logo Kompas.id
OpiniEkologi Virus Nipah
Iklan

Ekologi Virus Nipah

Dibandingkan evolusi strain virus baru, perubahan ekologi yang berpengaruh terhadap hilangnya habitat hutan kelelawar lebih merupakan faktor kunci dari kemunculan virus Nipah.

Oleh
TRI SATYA PUTRI NAIPOSPOS
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/b0JFdMszPO1QSoeXKgevw8n9uqs=/1024x1143/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2F20210223-Opini-7_Virus-Nipah_1614087948.jpg

Kemunculan virus Nipah pertama kali terjadi sekitar 23 tahun lalu. Kejadiannya berlangsung di lingkungan peternakan babi di Kampung Sungai Nipah, Negara Bagian Perak, Malaysia. Di awal wabah, sejumlah anggota keluarga peternak babi di kampung itu meninggal tanpa diketahui sebabnya. Penyakit menyebar di tiga negara bagian, yakni Perak, Negeri Sembilan, dan Selangor, September 1998-Mei 1999.

Dari 265 kasus yang mengarah pada gejala radang otak akut, 105 meninggal dengan tingkat kematian 40 persen. Penyidikan menunjukkan 92 persen dari orang yang menderita sakit memiliki riwayat kontak atau terpapar dengan babi. Tingkat kesakitan pada babi akibat virus Nipah tinggi, tetapi tingkat kematian rendah.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000