Sebenarnya anak-anak di bawah usia 18 tahun juga perlu diimunisasi. Namun, karena penelitian tentang keamanan dan efektivitas untuk anak-anak belum selesai, kita masih harus menunggu hasil uji klinik pada anak.
Oleh
Samsuridjal Djauzi
·5 menit baca
Belakangan ini gencar pemberitaan menggembirakan tentang pelaksanaan imunisasi Covid-19 di Indonesia. Konon sekitar 180 juta warga Indonesia akan diimunisasi secara gratis. Keluarga saya terdiri dari saya, istri, dan tiga orang anak berumur 19 tahun, 17 tahun, dan 13 tahun. Saya berumur 48 tahun, istri 45 tahun. Saya menderita diabetes melitus sejak empat tahun ini. Istri menderita darah tinggi. Keluarga istri memang banyak yang juga menderita darah tinggi. Kami tinggal di Jakarta. Saya pekerja konstruksi, sedangkan istri bekerja sebagai tenaga administrasi di kantor akuntan.
Saya sudah beberapa kali mengikuti penjelasan tentang program imunisasi yang akan dilaksanakan pemerintah. Kami sekeluarga berharap, dengan imunisasi Covid-19 ini, penanggulangan Covid-19 di negeri kita akan lebih cepat berhasil. Kami sudah mulai jenuh dengan cara hidup sekarang yang membatasi kerumunan, pakai masker, serta cuci tangan. Sudah lama kami tak berkunjung ke rumah orangtua. Lebaran kemarin kami tidak mudik sesuai anjuran pemerintah. Anak-anak juga jenuh tinggal di rumah. Anak pertama saya biasanya aktif di kampus, sekarang banyak tinggal di rumah. Untunglah dia senang membaca.
Kami mendengar bahwa angkatan pertama yang akan diimunisasi adalah para tenaga kesehatan. Kami rasa wajar karena mereka setiap hari kontak dengan pasien sehingga risiko tertular cukup tinggi meski pakai alat pelindung diri.
Mohon penjelasan kapan kami yang bukan petugas kesehatan dapat menjalani imunisasi Covid-19. Apa persiapan yang harus kami lakukan. Setahu saya, untuk menjalani imunisasi harus dalam keadaan sehat. Bagaimana dengan saya penderita diabetes melitus dan istri saya yang hipertensi? Apakah juga boleh diimunisasi? Kami juga ingin mengetahui apakah orangtua kami yang rata-rata berumur di atas 70 tahun juga boleh diimunisasi?
Terima kasih atas penjelasan Dokter.
M di J
Pemerintah memang sedang berupaya melaksanakan imunisasi Covid-19 untuk warga yang memerlukan. Imunisasi ini telah diputuskan presiden akan diberikan secara cuma-cuma. Anggaran negara yang disiapkan cukup besar. Dengan mengamalkan protokol kesehatan serta mengisolasi orang yang terinfeksi Covid-19, diharapkan penularan Covid-19 dapat dikurangi. Namun, perkembangan kasus baru di negeri kita masih bertambah terus. Mudah-mudahan tambahan upaya imunisasi Covid-19 akan dapat menahan laju pertambahan kasus, bahkan kalau mungkin dapat menurunkan kasus baru sampai jumlah minimal.
Kita harus menunggu perkembangan setelah imunisasi nanti, apakah protokol kesehatan sudah boleh dilonggarkan. Kita harus memahami bahwa imunisasi Covid-19 bukanlah untuk menggantikan protokol kesehatan, tetapi sebagai tambahan upaya.
Sudah ada beberapa negara yang warganya tak perlu lagi menerapkan protokol kesehatan, seperti China, Australia, Thailand, dan Vietnam. Mereka berhasil menekan kasus baru dengan upaya protokol kesehatan. Setelah berhasil tak ada kasus baru dalam beberapa waktu, pemerintahnya mengizinkan warga untuk tidak memakai masker lagi.
Masyarakat Indonesia sedang menunggu kapan akan mendapat giliran diimunisasi. Pemerintah telah membuat rencana, imunisasi akan dilaksanakan bertahap. Giliran pertama adalah petugas garda depan, yaitu petugas yang kontak dengan orang banyak sehingga berisiko tertular Covid-19. Pada giliran pertama direncanakan imunisasi untuk petugas kesehatan dan kelompok bukan tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelayanan kesehatan.
Selain petugas kesehatan, dalam pelayanan kesehatan juga diperlukan tenaga administrasi, sekuriti, petugas kebersihan, dan lain-lain. Mereka akan mendapat giliran pertama dan jumlahnya diperkirakan sekitar 1,3 juta orang. Diharapkan giliran pertama ini sudah dapat dimulai pada Januari 2021 setelah ada izin darurat dari Badan POM. Kita tahu di Inggris dan Amerika imunisasi telah dimulai pada bulan Desember 2020 setelah izin darurat dari badan POM mereka keluar.
Kita berharap giliran pertama ini akan berjalan cukup lancar dan sekitar bulan April sudah selesai sehingga dapat dilanjutkan giliran kedua, yaitu warga negara produktif lainnya serta penduduk berusia lanjut. Adapun mereka yang mempunyai penyakit penyerta akan masuk giliran ketiga bersama warga lain yang belum disuntik. Pemerintah merencanakan imunisasi ini dapat selesai pada pertengahan tahun 2022.
Sebenarnya anak-anak di bawah usia 18 tahun juga perlu diimunisasi. Namun, karena penelitian tentang keamanan dan efektivitas untuk anak-anak belum selesai, kita masih harus menunggu hasil uji klinik pada anak. Nah, apa yang harus disiapkan oleh keluarga Indonesia menghadapi imunisasi Covid-19 ini?
Sudah tentu tetap menjaga kesehatan dengan mengamalkan gaya hidup sehat. Hindari penularan Covid-19 dengan protokol kesehatan. Tunggu giliran, tak perlu terburu-buru. Pemerintah akan mengatur sehingga kerumunan orang yang diimunisasi jangan sampai menjadi kluster penularan. Anda dan istri sebaiknya berkonsultasi kepada dokter Anda apakah keadaan penyakit Anda aman untuk imunisasi. Profesi kedokteran telah mengeluarkan panduan untuk mereka yang mempunyai penyakit penyerta kapan dapat diimunisasi. Umumnya jika penyakit tersebut terkendali baik, boleh diimunisasi. Namun, yang paling mengetahui keadaan pasien tentulah dokter yang menangani.
Pemerintah telah menyediakan beberapa jenis vaksin yang akan disesuaikan dengan orang yang akan divaksin. Semuanya itu sudah diatur oleh pemerintah berdasarkan rekomendasi para pakar. Cukup banyak anggota masyarakat yang menanti program imunisasi ini dan siap menjalani imunisasi Covid-19. Mereka telah melihat bagaimana imunisasi ini telah dijalankan di beberapa negara. Orang yang telah menjalani imunisasi sampai sekarang sudah jutaan di seluruh dunia.
Namun, sudah tentu juga masih ada anggota masyarakat yang ragu. Khawatir tentang keamanan vaksin dan kurang yakin akan efektivitasnya. Pemerintah selalu mengingatkan, kita akan menggunakan vaksin yang jelas keamanannya serta nyata efektivitasnya. Keraguan masyarakat terutama adalah pada keamanan vaksin. Mereka khawatir imunisasi Covid-19 akan berdampak buruk bagi kesehatan mereka. Sayangnya mereka kurang mempertimbangkan risiko jika terinfeksi Covid-19, karena tidak terlindung dengan imunisasi.
Apa beda terinfeksi Covid-19 dengan imunisasi Covid-19? Pada waktu terinfeksi Covid-19 kita tidak tahu berapa banyak virus yang menyerang tubuh kita. Kita juga tak dapat memperkirakan apakah kita hanya akan sakit ringan, sedang, atau berat. Jika sakit ringan, mungkin kita isolasi mandiri di rumah atau di hotel. Jika sakit sedang, apalagi berat, terpaksa harus masuk rumah sakit.
Angka kematian Covid-19 lumayan tinggi. Kematian di negeri kita yang berkaitan dengan Covid-19 sudah mencapai 20.000 orang. Pada imunisasi, yang disuntikkan ke tubuh kita adalah virus yang sudah dimatikan atau bagian virus yang tak dapat menimbulkan penyakit Covid-19. Tubuh kita akan membentuk antibodi yang dapat melindungi tubuh kita jika terpapar virus penyebab Covid-19. Efek samping tentu ada. Akibat suntikan, akan ada kemerahan atau rasa nyeri, tetapi seperti juga suntikan imunisasi lainnya akan hilang dalam waktu singkat.
Nah, jadi tunggu saja giliran Anda. Nanti petugas akan menghubungi kapan giliran Anda untuk diimunisasi. Tetap jaga kesehatan Anda sekeluarga.