Turunnya inflasi yang memperlihatkan warga belum mau berbelanja, atau turun kemampuan untuk berkonsumsi, terjadi di tengah upaya pemerintah mendorong pemulihan ekonomi nasional melalui berbagai program bantuan sosial.
Oleh
REDAKSI
·2 menit baca
Inflasi Februari 2021 yang lebih rendah dari Januari semakin menegaskan penanganan pandemi Covid-19 dan stimulus ekonomi harus seiring.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan inflasi Februari besarnya 0,1 persen, Januari 2021 sebesar 0,26 persen, dan Desember 2020 sebesar 0,45 persen. Turunnya inflasi bukan kabar yang diharapkan karena memperlihatkan lemahnya konsumsi masyarakat pada awal 2021, sementara konsumsi masyarakat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi.
Turunnya inflasi yang memperlihatkan warga belum mau berbelanja, atau turun kemampuannya untuk berkonsumsi, terjadi di tengah upaya pemerintah mendorong pemulihan ekonomi nasional melalui berbagai program bantuan sosial serta stimulus fiskal dan moneter. Ada beragam insentif diberikan, antara lain uang muka nol persen untuk pembelian kendaraan bermotor dan rumah serta menanggung pajak atas penjualan barang mewah untuk mobil baru di bawah 1.500 cc. Masih lemahnya kepercayaan konsumen terjadi di tengah upaya keras pemerintah mengatasi pandemi Covid-19. Program vaksinasi telah berjalan dan dengan target mencakup 70 persen jumlah penduduk atau sekitar 181 juta orang hingga akhir 2021.
Upaya menekan penularan baru juga terus dilakukan melalui pembatasan kegiatan masyarakat di tingkat komunitas terkecil, yaitu tingkat rukun tetangga dan rukun warga. Pada saat bersamaan, pemerintah juga meningkatkan pelacakan orang yang terinfeksi serta pengobatannya.
Kita melihat angka penularan baru infeksi Covid-19 mulai menurun, tetapi kemarin pemerintah mengumumkan sudah ada varian baru Covid-19 berkode 117 asal Inggris di Indonesia. Kita belum mendapat informasi seberapa baik vaksin Sinovac yang diberikan kepada jutaan tenaga kesehatan, orang lansia, dan pekerja publik memberi kekebalan terhadap varian baru virus Covid-19 itu dan varian lain yang berpeluang terbentuk.
Walakin, kita masih memiliki sumber pertumbuhan lain, yaitu investasi yang didorong melalui Undang-Undang Cipta Kerja. Sesuai dengan namanya, UU ini harus dapat menciptakan lapangan kerja baru yang akan mendorong konsumsi rumah tangga. Pemerintah juga terus membangun infrastruktur fisik yang berdampak pada produktivitas, seperti bendungan dan perbaikan layanan listrik serta infrastruktur digital untuk meningkatkan perdagangan eceran serta inklusi keuangan.
Walakin, kita masih memiliki sumber pertumbuhan lain, yaitu investasi yang didorong melalui Undang-Undang Cipta Kerja.
Di sisi lain, kita harus bisa menjaga sumber pertumbuhan yang ada. Laporan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat turunnya nilai tukar petani tanaman pangan dan peternak. Sebentar lagi kita akan memasuki panen raya padi dan harga di tingkat petani mulai jatuh dan akan memengaruhi kemampuan konsumsi rumah tangga petani. Meskipun pengaruhnya pada perekonomian nasional tidak signifikan, menjaga nilai tukar petani (NTP) akan menaikkan produktivitas petani dan sektor pertanian dan menyediakan lapangan kerja dalam pemulihan ekonomi nasional.