Investasi merupakan proses dan perjalanan. Banyak yang harus dipelajari sebelum berinvestasi. Lebih baik berinvestasi secara mandiri dengan keputusan sendiri ketimbang titip kepada orang lain yang memberi risiko tinggi.
Oleh
Joice Tauris Santi
·3 menit baca
Upaya penipuan dengan alasan investasi begitu beragam bentuknya. Salah satu yang marak adalah penipuan lewat tawaran titip investasi. Caranya, seseorang atau sekelompok orang menawarkan titip investasi melalui Whatsapp, Telegram, atau media sosial lainnya.
Mereka menerima titipan sejumlah uang untuk diinvestasikan atau di-trading-kan pada berbagai macam aset, seperti valuta asing atau mata uang kripto. Imbal hasil yang dijanjikan fantastis. Semakin tinggi dana yang dititipkan, semakin tinggi imbal hasil yang dijanjikan.
Di grup Telegram, sering terjadi ”penculikan” anggota grup. Misalnya, ketika seseorang masuk sebuah grup komunitas terkait investasi, seperti komunitas saham, mata uang kripto, atau lainnya, lalu tanpa sepengetahuan dan seizinnya, dimasukkan ke sebuah grup titip investasi lainnya oleh orang lain.
Untuk menambah keyakinan korban agar mau mengikuti ajakan titip investasi, sering kali grup-grup titip investasi tersebut mencatut nama orang atau nama komunitas.
Di dalam grup titip investasi tersebut sudah dikondisikan seolah-olah memiliki banyak anggota. Banyak pula orang yang menitipkan investasi kepada pengelola grup.
Untuk menambah keyakinan korban agar mau mengikuti ajakan titip investasi, sering kali grup-grup titip investasi tersebut mencatut nama orang atau nama komunitas, bahkan gambar orang lain yang sama sekali tidak berkaitan dengan kegiatan titip investasi tersebut.
Biasanya, nama orang atau komunitas yang dibajak adalah mereka yang memang sudah berkecimpung dalam bidang investasi. Foto dan nama Ekonom Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat, misalnya, pernah disalahgunakan orang tidak bertanggung jawab. Nama dan foto Budi Hikmat dibuat seolah-olah menerima titipan investasi dan menjanjikan hasil yang tinggi sekali.
Tidak sedikit orang yang tergiur untuk menitipkan uangnya dengan harapan akan kembali dalam jumlah berlipat. Ketika anggota baru mulai percaya, komplotan penipu mulai mengiming-imingi dengan janji manis. Beberapa bukti hasil transaksi yang sangat besar dan bukti transfer hasil transaksi diunggah di grup untuk menambah keyakinan anggota grup.
Lalu, anggota grup yang tertarik diminta memilih skema investasi. Biasanya dimulai dari Rp 1 juta dengan imbal hasil 1 persen, misalnya. Semakin tinggi dana yang dititipkan, semakin besar imbal hasil yang dijanjikan. Tidak sedikit yang menawarkan skema tertinggi, dengan titipan Rp 100 juta akan mendapat imbal hasil 100 persen pada hari berikutnya.
Anggota grup yang menyatakan berminat diminta mengirimkan uang sesuai skema penitipan yang dipilih. Kebanyakan, korban akan mencoba dulu skema titipan yang paling kecil. Selama satu atau dua hari, investasi berjalan lancar. Kemudian korban diajak mencoba skema yang lebih besar.
Ada pula pengelola grup yang langsung kabur dan menendang anggota yang baru saja menyerahkan dana. Ketika sudah menyerahkan dana titipan dalam jumlah lebih besar, dengan enteng pengelola grup mengatakan mereka merugi dan akibatnya dana titipan hilang.
Grup-grup titip investasi seperti ini ujung-ujungnya membawa kabur dana titipan. Melacak mereka pun akan sulit. Mereka dengan mudah berganti nama dan grup.
Agar orang tidak mudah melihat profil kita, lalu seenaknya menjebloskan ke sebuah grup tanpa izin, kita perlu melindungi data pribadi melalui pengaturan privasi. Selain itu, ketika dimasukkan ke grup titip investasi, kita bisa melaporkan dan memblok grup tersebut agar tidak memakan korban baru.
Investasi merupakan proses dan perjalanan. Banyak yang harus dipelajari sebelum berinvestasi. Lebih baik berinvestasi secara mandiri dengan keputusan sendiri ketimbang titip kepada orang lain yang memberi risiko tinggi.