logo Kompas.id
OpiniUniversalisme Nasional Sang...
Iklan

Universalisme Nasional Sang Garuda

Bagi orang Indonesia yang tengah disadarkannya menjadi bangsa ini, ideal normatif abstrak tidaklah cukup. Harus dilokalkan, didagingkan di dalam rumusan yang mencerminkan pandangan dunia bangsa.

Oleh
Jean Couteau
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/kddj0zgPYryotcXoJ5kMM3EJaeQ=/1024x1444/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2F20210424-UDAR-RASA-H10_web_1619252134.jpg

Waktu saya masih baru tinggal di Indonesia dan mulai menguasai bahasanya, saya sering ’kesel’ mendengar setiap saat istilah ’bangsa’, ’Pancasila’ dan semboyan-semboyan terkait: saya masih bodoh. Maklum, saya lahir ketika horor-horor nasionalisme Perang Dunia Kedua masih hadir di benak lingkungan hidup keluarga saya.

Acuan pada bangsa, zaman itu, adalah sesuatu yang menakutkan dan saya belum tahu bahwa konsep nasionalisme Indonesia berbeda, bertujuan membangun ”kebersamaan” dalam negeri, bukan permusuhan terhadap orang luar. Alhasil, saya percaya bahwa prinsip-prinsip universalisme Perancis, bila ditegakkan, adalah cukup untuk menghasilkan dunia yang damai dan sejahtera. Kini saya menyadari bahwa lebih rumit dari itu. Khususnya di Indonesia. Mari kita lihat.

Editor:
Mohammad Hilmi Faiq
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000