logo Kompas.id
OpiniAlasan Impor Pangan
Iklan

Alasan Impor Pangan

Lampung bisa menjadi contoh dengan kenaikan produksi padi 22,47 persen pada 2020 dibandingkan pada tahun sebelumnya. Lampung menjadi salah satu daerah surplus beras, bisa memasok kebutuhan daerah lain.

Oleh
Pangeran Toba P Hasibuan
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/g92hT3hT27dAd8xeue3mOQrKCh0=/1024x710/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F47632227-e552-469e-881b-1f6af79ad928_jpg.jpg
KOMPAS/KRISTI DWI UTAMI

Warga berjalan di sekitar tumpukan beras di Gudang Bulog Cabang Pekalongan, Desa Munjungagung, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa (23/3/2021). Hingga saat ini, sekitar 2.000 ton beras yang diimpor dari Vietnam, Thailand, dan India pada 2018 masih menumpuk di enam gudang milik Bulog Cabang Pekalongan, termasuk Gudang Bulog Munjungagung. Kondisi beras impor yang berusia hampir tiga tahun tersebut sudah mulai menguning, berdebu, dan bau apek.

Pada pembukaan Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan, Kamis (4/3/2021), Presiden Joko Widodo berharap masyarakat bisa menjadi konsumen setia produk lokal. Namun, kementerian di bawahnya justru akan mengimpor bahan pangan, beras, dan garam.

Kementerian Perdagangan berencana impor 1 juta ton beras pada 2021, padahal saat ini petani sedang panen raya.

Editor:
agnesaristiarini
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000