logo Kompas.id
OpiniSaat Hujan Menjadi Bencana dan...
Iklan

Saat Hujan Menjadi Bencana dan Bukan Lagi Berkah

Datangnya hujan tidak selalu berarti berkah karena hujan sering juga diikuti bencana banjir dan longsor. Saatnya kita menghentikan perusakan lingkungan, merancang perbaikan, dan mengurangi pertambahan jumlah penduduk.

Oleh
WINDORO ADI
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/8vUpSw7c1xHjb05qyr9DFurlWms=/1024x1070/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2FWhatsApp-Image-2020-05-19-at-13.21.00_1589869576.jpeg
DOKUMENTASI PRIBADI

Windoro Adi, wartawan KOMPAS 1991-2019

Perayaan tahun baru China, Imlek, baru saja usai. Warga Tionghoa di seluruh dunia menandai Imlek sebagai pesta musim semi setelah melewati musim dingin. Menjelang Imlek, kalangan petani mulai memanen sebagian hasil bumi mereka. Tepat saat Imlek, bunga-bunga Meihua yang menurut kepercayaan ditanam Dewi Kwan Im ramai bermekaran di sela datangnya hujan.

Bagi masyarakat Tionghoa di mana pun, hujan menandai datangnya berkah. Hujan mengakhiri hutan dan ladang yang beku oleh musim dingin. Di negara-negara tropis yang hanya mengenal dua musim, hujan datang menggemburkan kembali tanah yang tandus, terutama pada sebagian hutan yang terbakar karena kemarau panjang. Hujan kembali mengairi sawah dan ladang. Memenuhi kembali kantong-kantong mata air di dalam tanah. Membuat hutan kembali lagi bersemi.

Editor:
Emilius Caesar Alexey
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000