Lampung bisa menjadi contoh dengan kenaikan produksi padi 22,47 persen pada 2020 dibandingkan pada tahun sebelumnya. Lampung menjadi salah satu daerah surplus beras, bisa memasok kebutuhan daerah lain.
Oleh
Pangeran Toba P Hasibuan
·3 menit baca
Pada pembukaan Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan, Kamis (4/3/2021), Presiden Joko Widodo berharap masyarakat bisa menjadi konsumen setia produk lokal. Namun, kementerian di bawahnya justru akan mengimpor bahan pangan, beras, dan garam.
Kementerian Perdagangan berencana impor 1 juta ton beras pada 2021, padahal saat ini petani sedang panen raya.
Menurut Menteri Perdagangan, tujuan impor untuk menjaga harga beras di pasaran. Sementara Direktur Bulog mengatakan, saat ini Bulog masih memiliki 275.811 ton beras impor 2018 yang tidak terpakai.
Syukurlah, pada rapat Komisi IV bersama Menteri Pertanian disimpulkan bahwa Komisi IV DPR menolak rencana impor beras itu (Kompas, 19/3/2021).
Batalnya rencana impor beras harus diikuti langkah kementerian terkait untuk semakin meningkatkan produksi padi. Lampung bisa menjadi contoh dengan kenaikan produksi padi 22,47 persen pada 2020 dibandingkan pada tahun sebelumnya. Lampung menjadi salah satu daerah surplus beras, bisa memasok kebutuhan daerah lain.
Kementerian Kelautan dan Perikanan juga berencana mengimpor 3 juta ton garam pada 2021 ini. Padahal, stok garam melimpah tidak terserap pasar (Kompas, 16/3/2021). Menurut juru bicara Menteri Kelautan dan Perikanan, harga garam impor jauh lebih murah daripada harga garam lokal.
Sungguh kebijakan yang tidak berpihak kepada nasib petani garam. Bukannya membuat kajian agar produk garam rakyat bisa kompetitif dengan garam impor, mencari langkah inovasi atau perbaikan yang bisa dilakukan.
Indonesia adalah negara kedua dengan garis pantai terpanjang di dunia, potensi besar untuk produksi garam. Mengapa ini tidak menjadi titik perhatian? Mestinya kita menargetkan menjadi produsen garam dunia.
Seorang pejabat pemerintahan mengatakan, persoalan impor adalah hal yang biasa. Benar, impor adalah hal yang biasa dalam perdagangan. Namun, jika impor dilakukan saat produk lokal kita masih mencukupi, berarti tidak menghargai kemandirian pangan.
Kebijakan impor pangan seharusnya pilihan terakhir jika produksi lokal tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Kembangkan lumbung pangan lokal untuk kesejahteraan para petani kita.
PANGERAN TOBA P HASIBUAN
Sei Bengawan, Medan 20121
Jasa Perawat
Tanggal 17 Maret diperingati sebagai Hari Perawat Nasional. Pengingat dedikasi tinggi mereka dalam menjalankan baktinya untuk masyarakat, terutama dalam satu tahun pandemi Covid-19 ini.
Para perawat adalah garda terdepan menangani pasien terpapar Covid-19. Mereka rela berjam-jam mengenakan pakaian alat pelindung diri, kelelahan, hingga tidak sedikit dari mereka ikut terpapar dan sebagian meninggal.
Seharusnya penghargaan tidak hanya secara lisan dengan mengucapkan selamat Hari Perawat, tetapi juga memberikan jaminan kehidupan yang layak kepada mereka.
WENING CAHYANI
Klaten, Jawa Tengah
Tuberkulosis
Penyakit tuberkulosis (TB) menjadi salah satu penyakit paling mematikan di Indonesia. Namun, saat pandemi Covid-19, TB seolah terabaikan.
Kuman TB ditularkan melalui percikan dahak penderita. Kuman TB menyerang pelbagai organ tubuh.
Penularan TB dapat dikurangi dengan memakai masker di keramaian, menutup mulut dan hidung dengan tisu atau lengan ketika batuk atau bersin, dan pola hidup sehat.
Sebagai penyintas TB, saya pernah dijauhi di lingkungan kerja meskipun pengobatan sedang berlangsung. Pengobatan TB membutuhkan waktu berbulan-bulan, kesabaran, dan ketekunan minum obat secara teratur tanpa putus.
Penyintas TB perlu waspada dan hati-hati saat pandemi ini. Selamat Hari Tuberkulosis Sedunia 24 Maret.