Saya sampaikan apresiasi terbaik dan terima kasih yang tulus kepada para dokter dan tenaga kesehatan, juga penyelenggara vaksinasi dan pemerintah, yang telah melayani kami para warga lansia dengan sangat baik.
Oleh
Edurad Lukman
·3 menit baca
Sejak dimulainya vaksinasi Covid-19 di Indonesia, 13 Januari 2021, masyarakat semakin antusias mengikuti program ini. Memang, kalau dilihat secara nasional, program vaksinasi hingga minggu pertama Maret 2021 masih relatif terbatas, baru kelompok profesi atau kelompok usia tertentu di wilayah tertentu.
Tentu masih banyak kerja dan upaya yang harus dilakukan, mengingat banyaknya populasi dan luasnya negeri kita. Akan tetapi, secara bertahap, insya Allah akan menjangkau seluruh masyarakat di penjuru negeri.
Yang patut disyukuri, sebagaimana diutarakan dalam Tajuk Rencana Kompas, 9 Maret 2021, dengan judul ”Memenuhi Janji Vaksinasi”, dimulainya vaksinasi massal Covid-19 dosis pertama serta antusiasme masyarakat mengikuti program itu menjadi momentum positif untuk menyatukan harapan. Bahwa bersama kita bisa bangkit dari keterpurukan.
Saya sendiri, alhamdulillah, sudah divaksinasi Covid-19 untuk kelompok lansia. Saya mendapat pelayanan di lokasi Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan, 8 Maret 2021. Vaksinasi tersebut diselenggarakan oleh Siloam Hospitals TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Dokter dan tenaga kesehatan, yang umumnya berusia muda, dengan konsisten menerima, membantu, dan melayani kami para warga lansia dengan santun, ramah, serta sigap. Kami yang ”gagap teknologi” dituntun dengan sabar ketika mengisi formulir secara daring. Padahal, dalam sehari, ada ratusan orang yang harus dilayani. Mengharukan!
Oleh karena itu, saya sampaikan apresiasi terbaik dan terima kasih yang tulus kepada para dokter dan tenaga kesehatan, juga penyelenggara vaksinasi dan pemerintah secara keseluruhan, yang telah melayani kami para warga lansia dengan sangat baik.
Saya mendengar bahwa kualitas pelayanan yang saya alami sendiri itu tadi juga dirasakan di berbagai lokasi vaksinasi yang lain. Sekali lagi, banyak terima kasih untuk itu semua. Semoga ini menjadi semacam ”standar” di seluruh negeri. Tentu dengan menyadari bermacam situasi dan kondisi berbeda di berbagai lokasi.
Memang ada saja yang perlu diperbaiki, disempurnakan. Namun, seperti dalam Tajuk Rencana Kompas, 9 Maret 2021, langkah ini menguatkan trust (kepercayaan). Tidak hanya pada janji pemerintah untuk memberikan yang terbaik bagi rakyatnya dalam mengatasi pandemi Covid-19, tetapi juga menjadi modal untuk menyatukan dan membangun bangsa Indonesia seutuhnya.
EDUARD LUKMAN
Jalan Warga, RT 014 RW 003, Pejaten Barat,
Pasar Minggu, Jakarta 12510
Tanggapan BCA
Menanggapi keluhan Ibu Karina Eka Dewi S melalui Surat Pembaca di harian Kompas (Kamis, 18/3/2021) dengan judul ”Mediasi Tanpa Empati”, perkenankan kami berterima kasih atas perhatian dan kepercayaan Ibu kepada PT Bank Central Asia Tbk.
Sehubungan dengan permasalahan tersebut, dapat kami informasikan bahwa petugas BCA telah menghubungi nasabah pada hari itu juga (18/3/2021). Nasabah telah memahami penjelasan dari petugas kami.
Sekali lagi, kami mohon maaf atas kekurangnyamanan yang telah dialami. Kami sangat menghargai setiap keluhan serta berkomitmen untuk terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas layanan.
Susanti Nurmalawati
Senior Vice President PT Bank Central Asia TBK
Polisi Bahasa
Sebagai pencinta bahasa Indonesia dan rubrik ”Bahasa” di Kompas, saya merasa termasuk yang dikritik Ariel Heryanto melalui ”Analisis Budaya”-nya (Sabtu, 30/1/2021).
Saya ”pro” kepada ”bahasa Indonesia yang baik dan benar”; ”baik” dalam arti empan-mapan, sesuai forum tempat bahasa itu digunakan, ”benar” dalam arti sesuai dengan kaidah tata bahasa. Dalam ISO, ”linguistically proper”.
Kata Ariel, bahasa tumbuh dan berkembang secara alami. Namun, tidak berarti bahwa pertumbuhan dibiarkan semau-maunya. Bolehlah begitu, sepanjang terkait kosakata. Dalam hal kosakata, kita deskriptif; masyarakat pengguna bahasa adalah raja.
Akan tetapi, dalam hal tata bahasa, kita preskriptif; mengikuti resep yang diracik oleh para munsyi, ahli bahasa.
Dengan begitu, kita menjaga bahasa kita agar tidak berangsur-angsur jadi kacau dan menyulitkan komunikasi.