Ketika Platform Digital Berubah Haluan
News Tab merupakan permainan politik Facebook untuk memanfaatkan perseteruan antara Google dan penerbit. Facebook mencoba mengambil momentum untuk menarik simpati penerbit yang sedang bersitegang dengan Google.
November 2020, Google bersepakat dengan penerbit Perancis, seperti Le Monde, Le Figaro, Liberation, L’Express, Courrier International, dan L’Obs, tentang kompensasi ekonomi untuk pemuatan nukilan berita (news snippet) dalam daftar pencarian Google.
Desember 2020, Facebook mengalokasikan dana jutaan poundsterling untuk kompensasi penyajian berita milik penerbit di Inggris di situs media sosial itu. Cukup mengejutkan bahwa Google dan Facebook akhirnya menempatkan penghargaan atas hak cipta karya jurnalistik sebagai proyek berskala global. Bahkan, keduanya seperti berebut meraih simpati para penerbit di seluruh dunia. Google meluncurkan News Showcase. Tak mau kalah, Facebook meluncurkan Newstab dalam kerangka sama.
Perubahan UU Hak Cipta Uni Eropa beberapa tahun terakhir memang telah melembagakan publisher right atau neighboring rights, yakni hak penerbit atas kompensasi ekonomi dari penyajian nukilan atau ringkasan berita pada tampilan mesin pencarian atau newsfeed media sosial. Platform digital diharuskan bernegosiasi dengan penerbit untuk menyepakati kompensasi ekonomi itu. Proyek News Showcase dan Newstab adalah langkah platform digital untuk mengantisipasi desakan regulasi semacam itu yang mengemuka di sejumlah negara.
Perancis adalah negara Eropa pertama yang coba menerapkan publisher right pada skala nasional. Setelah melalui perseteruan panjang, Google akhirnya menerima keputusan Komisi Persaingan Usaha Perancis yang mengharuskannya bernegosiasi dengan penerbit Perancis soal pelaksanaan publisher right.
Dengan proyek News Showcase, nukilan berita yang tersaji dalam Google Search and News memiliki nilai ekonomi yang menjadi hak penerbit.
Perubahan sikap
News Showcase adalah skema yang ditawarkan Google kepada penerbit untuk memperoleh kompensasi atas konten berlisensi yang mereka ciptakan atau rancang secara spesifik untuk disajikan pada platform Google.
Dengan proyek News Showcase, nukilan berita yang tersaji dalam Google Search and News memiliki nilai ekonomi yang menjadi hak penerbit. Diluncurkan Oktober 2020, News Showcase telah berjalan di Jerman dan Brasil, lalu menyusul Perancis berdasarkan kesepakatan seperti di atas.
Negara selanjutnya yang menjadi sasaran News Showcase adalah Kanada, Inggris, dan Australia. Dengan nilai akumulatif lebih dari 1 miliar dollar AS selama tiga tahun, News Showcase diproyeksikan jadi proyek berskala global. Kapankah proyek ini sampai di Indonesia?
Kesediaan Google ”berbagi pendapatan” dengan penerbit terasa kontras dengan reaksi penolakan Google atas pelembagaan publisher right saat-saat sebelumnya. Tidak hanya menolak membayar kompensasi atas pemanfaatan nukilan berita, Google sebelumnya bahkan merasa ”layak” untuk memperoleh kompensasi atas jasanya membantu penerbit menyebarluaskan berita melalui penyajian nukilan berita dalam daftar pencarian Google.
Bukan hanya menganggap negosiasi tentang publisher right sebagai tidak diperlukan, Google sempat mengancam akan menghentikan proses indeksasi, agregasi, dan kurasi berita milik penerbit. Pendekatan intimidatif ini juga diterapkan Google di Australia ketika menghadapi tuntutan yang sama.
Yang terlihat kemudian adalah sikap mendua Google menghadapi isu publisher right. Melawan balik tuntutan para penerbit, tetapi juga menawarkan konsesi dan kerja sama. Menolak memberikan bagi hasil kepada penerbit seperti yang dituntut oleh Pemerintah Perancis dan Australia, tetapi di sisi lain juga membuka negosiasi dengan penerbit. Mengancam akan berhenti mengindeks dan mengurasi konten penerbit, tetapi juga mengalokasi anggaran ”bagi hasil” untuk penerbit.
Sikap mendua juga ditunjukkan Facebook. Setali tiga uang dengan Google, Facebook juga sempat menolak tuntutan untuk memberikan kompensasi kepada penerbit atas penyajian berita dalam newsfeed Facebook. Facebook juga sempat melontarkan ancaman boikot terhadap penerbit di negara-negara. Namun, pada akhirnya, setelah melalui pergulatan yang melelahkan, Facebook bersedia bernegosiasi dengan penerbit dan menyiapkan skema bagi hasil melalui proyek.
Dari proyek ini, Facebook menjanjikan pendapatan dan pembaca baru yang signifikan untuk penerbit.
News Tab
News Tab adalah satu bagian pada situs Facebook yang secara khusus disediakan untuk menayangkan kembali berita-berita terpilih dan terkurasi milik para penerbit. Jika sebelumnya distribusi berita di situs Facebook terjadi melalui penyajian link berita pada newsfeed pengguna, proyek News Tab memberi ruang khusus untuk penyajian berita itu yang bentuknya kemungkinan akan menyerupai daftar pencarian pada mesin pencari. Dari proyek ini, Facebook menjanjikan pendapatan dan pembaca baru yang signifikan untuk penerbit.
Sarah Brown, pimpinan News Partnerships Facebook untuk Eropa Utara, menyatakan, Facebook akan merekrut kurator profesional untuk mengurasi berita-berita penerbit berdasarkan pertimbangan, seperti kedalaman berita, aktualitas, sudut pandang yang menarik, kredibilitas sumber, dan keaslian berita. Proses kurasi ini akan menghasilkan daftar berita teratas (top stories) harian yang akan disandingkan dengan daftar berita pilihan algoritma Facebook berdasarkan pertimbangan minat atau kecenderungan bacaan pengguna.
The Guardian memperkirakan pemasukan tahunan dari News Tab untuk penerbit di Inggris bisa mencapai puluhan juta pound. Injeksi dana dari Facebook itu diyakini akan membantu industri media yang sedang menghadapi kesulitan ekonomi beberapa tahun terakhir. Penerbit Inggris yang telah bergabung dalam proyek News Tab adalah The Guardian, The Daily Mirror, The Independent, The Economist serta banyak penerbit lokal.
Bagi Facebook, injeksi dana itu merupakan pilihan yang sulit dihindari setelah mereka menghadapi tekanan keras dari pemerintah maupun penerbit. Lucinda Southern dalam telaah berjudul ”Stay ahead of regulations’: Publishers question Google’s motives in paying for news” (digiday.com, 26/6/2020) menyatakan, platform digital tak bisa pertahankan pendekatan intimidatif ke penerbit.
Pemerintah Inggris, Perancis, Uni Eropa, dan Australia sebelumnya telah menuduh platform digital melakukan ”tindakan sepihak” terhadap para penerbit yang bertentangan dengan prinsip antimonopoli. Kemarahan pemerintah dan penerbit adalah sesuatu yang nyata dan meskipun coba dilawan, justru semakin mengeras di sejumlah negara.
Google dan Facebook mungkin tak sepenuhnya menerima regulasi publisher right, tetapi mencoba cari jalan tengah tanpa menanggung kerugian besar.
Suara sumbang
Apakah News Showcase dan News Tab benar-benar menguntungkan penerbit? Apakah keduanya akan menghasilkan keuntungan yang memadai untuk daya hidup penerbit? Optimisme bersanding dengan pesimisme di sini. ”News Showcase sebenarnya merupakan kamuflase Google untuk menyembunyikan cengkeraman masif atas pasar periklanan digital dan monopoli atas distribusi konten secara de facto,” kata Southern.
Facebook dan Google melunak setelah menghadapi tekanan politik di Eropa, Inggris, Perancis, dan Australia.
Facebook dan Google melunak setelah menghadapi tekanan politik di Eropa, Inggris, Perancis, dan Australia. Negosiasi tentang publisher right dijalankan setelah pada sisi lain, Google mengumumkan akan menerapkan fee untuk teknologi penunjang periklanan pada ekosistem Google yang dimanfaatkan penerbit. Google jangan-jangan sedang memberikan suatu hal dengan mengambil hal yang lain dari penerbit, memberikan insentif sambil memberlakukan disinsentif?
Keputusan Google menerapkan fee teknologi periklanan digital menjadi masalah serius di AS. Google dituduh menggunakan monopolinya atas distribusi konten dan periklanan digital untuk menerapkan kebijakan yang sepihak kepada penerbit di negeri ”Paman Sam”.
”News Showcase sepertinya merupakan gagasan untuk mendukung penerbit melalui konten berlisensi. Namun, proyek ini berpotensi merusak keberagaman media. Google akan mengontrol bagaimana penerbit menyajikan dan menyebarkan berita. Sebuah perusahaan yang begitu dominan, dengan penguasaan pasar 98 persen di Jerman, semestinya tak dibiarkan memiliki kekuasaan sebesar itu,” demikian pernyataan pimpinan Axel Springer, dikutip Southern.
Pertanyaan berikutnya, ketika penerbit berpartisipasi dalam News Showcase, siapa yang selanjutnya mengendalikan penyajian dan distribusi konten milik penerbit? Apakah pembaca benar-benar diarahkan mengakses situs web penerbit?
Atau sebaliknya, jangan-jangan algoritma News Showcase akan menggeser lokus readership dari situs web penerbit ke mesin pencarian Google? Angela Mills-Wade, Direktur Eksekutif the European Publishers Council, menegaskan, penerbit memiliki pengalaman negatif dalam hal ini. Pada proyek Accelerated Mobile Pages, Google memang membantu mempercepat akses atas situs web penerbit. Namun, proyek ini ternyata lebih operasional sebagai eksperimen untuk mendukung pengembangan platform penyebaran konten yang dimiliki Google sendiri.
Suara sumbang juga mengemuka tentang Newstab. Frederic Filloux dalam artikel ”Google vs EU Pubs and Facebook’s New Trick” (mondaynote.com, 28/10/2020) menyatakan, News Tab merupakan permainan politik Facebook untuk memanfaatkan perseteruan antara Google dan penerbit. Facebook mencoba mengambil momentum untuk menarik simpati penerbit yang sedang bersitegang dengan Google terkait publisher right. Facebook menawarkan persis apa yang sedang dikejar penerbit: kompensasi untuk konten jurnalistik yang dimanfaatkan platform digital.
Sejauh mana penerbit di Indonesia mengikuti perdebatan dan pelembagaan publisher right yang sangat menentukan masa depan media massa itu?
Agus Sudibyo, Koordinator Kelompok Kerja Keberlanjutan Media Dewan Pers