Euforia vaksin Nusantara terbentuk karena munculnya klaim-klaim yang mengatakan bahwa biaya pembuatannya murah, efektif, dan berlaku seumur hidup. Klaim-klaim itu bisa menjadi semacam pemberi harapan palsu.
Oleh
Gunawan Suryomurcito
·3 menit baca
Berita tentang pembuatan vaksin Nusantara di Rumah Sakit Karyadi, Semarang, Jawa Tenagh, disambut antusias. Memicu semangat dan kebanggaan nasional. Namun, jangan keburu senang. Mari kita pahami apa sebenarnya vaksin Nusantara itu.
Menurut ahli epidemiologi yang mengerti proses pengembangan vaksin, vaksin Nusantara dibuat dengan menggunakan sel dendritik. Sel ini diambil dari darah pasien yang dikembangkan menjadi vaksin autologous atau hanya berlaku bagi pasien tertentu itu saja.
Vaksin Nusantara tidak bisa dijadikan vaksin heterologous yang bersifat massal penggunaannya. Biaya pengolahannya pun relatif mahal karena membutuhkan ruang berpendingin, ruang steril, dan sebagainya sehingga tidak ekonomis jika hanya untuk seorang pasien. Perkiraan biaya pengembangan vaksin dari sel dendritik yang telah diterapkan untuk pengobatan kanker bisa mencapai Rp 250 juta per orang.
Euforia vaksin Nusantara terbentuk karena munculnya klaim-klaim yang mengatakan bahwa biaya pembuatannya murah, cukup 20 dollar AS, efektif, dan berlaku seumur hidup. Klaim-klaim itu tidak sesuai kenyataan dan bisa menjadi semacam pemberi harapan palsu.
Dari berbagai masukan para ahli, pemerintah seharusnya tegas menjelaskan kepada publik, apa sebenarnya vaksin Nusantara itu, kelebihan dan kekurangannya, serta bagaimana sebaiknya masyarakat menyikapinya. Jangan sampai sekadar menimbulkan euforia yang akan berujung pada kekecewaan.
GUNAWAN SURYOMURCITO
Pondok Indah, Jakarta Selatan
Apresiasi Vaksinasi
Berkali-kali Surat Kepada Redaksi Kompas memuat apresiasi masyarakat terhadap pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Saya setelah mengalaminya, sepakat dan bangga atas pelayanan pemerintah ini.
Awalnya kami mendapat berita via grup Whatsapp pada pertengahan Maret 2021 bahwa warga lansia Cinere, Depok, Jawa Barat, bisa mendaftar ke RS Puri Cinere untuk vaksinasi.
Setelah mendaftar, pada waktu yang ditentukan, 23 Maret 2021 pukul 07.30, saya dan istri datang ke RS Puri Cinere. Dengan menunjukkan KTP, petugas penerima memberi nomor urut 61 dan 62.
Kami dengan ramah diminta duduk di kursi yang sudah diatur sesuai protokol kesehatan. Sekitar pukul 08.30, kami dipanggil ke lantai IV untuk pengecekan suhu dan tekanan darah. Setelah itu kami ke ruang sebelahnya pukul 08.45, menjawab pertanyaan tentang kesehatan saat itu.
Selanjutnya data kami bawa ke ruang lain lagi. Di situ ada sekitar 10 meja siap melaksanakan penyuntikan. Kami disuntik pukul 09.44. Setelah itu diminta ke lantai V untuk observasi selama 30 menit, dengan disediakan teh dan kopi.
Sambil menunggu, dengan ramah petugas menanyakan satu per satu ihwal penyuntikan. Selama itu pula, ada dokter yang memberikan penjelasan bak kuliah lengkap dengan layar peraga, menjelaskan secara detail tentang tujuan vaksinasi Covid-19. Di akhir acara, kami menunggu panggilan untuk mendapat kartu vaksinasi Covid-19.
Kartu tidak hanya berisi nama, nomor KTP, dan tanggal vaksinasi, tetapi juga nama vaksin dan nomor batch-nya. Ada juga nomor dokter yang dapat dihubungi jika merasakan ada gejala ikutan pascavaksinasi. Pukul 09.45 kami pulang dengan gembira.
Semoga pelayanan masyarakat lainnya juga dapat meniru model layanan vaksinasi ini, mengikuti prosedur standar Kementerian Kesehatan. Bagi yang belum divaksin, segeralah ke tempat penyuntikan. Mari menyelamatkan diri sendiri dan mereka yang ada di sekitar kita.
HARDJONO
Jalan Tanimbar, Cinere Megapolitan, Depok
Alat Berat
Pembangunan di sebidang tanah di Jalan KS Tubun, RT 053 RW 011 Kelurahan Ngampilan, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta, mengganggu lingkungan. Rumah saya yang kebetulan bersebelahan merasakan betul getaran hebat dan suara bising luar biasa.
Gangguan mulai saya rasakan, Senin (1/3/2021). Sekitar pukul 10.30, terdengar suara tanah berdebam disertai getaran hebat. Rumah saya yang terbuat dari kayu berderak. Beberapa jendela kaca bergetar, layaknya gempa. Kamis (4/3/2021), getaran makin kuat dan durasinya lama.
Saya cek ke lokasi proyek, ternyata ada pengerjaan lahan menggunakan alat berat. Tidak ada sosialisasi sebelumnya. Ketua RT tidak mendapat informasi proyek itu. Menurut pekerja proyek, perizinan tidak lagi lewat RT.