Oleh karena THR merupakan tambahan pendapatan ekstra di samping pendapatan rutin bulanan, diperlukan perencanaan untuk mengelola THR agar bermanfaat dan tidak hanya “numpang lewat”.
Oleh
DEDI SETIAWAN Otoritas Jasa Keuangan
·4 menit baca
Momen hari raya Idul Fitri kali ini tidak jauh berbeda dibandingkan dengan tahun lalu, masih dalam situasi pandemi dengan pembatasan sosial. Ini membuat suasana Lebaran yang biasanya digunakan sebagai ajang berkumpul bersama keluarga besar menjadi berbeda.
Tanpa mengurangi makna Lebaran di situasi pandemi, salah satu hal yang ditunggu bagi para karyawan atau pekerja adalah pembagian tunjangan hari raya (THR). Oleh karena THR merupakan tambahan pendapatan ekstra di samping pendapatan rutin bulanan, diperlukan perencanaan untuk mengelola THR agar bermanfaat dan tidak hanya ”numpang lewat”.
Kita dapat menghitung perkiraan jumlah THR dan setelahnya bisa disusun skala prioritas agar THR dapat bermanfaat secara maksimal, di antaranya, seperti berikut.
1. Zakat dan sedekah
Setelah mendapat THR, jangan lupa untuk memprioritaskan berbagi THR kepada orang yang bekerja dengan kita, seperti asisten rumah tangga, sopir, petugas keamanan dan kebersihan. Berbagi dengan orang terdekat seperti orangtua dan sanak saudara juga diperlukan.
Sebagai umat Muslim diwajibkan untuk membersihkan harta dengan menyisihkan sebagian penghasilan melalui zakat fitrah dan penghasilan. Selain itu, tidak lupa untuk bersedekah kepada orang yang kurang beruntung dan membutuhkan uluran tangan kita, mengingat banyak orang yang terdampak dari berkurangnya penghasilan atau hilangnya pekerjaan karena Covid-19.
2. Utang konsumtif
Pelajaran penting yang didapat dari pandemi adalah kita tidak bisa memprediksi kejadian yang akan terjadi pada masa mendatang, kita perlu menyiapkan diri terhadap ketidakpastian tersebut. Salah satu caranya dengan mengurangi dan atau melunasi utang konsumtif agar hidup lebih tenang tanpa diganggu beban utang yang dapat memengaruhi arus kas bulanan yang akhirnya memengaruhi investasi guna mencapai tujuan finansial.
Contohnya tagihan kartu kredit dengan prinsip bunga berbunga yang bila tidak segera dilunasi akan menggulung hingga ke masa mendatang. Kemudian juga pinjaman daring atau pinjaman lain yang berbunga tinggi.
Diharapkan dengan adanya THR dapat mengurangi atau bahkan melunasi beban utang konsumtif sehingga terdapat anggaran lebih untuk investasi dalam rangka meraih tujuan keuangan. Penyebab susahnya berinvestasi salah satunya disebabkan oleh banyaknya utang, terutama utang konsumtif.
3. Kebutuhan Lebaran
Mengingat hari Lebaran merupakan hari spesial yang biasanya diikuti dengan hal yang spesial, seperti menyiapkan berbagai makanan dan baju baru pada hari H.
Sebelum pandemi, biasanya orang akan mudik ke kampung halaman dan waktunya berkumpul bersama keluarga besar. Tentunya dibutuhkan anggaran khusus untuk mudik, mulai dari transportasi sampai memberikan sedekah kepada sanak saudara di kampung. Namun karena pandemi tahun ini kita tidak mudik maka anggaran untuk pulang kampung bisa dialihkan ke pos yang lain seperti membayar utang atau menambah pos untuk investasi.
Disaat COVID-19 yang membuat aktivitas sosial terbatas, maka sebagai ganti kunjungan secara fisik, kita bisa mengirimkan hantaran kepada keluarga atau orang yang kita kenal dekat. Membeli berbagai kebutuhan dan kebiasaan lebaran tentu boleh dilakukan asalkan disesuaikan dengan anggaran yang ada dan tidak menambah utang konsumtif baru yang nantinya akan mengganggu keuangan kita.
4. Dana darurat
Belajar dari situasi pandemi, kita tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi, dana darurat menjadi hal yang krusial untuk disiapkan. Sifat dana darurat sebagai dana cadangan bila terdapat pengeluaran yang tidak terduga, misalnya dana untuk perbaikan mobil, perbaikan gawai, mengalami musibah dan bencana alam, atau ketika ada biaya pengobatan yang tidak bisa ditutupi oleh asuransi.
Untuk itu, Sebagian anggaran THR dapat digunakan untuk dana darurat dan cocok ditempatkan pada produk keuangan yang mudah untuk diakses sewaktu-waktu bila dibutuhkan, seperti tabungan, deposito, dan reksa dana pasar uang. Bila sudah berkeluarga tentu dana darurat yang disiapkan lebih banyak jika dibanding lajang.
5. Investasi
Bila hal di atas sudah dianggarkan dan sebaiknya bujet THR tidak dihabiskan semuanya, tetapi bisa menyisihkan anggaran THR untuk investasi
Kita dapat mengecek kembali investasi yang kita miliki apakah sejauh ini masih sesuai target atau kurang dari ekspektasi. THR dapat dipakai untuk menambal ”bocor” target investasi ataupun menambah dana sehingga bisa melebihi target.
Dalam memilih produk investasi sebaiknya dilakukan berdasarkan tujuan keuangan, misalnya persiapan anak sekolah, DP rumah atau mobil, persiapan dana pensiun, dan lainnya. Untuk investasi jangka panjang, bisa melalui saham maupun reksa dana saham; untuk jangka menengah bisa melalui reksa dana pendapatan tetap atau obligasi; dan untuk jangka pendek bisa melalui reksa dana pasar uang.
Saat ini, investor di pasar modal dimanjakan dengan kemudahan untuk berinvestasi melalui berbagai platform daring dengan setoran yang sangat terjangkau. Dengan kemudahan ini diharapkan masyarakat dapat menjadikan investasi di keuangan sebagai sebuah kebiasaan.
Sebelum membeli produk keuangan, wajib untuk mengecek, apakah Lembaga jasa keuangan dan produknya sudah terdaftar di OJK. Hal itu bisa dilakukan melalui website OJK ojk.go.id ataupun kontak 157.
Jangan tergoda dengan iming-iming investasi yang menjanjikan imbal hasil yang sangat tinggi, tetapi ternyata masuk dalam perangkap investasi bodong yang saat ini marak, seperti yang disampaikan Satgas Waspada Investasi.
Dengan adanya rencana pengelolaan dan disiplin dalam eksekusinya, THR menjadi tambahan pendapatan yang bermanfaat dan membuat keuangan lebih sehat dan sejahtera.
Anda pun dapat merayakan hari raya dengan perasaan tenang.