Seniman bernama Mike Winkelmann menjual karyanya senilai 69,3 juta dollar AS sebagai NFT. Peristiwa ini menggugah orang dan mereka makin familiar dengan kehadiran NFT atau ”non-fungiable token”.
Oleh
Andreas Maryoto
·4 menit baca
Seorang seniman bernama Mike Winkelmann atau yang di dunia seni digital lebih dikenal dengan nama Beeple tidak pernah bisa menjual karyanya di atas 100 dollar AS untuk satu karyanya hingga akhir tahun lalu. Pekan lalu, melalui balai lelang Christie dan dengan menggunakan teknologi token kripto, ia berhasil menjual karya dengan nilai 69,3 juta dollar AS.
Peristiwa ini menggugah orang dan mereka makin familiar dengan kehadiran non-fungiable token (NFT) atau token yang unik dan tidak bisa dipecah menjadi satuan-satuan kecil sehingga hanya bisa diperjualbelikan secara keseluruhan. Token ini bersifat unik alias hanya satu di dunia dan ditautkan ke dalam sistem teknologi rantai blok (blockchain) sehingga orang tidak mungkin mencuri. Token berada di sistem buku besar yang transparan sehingga ketika beralih kepemilikannya bakal diketahui.
Umumnya NFT dibangun di rantai blok Ethereum yang di dalamnya ada mata uang kripto bernama Ether. Mata uang ini menempati kapitalisasi pasar kedua terbesar di dunia setelah Bitcoin. Di dalam rantai blok ini, semua aset digital bisa ditokenkan sehingga memunculkan produk-produk unik, seperti karya seni rupa, komik, kata mutiara, video, dan musik. Untuk menikmatinya, digunakanlah token itu.
Pertama kali Ethereum dan NFT muncul di pasar pada tahun 2015. Awalnya NFT lebih banyak digunakan di industri gim. Awal tahun ini, NFT makin banyak diperbincangkan karena beberapa karya seni atau cuitan di Twitter diperjualkan dengan token ini. Salah satunya adalah cuitan pertama CEO Twitter Jack Dorsey. Cuitan pada 22 Maret 2006 berbunyi ”just setting up my twttr” itu laku hingga 2,5 juta dollar AS.
Sepintas dengan melihat sejumlah perkembangan penggunaan NFT, maka industri yang paling akan terkena disrupsi adalah industri seni. Jenis seni apa pun. Kepemilikan fisik akan berkurang. Karya-karya seni digital akan banyak dihargai dan dikoleksi. Salah satu keuntungan penggunaan NFT adalah karya seni tidak lagi membutuhkan bentuk fisik dan ruang fisik untuk menyimpan. Oleh karena itu, seniman konvensional harus mulai masuk ke dunia token kripto ini.
Seorang penyanyi bisa menjual langsung karyanya ketika suara itu didigitalkan kemudian ditokenkan. Seorang sastrawan bisa menjual langsung cerpen, novel, atau puisi. Seorang komikus bisa menjual langsung tanpa perantara ketika ia mendigitalkan karyanya dan menokenkan karya itu.
Jasa perantara makin tidak dibutuhkan. Pelelangan seperti karya Beeple ini mungkin untuk saat ini masih dibutuhkan, tetapi ke depan karena teknologi rantai blok sangat transparan, maka tidak lagi membutuhkan jasa perantara.
Sejumlah orang pasti akan sangsi dengan perkembangan ini. Tidak sedikit di antara seniman yang cuek dan juga mungkin malah resisten dengan dunia digital ini. Penolakan adalah hal biasa dan sudah sering terjadi ketika teknologi, terkhusus teknologi digital, hadir.
Akan tetapi, mereka yang resisten akan tumbang dan makin sempit wilayahnya. Kita bisa melihat kini produk seni digital makin mendapat tempat di pasar. Orang mau membeli seperti karya Beeple yang dalam kurs rupiah bisa mencapai Rp 1 triliun.
Kurator mungkin masih dibutuhkan karena sebuah karya butuh narasi, baik tentang si seniman maupun karyanya. Kuratorlah yang akan membingkai karya-karya para seniman kemudian memperkenalkan kepada publik.
Profesi ini sepertinya masih akan dibutuhkan di tengah digitalisasi yang semakin masif di berbagai sisi kehidupan. Profesi dengan keahlian yang tidak bisa digantikan oleh teknologi digital masih akan hidup terus.
Kebutuhan ruang pamer dan ruang konser juga akan makin berkurang. Seniman-seniman yang masuk ke dalam dunia digital tidak perlu lagi ruang untuk pameran dan pentas fisik. Mereka bisa memamerkan karya-karya digital di platform dan juga di galeri virtual. Mereka bisa tampil di berbagai platform digital tanpa membutuhkan perusahaan event.
Pengunjung juga akan makin mudah untuk berkunjung dan melihat karya seni dari mana pun mereka berada. Sensasi-sensasi di ruang virtual saat ini mungkin kurang kuat, tetapi ke depan dengan perkembangan teknologi, galeri dan ruang pamer virtual akan memunculkan kenikmatan baru. Orang bisa merasakan berbagai tampilan seperti saat mereka mengunjungi galeri atau ruang konser.
NFT memang masih banyak digunakan di dunia seni, tetapi dalam waktu dekat akan digunakan di berbagai industri lainnya, seperti asuransi, pendidikan, properti, dan olahraga. Salah satu fungsi dari penggunaan NFT itu adalah menekan penipuan dan produk palsu. Sebagai contoh pernak-pernik di dalam industri olahraga yang kerap dipalsukan kini bisa dijamin keasliannya dengan menggunakan token kripto sehingga diketahui pembuat dan asal-usulnya. Nike, di antaranya, telah mematenkan metode untuk memastikan keaslian sepatunya dengan sistem NFT, yang disebut CryptoKicks.
Bila demikian besar pengaruhnya, maka token kripto ini juga akan menekan jasa pihak ketiga dalam urusan hak cipta dan merek. Para penemu dan pembuat tidak perlu lagi jasa pihak ketiga untuk menjamin hak cipta dan juga merek yang beredar di pasaran.
Pembeli dan pengguna bisa mengecek langsung keaslian barang dan juga asal- usulnya. Industri properti juga akan makin ramping dan tak ada lagi jasa pihak ketiga untuk memastikan kepemilikan aset dan status hukumnya. Semua akan transparan dengan token kripto.