logo Kompas.id
OpiniAnomali Pasar Beras
Iklan

Anomali Pasar Beras

Petani yang mestinya bisa menikmati harga gabah/beras yang baik saat paceklik kini harus gigit jari. Kesalahan dalam kalkulasi impor beras, terutama pada tahun 2018, berdampak pada kesejahteraan petani.

Oleh
KHUDORI
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/BmyhLuFaZtGJCspIb_Hh8Cs5dbA=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2Ff5047759-e816-4cc3-8d9c-08ea99955eea_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Petani di Kampung Munjul, Purwasari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bersiap mengemas hasil panen ketika cuaca menjelang turun hujan, Selasa (15/12/2020). Frekuensi hujan yang semakin meningkat berdampak pada penjemuran untuk pengeringan gabah.

Kemarau basah yang berlanjut La Nina jadi berkah bagi pertanian di Indonesia pada 2020. Kedua penyimpangan iklim itu membuat budidaya pertanian di sentra-sentra produksi pangan bisa berlangsung dengan baik.

Kemarau basah dan La Nina membuat daerah-daerah yang biasanya kekurangan air menjadi tercukupi. Karena itulah, meskipun ada pandemi Covid-19, produksi pangan di Indonesia relatif tidak terganggu. Beras tahun 2020, misalnya, produksi hampir sama tahun sebelumnya.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000