Kaum milenial bakal mengubah dunia pasar saham yang selama ini kaku, kuno, dan tidak menarik.
Oleh
Andreas Maryoto
·5 menit baca
Di Amerika Serikat, mereka mempermalukan dan membikin rugi bandar di bursa saham. Di India, usaha rintisan yang mengelola platform perdagangan saham daring bertumbuh dan mengalami lonjakan pengguna. Di Indonesia, mereka memanaskan media sosial sehingga banyak investor ritel milenial masuk pasar saham. Mereka bakal mengubah dunia pasar saham yang selama ini kaku, kuno, dan tidak menarik.
Kehebohan terjadi ketika muncul aksi penggorengan saham GameStop dan AMC Entertainment oleh seorang anak muda di bursa Wall Street. Saham-saham ini sebenarnya secara fundamental tidaklah bagus-bagus amat, tetapi harganya bisa terkerek dari 17 dollar AS per saham menjadi 450 dollar AS per saham. Tokoh di balik penggorengan ini adalah Keith Gill yang dengan media sosial, khususnya Youtube, membuat kiat-kiat bermain saham. Ia mempromosikan diri sebagai pemain yang bisa mendapat imbal balik tinggi. Cara ini membuat Gill dikenal sejumlah anak muda.
Ia juga berada di media sosial komunitas daring Reddit dengan kekhususan mereka yang biasa bermain saham. Di tempat inilah ia menggalang investor untuk melakukan short selling (meminjam saham untuk dijual dan kemudian membelinya kembali pada saat harga rendah). Untuk keperluan ini, mereka meminjam (margin trading) saham ini dari sekuritas bernama Robinhood. Sekuritas ini meminjamkan saham dengan ongkos 0 dollar AS alias gratis. Aksi mereka dimulai dan para bandar (hedge) panik saat harga saham jatuh.
Saat mereka kembali bisa menaikkan harga saham, mereka menjualnya kembali ke pasar. Para bandar babak belur akibat aksi mereka sehingga mengalami kerugian yang kabarnya mencapai 1.000 triliun dollar AS. Aksi Gill tentu mengagetkan otoritas bursa. Namun, sepertinya tidak ada aturan yang dilanggar. Kini, harga saham GameStop hanya tinggal 60 dollar AS per lembar. Harga yang sangat jauh dari harga puncaknya.
Fenomena di India juga menarik. Usaha rintisan di industri keuangan ini bertumbuh. Enam bulan sejak pandemi, di salah satu perusahaan sekuritas India bernama Zerodha terjadi kenaikan 20 persen akun baru. Pilihan investasi yang relatif tidak menarik saat pandemi menyebabkan mereka lari ke pasar modal. Pertumbuhan penggunaan aplikasi perdagangan saham daring juga meningkat.
Aplikasi Zerodha melayani 5 juta-7 juta transaksi sehari. Angka ini sangat besar dibandingkan aplikasi Robinhood di Amerika Serikat yang menghebohkan itu. Mereka hanya melayani 4,7 juta transaksi sehari. Platform di India lainnya, yaitu Stockal, mendapatkan tambahan akun baru sebesar 50 persen, sementara transaksi melonjak 300 persen selama pandemi.
Di Indonesia, keriuhan perdagangan saham muncul di media sosial beberapa waktu lalu. Akun-akun Instagram banyak membagikan pengetahuan tentang jual beli saham. Istilah-istilah dasar pasar modal makin mudah dipahami ketika berada di media sosial. Tips bagi pemula di pasar modal juga bermunculan di berbagai akun. Belajar pasar modal menjadi begitu mudah. Untuk mengikuti masalah-masalah yang ada di pasar modal juga makin sederhana.
Salah satu yang kontroversial adalah sejumlah orang berpengaruh (influencer) mengunggah beberapa saham. Mereka memberi kesan mempromosikan saham-saham tertentu. Sontak beberapa kalangan kaget. Tidak ada hukum yang dilanggar, tetapi beberapa pihak mengkritik cara-cara mereka di tengah literasi pasar yang belum matang. Beberapa investor baru dipastikan mengalami kerugian saat mengikuti anjuran mereka karena belum paham berada di pasar modal.
Di sisi lain, rekomendasi analis profesional yang biasa dipakai memerlukan keahlian tertentu. Mereka telah mendapatkan pendidikan yang memadai untuk memberikan rekomendasi. Di sisi lain, mereka biasanya menyertakan pernyataan penyangkalan agar investor sejak awal paham bahwa keuntungan dan risiko memakai rekomendasi itu adalah tanggung jawab investor. Oleh karena itu, bisa dibayangkan apabila orang berpengaruh tiba-tiba merekomendasikan saham tertentu. Kehebohan yang muncul.
Meski demikian, situasi sekarang dengan berbagai kehebohan yang muncul harus diakui merupakan bagian dari cara-cara pemasaran yang dilakukan berbagai kalangan. Target mereka agar dunia pasar saham mengena di kaum milenial dan generasi Z. Mereka memiliki target yang lebih besar, yaitu pasar saham makin dikenal di kalangan anak muda. Jika sekarang kita bertemu dengan anak-anak muda, mereka menjadi terbiasa dengan pasar saham. Banyak di antara mereka juga menjadi investor. Jumlah investor milenial di pasar modal Indonesia mencapai 74 persen dari 3,8 juta investor.
Situasi sekarang makin hangat karena kemunculan usaha rintisan dalam perdagangan saham. Mereka mampu melayani dengan cara yang sederhana, mulai dari pendaftaran sampai perdagangan saham. Mereka juga memberi daya tarik dengan berbagai hadiah ketika mulai mendaftar hingga saat mentransfer dana investasi. Keuntungan aplikasi ini adalah memudahkan dan fitur-fitur yang mendukung bagi para investor baru. Mereka juga menggunakan figur-figur yang dekat dengan kaum milenial untuk promosi.
Pandemi menjadi salah satu penyebab kaum milenial masuk ke pasar saham di sejumlah negara. Pembatasan mobilitas dan juga pilihan investasi yang terbatas serta kemungkinan sisa uang mencukupi menyebabkan mereka melirik pasar saham. Pasar saham menjadi tempat baru bagi mereka. Namun, dalam waktu singkat, mereka bisa memahami karena keberadaan teknologi digital. Mereka bisa belajar di berbagai kanal.
Ketika kaum milenial berada di sebuah ekosistem, mereka akan melakukan perubahan. Media sosial menghubungkan mereka. Teknologi digital berupa aplikasi seputar saham, baik untuk keperluan analisis maupun perdagangan, mendukung mereka nyaman berada di pasar saham. Akan tetapi, mereka masih perlu mendapat literasi yang memadai. Salah satunya, aksi margin trading yang jika tidak hati-hati bakal menjerumuskan mereka kepada kerugian besar.
Kita yakin, mereka akan melakukan banyak perubahan di dunia pasar saham. Kaum milenial yang paham teknologi digital membanjiri bursa dengan ide-ide inovasi. Mereka bakal mendorong perubahan struktural. Tidak beda dengan kehadiran mereka dalam bisnis di Traveloka, Gojek, Tokopedia, dan lain-lain yang mengubah berbagai sisi kehidupan kita, kehadiran mereka di pasar saham juga pasti akan memberikan perubahan yang nyata.
Kita harus siap dengan kemungkinan kekagetan karena aksi-aksi mereka. Pasar saham yang selama ini kaku, kuno, dan tidak menarik memang harus berubah. Otoritas perlu mencermati perubahan ini. Mereka bakal mengguncang industri keuangan yang satu ini. Tanda-tandanya sudah terlihat, sejumlah usaha rintisan di industri pasar saham diminati kalangan milenial untuk bertransaksi. Ada banyak perbedaan sikap antara investor lama dan investor milenial yang belum lama masuk ke bursa.