Beberapa pekan ini, topik mata uang kripto menghangat. Kenaikan harganya yang tajam membuat publik penasaran dan tergiur untuk berinvestasi.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Salah satu faktor yang membuat mata uang seperti bitcoin, ethereum, dan dogecoin diminati investor adalah belakangan sejumlah perusahaan dan perseorangan mengakui mata uang ini sebagai alat pembayaran, seperti PayPal dan Tesla. Korporasi lainnya seperti Visa telah membuat pengumuman yang mengizinkan penyelesaian transaksi dengan menggunakan kripto.
Aksi korporasi dan pengakuan sejumlah pihak membuat kehadiran mata uang kripto makin kokoh.
Pekan lalu, perusahaan platform untuk perdagangan mata uang kripto Coinbase telah menawar saham perdana di Bursa Saham New York, Amerika Serikat. Belum lagi beberapa tokoh ternama mengakui keberadaan mata uang kripto. Aksi korporasi dan pengakuan sejumlah pihak membuat kehadiran mata uang kripto makin kokoh.
Akan tetapi, kripto masih area yang belum terpetakan karena faktor-faktor yang memengaruhi perubahan harga mata uang kripto tidak memiliki alasan fundamental yang kuat. Sejauh mana kenaikan harga mata uang kripto juga tidak bisa diprediksi. Sebagai contoh pada awal bulan lalu harga 1 dogecoin masih sekitar Rp 1.000, tetapi sekarang mencapai Rp 6.000 per koin.
Berbagai perkembangan mata uang kripto belakangan ini memunculkan ketegangan baru. Posisi bank sentral sejumlah negara yang masih menolak mata uang kripto sebagai alat transaksi berhadapan dengan kenyataan mata uang ini makin mendapat tempat di sejumlah kalangan dan korporasi.
Investor juga kini mulai melirik mata uang ini dan beberapa mulai beralih dari portofolio lama karena memiliki ekspektasi tertentu terhadap masa depan mata uang ini. Namun, kecemasan terhadap mata uang ini juga tak bisa disembunyikan. Publik yang kini mudah mendapat akses informasi tentang kripto juga mengalami ketegangan karena di satu sisi mendapat informasi imbal hasil yang besar sehingga ingin berbondong-bondong, tetapi faktanya uang mereka terbatas.
Tegangan tampak jelas di kalangan otoritas, korporasi, dan publik melihat perkembangan kripto. Kembali pada asumsi mata uang kripto berada di area yang tak terpetakan, maka semua pihak perlu cermat dan hati-hati merespons.
Literasi keuangan yang tidak memadai tetap menjadi bahaya laten yang bisa menjerumuskan publik pada problem lebih besar.
Kepentingan publik tetap perlu menjadi perhatian semua pihak. Menghadapi situasi ini, ada baiknya kita tetap mempertanyakan masalah mendasar di setiap gegap gempita tawaran investasi, yaitu literasi keuangan. Literasi keuangan yang tidak memadai tetap menjadi bahaya laten yang bisa menjerumuskan publik pada problem lebih besar.
Publik perlu diberi pemahaman secara intensif bahwa investasi mata uang kripto memang mempunyai potensi imbal hasil besar, tetapi risikonya sangat besar. Mata uang kripto sejauh ini bukan alat transaksi sah di wilayah NKRI. Mata uang ini baru sekadar komoditas. Pemahaman ini bisa menghindarkan publik dari masalah besar seperti penipuan yang mulai muncul di masyarakat karena ada yang melakukan aksi aji mumpung.