logo Kompas.id
OpiniReligiositas dan Korupsi
Iklan

Religiositas dan Korupsi

Namun, ketika etika ruang redaksi menjadi lebih sekuler, agama surut ke belakang, berubah menjadi hukum, praktik lembaga dan perilaku yang diharapkan dari para profesional di banyak bidang.

Oleh
Idi Subandy Ibrahim
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/LzqqdWADidZYf88Lg5D65iWRQ3Q=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F07%2F67678665.jpg
KOMPAS/MOHAMMAD HILMI FAIQ

Idi Subandy Ibrahim

Semua agama memandang korupsi sebagai perilaku tercela. Dengan berbagai istilah literatur agama menyebutnya sebagai perbuatan dosa. Sayangnya, tindakan manusia tak selalu dibimbing keyakinan batinnya.

Profesor Emeritus Demokrasi, Demokratisasi, dan Hak Asasi Manusia di Universitas Michigan, AS, Ronald F Inglehart, mencermati bahwa negara-negara yang kurang religius cenderung kurang korup dibanding negara-negara yang lebih religius. Padahal, menurut dia, sudah jelas, agama tidak mendorong korupsi dan kejahatan.

Editor:
sariefebriane
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000