Mari mengurangi beban pekerja garda depan dan di belakangnya. Menahan diri untuk tidak melanggar protokol kesehatan, tidak mengabaikan anjuran pemerintah, petugas, ataupun mengejek sesama yang mengingatkan.
Oleh
Zainoel B Biran
·2 menit baca
Bertahannya pandemi Covid-19 di Indonesia patut kita persoalkan. Kebebalan (maaf), keangkuhan, dan kekerasan kepala mereka yang mengabaikan protokol kesehatan dan anjuran pemerintah (di antaranya ”mudik”) membuat akhir pandemi semakin tak terprediksi.
Kita pun semakin ”lelah” dan ”tidak berdaya”, baik secara fisik, ekonomis, sosial, budaya, maupun psikologis. Kelelahan (fatigue) ini, jika tak diatasi, dapat menumbuhkan pesimisme dan berbagai reaksi emosional yang berdampak negatif dalam kehidupan banyak orang.
Surat Bung Aloysius Kristiawan, ”Di Belakang Garda Terdepan” (Kompas, 4/6/2021), patut kita renungkan. Penanganan Covid-19 tidak hanya melibatkan para tenaga medis, paramedis, tetapi juga pendukung kerja mereka. Kita juga tidak bisa melewatkan kontribusi para pemandi jenazah, petugas penguburan, pengemudi ambulans, dan keluarga mereka. Semua sama-sama rentan penularan.
Pemerintah pusat dan daerah serta sebagian warga masyarakat telah menunjukkan atensi dan upaya dalam menghadapi situasi ini. Hal ini akan semakin efektif jika semua upaya ditunjang ”gerak sosial” untuk menguatkan dan meluaskan dampak positif yang terbangun.
Bagi sebagian orang, bukankah kita baru saja berhasil dan merayakan kemenangan melewati bulan ”menahan diri”? Jangan abaikan dan jangan sia-siakan pemberian Tuhan yang sangat berharga ini.
Saya tidak tahu makna ”menahan diri” bagi tiap orang dan seberapa besar kesanggupan melakukannya. Namun, kita perlu mengingat bahwa selama ini sudah banyak orang yang berbuat bagi kepentingan kita, termasuk orang-orang yang Bung Aloysius dan saya sebut di atas.
Mereka, dengan berbagai cara, telah ”memberikan” diri—langsung ataupun tidak—untuk menjaga keselamatan kita semua dari terpaan pandemi. Tidakkah kita patut berterima kasih dan menghargai mereka?
Salah satu bentuk penghargaan kita adalah berupaya mengurangi beban kerja mereka. Menahan diri untuk tidak melanggar protokol kesehatan, mengabaikan anjuran pemerintah, mengabaikan petugas, mengejek sesama yang mengingatkan, dan sebagainya.
Tinggallah di rumah. Jika terpaksa ke luar rumah, terapkan protokol kesehatan. Tanggalkan egoisme.
Zainoel B Biran
Pengamat Sosial, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten