Dengan kondisi pandemi yang masih terus berlangsung, sangat penting untuk setiap rumah tangga memastikan tercapainya konsep simpanan, investasi, dan proteksi atau sering disingkap SIP.
Oleh
Prita Hapsari Ghozie
·4 menit baca
Resolusi tahun baru adalah suatu hal yang sangat umum dibuat oleh setiap orang. Namun, pertanyaannya adalah bertahan berapa lama? Resolusi sebenarnya merupakan sebuah janji atau komitmen. Agar dapat terlaksana, perlu dituangkan menjadi tujuan yang diikuti oleh aksi nyata. Apakah Anda juga memiliki resolusi keuangan?
Hidup lebih ekonomis, mengurangi utang, dan menambah investasi adalah tiga resolusi keuangan teratas tahun 2021 bagi masyarakat di Amerika Serikat berdasarkan Statista Global Consumer Survey, November 2020. Meski demikian, harus disadari bahwa menjaga keuangan tetap stabil pada masa yang masih tidak menentu seharusnya menjadi resolusi setiap rumah tangga di Indonesia.
Untuk mencapai hal itu, ada tiga strategi keuangan untuk Anda.
Pertama, menjaga situasi keuangan rumah tangga agar tetap terkendali. Hingga pertengahan tahun 2021 ini, harus dipahami bahwa situasi kehidupan masih penuh ketidakpastian. Beberapa negara memberlakukan lockdown gelombang kedua karena angka penularan yang masih tinggi. Di Indonesia pun angka penderita Covid-19 masih terus menanjak.
Oleh sebab itu, ketidakpastian atas kelangsungan bisnis hingga kontrak kerja masih mungkin terjadi. Tujuan yang sebaiknya ditetapkan adalah memperkuat basis dana darurat hingga mencapai 12 kali pengeluaran rutin bulanan.
Lalu, bagaimana cara untuk mencapainya? Saya sarankan mulai sekarang jangan menunda lagi untuk mendedikasikan satu rekening tabungan khusus untuk dana darurat. Untuk mengisinya dapat diambil dari penyisihan penghasilan bulanan.
Akan tetapi, jika Anda mau terisi lebih cepat, secara ekstrem saya sarankan Anda menjual salah satu aset konsumtif yang tidak dibutuhkan agar kasnya dapat dijadikan dana darurat.
Kedua, memahami bahwa kas saja tidak cukup. Saya berulang kali mengatakan di setiap kesempatan webinar bahwa ”cash is king, but cashflow is queen”. Jangan berhenti pada persiapan dana darurat saja, tetapi pastikan keuangan juga terus mengalir. Dalam hal ini, maka jalan mencapainya dengan memiliki beberapa sumber pemasukan.
Bagi para pembaca yang saat ini menikmati gaji bulanan sebagai karyawan, saya sarankan untuk mulai membuka sumber pemasukan baru. Tidak perlu berpikir harus membuka bisnis, tetapi bisa saja dimulai dari memetakan kas menjadi aset investasi yang memberikan penghasilan pasif.
Salah satu contoh yang cukup aman digunakan pada masa pandemi adalah membeli Surat Berharga Negara Ritel (SBN Ritel) yang diterbitkan oleh Pemerintah RI. Sebagai investor, Anda akan memperoleh kupon bulanan tetap yang sudah dijanjikan.
Adapun pembaca lain yang mungkin saat ini tidak memiliki pekerjaan tetap, jalan memperoleh penghasilan, misalnya, dengan menjadi pengusaha, pedagang, dan tenaga kerja lepas sebaiknya dilakukan sedari sekarang. Saya sarankan agar setiap pemasukan itu ditampung ke dalam satu rekening terpisah untuk memudahkan pencatatan keuangan dan juga pelaporan perpajakan.
Ketiga, fokus pada strategi ”simpanan, investasi, dan proteksi” atau sering disingkap SIP. Dengan kondisi pandemi yang masih terus berlangsung, sangat penting untuk setiap rumah tangga memastikan tercapainya konsep SIP. Simpanan adalah dana kas yang siap cair untuk berbagai kebutuhan harian dan juga tak terduga.
Saya sarankan simpanan bisa berbentuk tabungan ataupun reksadana pasar uang. Fokus utama adalah pada pencairan aset, bukan pada imbal hasilnya.
Saat berbicara imbal hasil, strategi yang dijadikan fokus adalah investasi. Dalam perencanaan keuangan tahun 2021, investasi adalah proses mengumpulkan aset yang akan digunakan untuk berbagai tujuan keuangan dalam jangka yang lebih panjang. Memilih investasi perlu disesuaikan dengan profil risiko, sumber dana, serta jangka waktu berinvestasi.
Pahami bahwa potensi imbal hasil dari setiap aset investasi sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian Indonesia juga. Oleh sebab itu, menempatkan dana di dua atau tiga aset investasi adalah hal yang bijaksana.
Proteksi juga bagian penting dari strategi bertahan pada masa pandemi. Dengan ketidakpastian situasi kesehatan, saya sarankan untuk mengusahakan adanya proteksi kesehatan bagi setiap keluarga. Paling minim tentu saja adalah BPJS Kesehatan. Saya juga sangat menyarankan setiap keluarga memberikan fasilitas tersebut bagi tenaga kerja informal yang membantu rumah tangga.
Disiplin
Lalu, bagaimana agar disiplin dalam menjalankan tiga strategi pengelolaan keuangan?
Memiliki resolusi keuangan 2021 yang lebih baik saja tidak cukup. Setiap rumah tangga perlu membangun kebiasaan keuangan yang baik. Dalam hal ini, saya sangat menyarankan untuk menggunakan fasilitas teknologi dalam hal otomatisasi pembayaran tagihan dan menyisihkan penghasilan untuk SIP.
Saya sarankan agar rekening terpisah digunakan untuk kebutuhan transaksi operasional dan juga kebutuhan menjalankan SIP. Tetapkan tanggal untuk melakukan pembayaran, menabung, dan setoran investasi secara otomatis dari rekening penerima penghasilan ke rekening-rekening yang terpisah tersebut sesuai dengan pos pengeluarannya.
Berikutnya adalah lebih mindful (berkesadaran) dalam pengelolaan keuangan. Hal ini hanya bisa diperoleh dengan jalan melakukan pencatatan keuangan dan evaluasi bulanan. Tanpa praktik ini, saya yakin setiap rumah tangga tidak paham ke mana saja larinya penghasilan yang diperoleh.
Terakhir, kebiasaan untuk bersyukur. Masalah terbesar dalam pengelolaan keuangan bukanlah tidak punya ilmu semata, tetapi tidak memiliki niat untuk mewujudkannya. Niat yang baik akan menentukan cara dan tujuan Anda dalam bersikap. Niatkan yang terbaik, saya yakin pada akhir tahun 2021 nanti Anda akan memiliki keuangan yang lebih tertata dan baik.