logo Kompas.id
OpiniNasib Pekerja Migran dan...
Iklan

Nasib Pekerja Migran dan Keluarganya

Alasan ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup menjadi alasan terbanyak WNI bekerja di luar negeri, termasuk meninggalkan keluarga, khususnya anak-anak.

Oleh
Redaksi
· 2 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/DzLqET_SEhN0fREaj4ul2m0AS7g=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F65bb39e2-d342-4269-a638-53a039520a82_jpg.jpg
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA

Bariah (50) dan Rustim (60) menemani cucu mereka, Farizi (2), di Dusun Mungkik, Desa Pandan Wangi, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Rabu (3/3/2021). Pasangan itu harus merawat empat cucu karena orangtua mereka menjadi pekerja migran.

Lima hari terakhir, sejak Minggu (7/3/2021), harian ini mengangkat kisah tenaga kerja migran Indonesia dan anak-anaknya, secara beriringan. Ada masalah di sana.

Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mencatat, penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) pada 2020 sebanyak 113.173 orang, terdiri dari 36.784 PMI formal dan 76.389 PMI informal. Tak kurang dari 90.500 orang di antaranya adalah perempuan. Dari angka itu, 49.898 orang berstatus menikah, 41.139 orang belum menikah, dan 22.136 orang berstatus cerai.

Editor:
A Tomy Trinugroho
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000