Pengguna bahasa Indonesia kerap tidak menyadari bahwa kata ”yaitu” berbeda dengan ”ialah”. Bagaimana cara membedakan kedua kata itu agar tidak terulang lagi kesalahan penggunaannya?
Oleh
Priski B Sitompul
·3 menit baca
Teknologi peringatan dini tsunami merupakan bagian dari upaya mitigasi. Namun, langkah terpenting yaitu melakukan penataan ruang dan membangun kesiapsiagaan masyarakat untuk evakuasi mandiri.
Kalimat itu tercetak di sebuah berita di koran nasional. Yang menarik perhatian saya bukan langkah terpenting yang harus dilakukan, melainkan penggunaan kata yaitu pada kalimat tersebut.
Pada edisi lain koran itu, kembali saya menemukan penggunaan kata yakni yang ”mengganggu” keasyikan saya membaca berita.
Zona hijau atau daerah tanpa kasus Covid-19 di Maluku yang semula satu kabupaten telah bertambah menjadi tiga kabupaten. Ketiga daerah itu, yakni Kabupaten Buru Selatan, Maluku Barat Daya, dan Kepulauan Tanimbar.
Apakah penggunaan yaitu atau yakni pada kalimat-kalimat itu sudah tepat?
Cara menguji
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yaitu diartikan sebagai ’kata penghubung yang digunakan untuk memerinci keterangan kalimat’. Merujuk pada KBBI, yaitu memiliki makna yang sama atau bersinonim dengan yakni.
Keterangan kalimat yang diawali kata penghubung yaitu/yakni biasanya terletak di akhir kalimat, bukan di awal kalimat.
Salah satu cara untuk menguji apakah penggunaan yaitu/yakni tepat atau keliru di sebuah kalimat adalah meniadakan atau menghilangkan keterangan kalimat yang diawali yakni/yaitu. Jika penggunaannya tepat, tanpa kehadiran keterangan kalimat yang diawali yaitu/yakni itu, informasi yang ingin disampaikan pada kalimat utama tidak berubah. Selain itu, penggunaan yakni/yaitu di sebuah kalimat diawali tanda baca koma.
Jika formula tersebut diterapkan pada kedua kalimat di atas, perbaikannya sebagai berikut.
Teknologi peringatan dini tsunami merupakan bagian dari upaya mitigasi. Namun, langkah terpenting.
Zona hijau atau daerah tanpa kasus Covid-19 di Maluku yang semula satu kabupaten telah bertambah menjadi tiga kabupaten. Ketiga daerah itu.
Dengan menerapkan formula di atas, terlihat bahwa kedua kalimat itu menjadi kalimat yang tidak komunikatif dan tidak efektif.
Untuk memperbaiki kedua kalimat itu, kata yakni/yaitu perlu diganti dengan kata yang memiliki arti yang sama atau mirip, tetapi berfungsi sebagai predikat.
Yang tepat
Dalam bahasa Indonesia, kata ialah memiliki arti yang mirip dengan kata yakni. Menurut KBBI, ialah diartikan sebagai ’penghubung di antara dua penggal kalimat yang menegaskan perincian atau penjelasan atas penggal yang pertama’. Adapun kata adalah memiliki arti yang menyerupai ialah. Merujuk pada KBBI, adalah artinya ’identik dengan’, ’sama maknanya dengan’, ’termasuk dalam kelompok atau golongan’. Kedua kata itu dapat berfungsi sebagai predikat.
Dengan demikian, jika yaitu/yakni diganti dengan ialah/adalah yang memiliki fungsi predikatif, kedua kalimat di atas pun menjadi tepat dan komunikatif.
Teknologi peringatan dini tsunami merupakan bagian dari upaya mitigasi. Namun, langkah terpenting ialah melakukan penataan ruang dan membangun kesiapsiagaan masyarakat untuk evakuasi mandiri.
Zona hijau atau daerah tanpa kasus Covid-19 di Maluku yang semula satu kabupaten telah bertambah menjadi tiga kabupaten. Ketiga daerah itu adalah Kabupaten Buru Selatan, Maluku Barat Daya, dan Kepulauan Tanimbar.
Untuk kalimat nomor 2, jika kata yakni tetap dipertahankan, kalimat tersebut dapat diubah sebagai berikut.
Zona hijau atau daerah tanpa kasus Covid-19 di Maluku yang semula satu kabupaten telah bertambah menjadi tiga kabupaten, yakni Buru Selatan, Maluku Barat Daya, dan Kepulauan Tanimbar.
Jika kita ingin menguji apakah yakni tepat pada kalimat itu, formula di atas dapat diterapkan. Keterangan kalimat yang diawali yakni dapat dihilangkan.
Zona hijau atau daerah tanpa kasus Covid-19 di Maluku yang semula satu kabupaten telah bertambah menjadi tiga kabupaten.
Meski keterangan kalimat yang diawali yakni dihilangkan, kalimat tersebut tidak mengalami perubahan informasi.
Jadi, pastinya sudah tidak keliru lagi menempatkan yaitu/yakni di kalimat, kan? Jangan sampai yaitu/yakni dan ialah/adalah dipertukarkan penggunaannya.