Pada pertemuan tahun 2019, Sidang Umum PBB menetapkan 2021 sebagai Tahun Ekonomi Kreatif Internasional. Indonesia adalah sponsor utama usulan ini.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Indonesia mengusulkan tema tersebut untuk memberi pengakuan peran ekonomi kreatif bagi pembangunan. Tahun Ekonomi Kreatif Internasional untuk Pembangunan Berkelanjutan diharapkan mempromosikan pertumbuhan ekonomi lestari dan inklusif, mendorong inovasi, membuka peluang, memberi keuntungan, dan memberdayakan semuanya. Pengembangan ekonomi kreatif juga diharapkan mengungkit penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Tahun Ekonomi Kreatif Internasional juga diharapkan mengidentifikasi kebutuhan dukungan pada negara berkembang dan negara-negara dengan ekonomi yang bertransisi, yakni yang sedang mendiversifikasi ekspor, yang di dalamnya ada produk-produk lestari dan produk-produk kreatif. Negara-negara itu diharapkan mau meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, berbagi pengalaman, mempromosikan kerja sama, dan meningkatkan kesadaran ekonomi kreatif.
Kita tentu mempertanyakan ke dalam negeri, apa yang sudah dilakukan Indonesia? Sebagai negara pengusul seharusnya kita bisa berbuat lebih dibandingkan negara lain. Namun, sejauh ini publik kurang tergerak dengan pencanangan Tahun Ekonomi Kreatif Internasional ini. Tahun ini merupakan momentum untuk menggerakkan kembali ekonomi kreatif yang sudah lama dikembangkan banyak kalangan.
Kita juga ingin mengetahui langkah-langkah pemerintah dan warga untuk menjadikan ekonomi kreatif sebagai alat diplomasi di panggung global. Keragaman ekonomi kreatif Indonesia sangat berpotensi untuk menjadikan kita unggul dalam diplomasi, tetapi sepertinya kita masih belum sejajar dengan beberapa negara.
Belajar dari negara lain, seperti Korea Selatan dan India, riset menjadi tumpuan saat mengangkat produk unggulan ekonomi kreatif ke pentas dunia. Bertahun-tahun mereka mencari dan menemukan produk unggulan mereka melalui riset. Intinya, mengangkat produk ekonomi kreatif ke dalam diplomasi bukan pekerjaan semalam.
Orkestrasi untuk mengangkat produk ekonomi kreatif sebagai salah satu identitas Indonesia di forum dunia juga membutuhkan keterampilan tersendiri. Berdasarkan pengalaman negara lain, tidak bisa semua produk ekonomi kreatif itu diangkat secara bersamaan.
Mereka memilih salah satu produk sebagai ikon utama, produk lain mengikuti. Beberapa produk Indonesia telah dikenal di dunia, mulai dari batik, kain ikat, mode, nasi goreng, rendang, hingga rawon. Kita perlu memilih satu produk yang dengan tenaga sepenuhnya didorong agar menjadi ikon Indonesia.
Kita mengenal Korsel dengan K-Pop, India dengan desain dan warna-warni yang khas, juga Thailand dan Vietnam dengan kulinernya. Negara-negara itu gagah di panggung internasional bukan karena senjata dan kemampuan berperang, melainkan karena kekuatan ekonomi kreatifnya.