logo Kompas.id
OpiniHati-hati Politik Sejarah
Iklan

Hati-hati Politik Sejarah

Sejarah dapat kehilangan kebijakan ketika penguasa sengaja atau lalai membuat kekeliruan atau kesesatan (”fallacies”) dalam periwayatan sejarah.

Oleh
Azyumardi Azra
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/5zGPqonQfg9rADEZvovpud0dzd8=/1024x1324/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F09%2Fkompas_tark_26493041_53_1_1538021282.jpeg
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Azyumardi Azra

”When the past speaks it always speaks as an oracle; only if you are an architect of the future and know the present will you understand it” (Friedrich Nietzsche, On the Advantage and Disadvantage of History for Life, 1874).

Sejarah menjadi gaduh. Atau periwayatan sejarah yang membuat gaduh masyarakat. Kegaduhan soal ini cenderung cepat eskalatif karena terkait kekuasaan politik, kementerian/lembaga, dan birokrasi pemerintah. Publik memandang sumber masalah adalah ”politik sejarah” pemerintah dengan menampilkan ”sejarah” problematis.

Editor:
Antony Lee
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000