mengonsumsi vitamin, suplemen, dan berbagai jamu untuk menjaga kesehatannya. Pengeluarannya untuk obat-obat tersebut mencapai lebih dari sejuta rupiah sebulan. Meski anak-anak kami selalu membantu membelikan, saya sering merasa bahwa pengeluarannya untuk vitamin dan suplemen terlalu boros. Setahu saya, kebutuhan vitamin dan suplemen tidaklah terlalu besar karena pada umumnya vitamin serta suplemen tersebut ada pada makanan kita sehari-hari.
Saya sebagai orang awam ingin mendapat penjelasan bagaimana caranya agar mendapat informasi yang benar mengenai kesehatan. Adakah sumber informasi yang dapat saya ikuti secara gratis? Apakah Kementerian Kesehatan atau Ikatan Dokter Indonesia mempunyai sumber informasi kesehatan yang dapat diakses masyarakat?
Setahu saya, surat kabar dan majalah yang profesional mempunyai redaksi kesehatan yang dapat memilihkan berita yang bermanfaat bagi pembacanya. Namun, sekarang banyak surat kabar yang mempunyai ruang daring yang menurut pendapat saya unggahan di ruang tersebut kurang disaring seperti pada media cetak.
Saya tahu bahwa unggahan tersebut pendapat pribadi, tetapi bagi kami orang awam sukar membedakan apakah pendapat tersebut benar atau kurang benar. Mohon penjelasan Dokter cara memilih sumber informasi kesehatan dan bagaimana caranya. Jika kita ragu terhadap informasi kesehatan yang ada, kepada siapa kita dapat meminta pendapat? Terima kasih atas penjelasan Dokter.
M di J
Anda benar, informasi kesehatan sekarang tersedia banyak sekali. Banyak yang menarik tetapi kurang tepat. Saya setuju bahwa setiap anggota masyarakat perlu memahami bagaimana memilih informasi kesehatan yang benar.
Di kalangan kedokteran terdapat kesepakatan bahwa tenaga kesehatan mengutamakan evidence-based medicine (kedokteran yang berbasis bukti) yang pada umumnya didapat berdasarkan penelitian. Karena itulah, penelitian dalam bidang kedokteran dan kesehatan berkembang pesat serta dapat mengubah pandangan dan layanan dalam bidang kedokteran.
Contoh sederhana di tahun 1960-an biasanya pasien dirawat di rumah sakit dalam waktu yang lama. Lama perawatan mingguan bahkan sampai berbulan-bulan. Sekarang, didapatkan bukti bahwa lama perawatan perlu dipersingkat, jika pasien tidak memerlukan tindakan khusus boleh pulang dan dirawat di rumah. Risiko terkena infeksi di rumah sakit ternyata cukup besar sehingga akan lebih baik apabila pasien dirawat di rumah daripada di rumah sakit. Di banyak negara, lama perawatan di rumah sakit rata-rata hanya tiga hari untuk menghindari tertular infeksi di rumah sakit yang disebut infeksi nosokomial.
Dewasa ini semakin disadari pentingnya perilaku sehat dalam menjaga kesehatan. Media kita biasanya lebih senang memberitakan obat baru, tindakan operasi baru, tetapi masih kurang mengajak masyarakat untuk mengamalkan gaya hidup sehat. Masyarakat perlu memahami dengan rinci apa yang harus dilakukan untuk menerapkan gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat tersebut perlu diamalkan sejak anak-anak dan terus dipertahankan sampai usia lanjut. Kita perlu mengatur makan, berolahraga, tidur cukup, dan hidup optimis.
Pengamalan gaya hidup sehat dan bersih dapat menghindarkan kita dari berbagai penyakit kronis dan juga penyakit infeksi. Meski tidak perlu biaya yang mahal, menerapkan gaya hidup sehat secara konsisten tidaklah mudah. Banyak makanan lezat yang tidak sehat. Kita cenderung kurang bergerak dan berolahraga. Banyak yang tidurnya tak teratur dan banyak juga yang merasa hidupnya tidak tenang.
Informasi tentang gaya hidup sehat, bagaimana menjaga kesehatan pada bayi, anak, dewasa muda, serta usia lanjut dapat Anda ikuti pada informasi kesehatan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan pada topik kesehatan keluarga. Bahasan kesehatan keluarga tersebut berupa panduan dalam memelihara kesehatan keluarga, termasuk pemeliharaan kesehatan pada perempuan hamil, menyusui, dan menjaga tumbuh kembang anak. Pedomannya cukup rinci, mudah dimengerti, dan dilengkapi juga dengan gambar yang memudahkan pembaca mengerti bahasan yang dikemukakan. Buku pedoman tersebut disusun oleh para pakar di bidangnya, tetapi bahasa yang digunakan mudah dimengerti.
Selain pedoman menjaga kesehatan keluarga, Kementerian Kesehatan juga menerbitkan berbagai pedoman tentang penyakit-penyakit yang sering dijumpai di masyarakat, seperti hipertensi, jantung koroner, diabetes melitus, dan ganggguan jiwa. Pedoman tersebut amat membantu pasien dan keluarga dalam memelihara kesehatan, mencegah penyakit, dan juga membantu dalam pengendalian penyakit tersebut.
Jika ingin mendapat informasi yang lebih luas, Anda juga dapat mengikuti berbagai informasi dan pedoman yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Informasi WHO dikeluarkan setelah melalui saringan para pakar WHO.
Bagaimana dengan organisasi profesi kedokteran seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI)? IDI sering mengeluarkan rekomendasi mengenai masalah kesehatan, misalnya ajakan pada masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan dan ajakan untuk mengikuti imunisasi Covid-19.
IDI memantau berbagai isu kesehatan yang beredar di masyarakat dan jika perlu, mengeluarkan pendapat organisasi. Setiap dokter yang ingin mengemukakan pendapat dalam bidang kesehatan sebenarnya perlu memperhatikan prinsip kedokteran berbasis bukti dan memperhatikan etika kedokteran yang menghendaki dokter tidak mengiklankan diri untuk mencari popularitas. Dokter juga harus mempertanggungjawabkan pendapatnya dan tidak boleh terlalu cepat mengumumkan penemuan yang belum didukung oleh bukti yang sahih.
Memang tak mudah memantau dan mengawasi informasi kesehatan yang setiap hari mendatangi kita. Namun, jika Anda telah memahami informasi dari sumber yang berwenang, Anda akan lebih terlindung dari informasi yang menyesatkan. Semoga Anda bersama istri tetap sehat di usia lanjut.