Hubungan Indonesia-China, Tempat Saling Belajar dan Mendukung
Kita tidak boleh malu untuk belajar menjadi lebih baik lagi. Dengan bekerja keras dan disiplin tinggi seperti China, Indonesia bisa menjadi negara yang disegani oleh negara-negara di dunia.
Oleh
SUSY SUSANTI
·5 menit baca
Hubungan antarnegara Indonesia-China sudah memasuki usia 70 tahun. Begitu banyak manfaat yang bisa dipetik oleh kedua belah pihak, tak hanya dari sisi ekonomi-politik, tetapi juga di sektor lainnya, di antaranya olahraga, pendidikan, dan kebudayaan.
Di dunia olahraga, khususnya cabang bulu tangkis, misalnya. Banyak atlet Indonesia ataupun China yang semakin berprestasi karena saling belajar, berbagi ilmu, dan berbagi pengalaman. Olahraga lainnya, seperti basket, angkat besi, dan tenis meja di Indonesia juga terus berkembang karena kedua negara bahu-membahu meningkatkan olahraga tersebut.
Tidak sedikit atlet dan pelatih kita belajar ke China hingga kemudian sukses dan mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Pelatih-pelatih dari atlet kita di cabang olahraga lain pun banyak yang berasal dari China.
Jadi, sudah sangat relevan jika terdapat peribahasa ”Tuntutlah ilmu walau ke negeri China”. Karena memang tidak bisa dimungkiri, China memiliki begitu banyak ilmu yang bisa kita dapatkan untuk dipelajari agar kita semakin berkembang.
Saya meraih medali emas pada Olimpiade Barcelona 1992 pun berkat tangan dingin Liang Chiu Sia, mantan pebulu tangkis China yang lahir di Cirebon, Jawa Barat. Kedisiplinan dan kerja keras yang ia ajarkan kepada saya dapat menjadi amunisi bagi kita untuk mengharumkan Merah Putih di kancah internasional.
Pebulu tangkis berdarah Solo ini membawa olahraga tepok bulu dari Indonesia ke China yang saat itu tengah populer, basket, dan tenis meja.
Suami saya, Alan Budikusuma, juga meraih emas Olimpiade Barcelona 1992 berkat tempaan pelatih yang kini menangani bulu tangkis China, Tong Sin Fu.
Bapak Bulu Tangkis China yang amat dihormati, Wang Wen Jiao, juga merupakan kelahiran Solo, Jawa Tengah. Pebulu tangkis berdarah Solo ini membawa olahraga tepok bulu dari Indonesia ke China yang saat itu tengah populer, basket, dan tenis meja.
Pertukaran ilmu
Tak hanya bulu tangkis, pertukaran ilmu juga terjadi di cabang olahraga pencak silat. Banyak pesilat asal China yang belajar dan mengasah ilmu di Indonesia. Begitu pula cabang olahraga senam, China memiliki atlet-atlet yang amat baik dan dapat dijadikan contoh bagi atlet kita.
Melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga, Indonesia juga menjalin komitmen kerja sama dengan China di bidang olahraga. Kita menjadi rekan kerja sama China di bidang sport entertainment. Dan, China akan membantu Indonesia meningkatkan prestasi atlet dengan cara menerapkan teknik yang tepat dan meningkatkan kekuatan fisik.
Kerja sama yang semakin matang antara Indonesia dan China tentu harus terus dipupuk. Kita tidak boleh malu untuk terus belajar dan menerima bantuan dari negara tersebut.
Begitu pula dengan China, mereka mendapatkan timbal balik, misalnya melalui berbagai pelatihan di bidang bulu tangkis. Latihan bersama, pertukaran atlet-atlet muda, juga menjadi bukti kedekatan Indonesia-China.
Meski terdapat rivalitas dan bersaing ketat di sejumlah cabang olahraga saat kejuaraan bergengsi, kedua negara ini terus bekerja sama untuk menguntungkan satu sama lain. Pertandingan persahabatan, saling mengundang untuk latihan bersama, juga menjadi cerminan betapa mesranya hubungan kedua negara ini.
Dijadikan contoh
Prestasi yang diraih China harus bisa dijadikan contoh, misalnya dalam mencari atlet-atlet muda yang nantinya mampu mengharumkan nama Indonesia. Di China, pemerintah terjun langsung mencari bibit-bibit dari kecil, bahkan sejak berusia sekitar 6 tahun.
Di setiap daerah sudah disiapkan pemusatan latihan yang membina atlet-atlet berbakat. Masa depan atlet-atlet muda berbakat tersebut telah ditanggung pemerintah. Jadi, keluarga tidak perlu bersusah payah membiayai masa depan anaknya yang berbakat.
Bahkan, anggaran pemerintah untuk pengembangan olahraga merupakan salah satu anggaran terbesar yang dikeluarkan China. Di sana, olahraga juga menjadi salah satu fokus karena jika setiap orang sehat, kinerja akan jauh lebih besar. Semakin banyak orang yang sehat, tentu biaya kesehatan akan semakin bisa ditekan.
Atlet yang sudah berjasa bagi negara kemudian pensiun, juga mendapat apresiasi dan jaminan kehidupan yang layak sehingga mereka dapat dengan giat membina, melatih, dan menggembleng generasi selanjutnya untuk lebih berprestasi.
Setidaknya itulah yang bisa kita contoh agar olahraga di Tanah Air bisa berkembang dan semakin membanggakan bangsa dan negara ini. Kerja keras pantang menyerah juga harus terus dipupuk agar mental ataupun fisik atlet dan generasi muda dapat semakin kuat.
Kerja keras
Apabila menengok ke belakang, puluhan tahun lalu, China masih tertinggal dari Indonesia. Namun, berkat kerja keras yang luar biasa, kini China nyaris membalap Amerika Serikat yang menjadi negara adikuasa. Produktivitas, loyalitas, kedisiplinan, serta meningkatnya kepercayaan para investor membuat China semakin maju.
Saat saya masih menjadi atlet dan sering ke China untuk bertanding, dari tahun ke tahun, saya merasakan perkembangan luar biasa dari negara tersebut. Daerah-daerah yang dulunya kumuh, rumah-rumah yang tampak semrawut, telah berubah menjadi bangunan yang tertata rapi seperti apartemen. Begitu pula ruang publik, taman-taman yang tersebar di berbagai tempat tampak asri dan sedap dipandang.
Usaha mereka begitu luar biasa dan hasilnya sudah bisa dinikmati masyarakat setempat, bahkan dunia. Belum lagi infrastruktur yang terus berubah mengiringi perkembangan zaman dan perubahan teknologi. Semua berkat keseriusan dan konsistensi Pemerintah China dan warganya untuk bersama-sama bangkit agar menjadi negara maju yang kian sejahtera.
Saya optimistis, Indonesia bisa menjadi negara seperti China yang dapat mengatasi ketertinggalan. Apalagi kala itu Indonesia masih terbilang lebih baik daripada China. Tentu hal ini harus dilakukan dengan kerja keras dan disiplin semua pihak. Penegakan hukum harus dipegang teguh.
Dan, jika kita berbicara kontribusi terbesar yang bisa kita nikmati dari hubungan ini sudah sangat jelas, di antaranya terkait infrastruktur. Banyak infrastruktur di Indonesia yang tercipta berkat kerja sama dengan China. Begitu pula soal teknologi pengolahan hasil tambang, bisa belajar dari China. Semua dilakukan untuk meraih keuntungan di kedua belah pihak.
Dan, pada masa pandemi Covid-19, kedisiplinan warga negara China untuk peduli kesehatan juga harus dicontoh agar pandemi ini cepat dilalui. Ketegasan pemerintah terhadap para pelanggar protokol kesehatan juga harus ditingkatkan.
Saya berharap hubungan persahabatan Indonesia-China dapat terus berlanjut dan semakin meningkat karena tiap-tiap negara bisa saling belajar, mendukung, dan bekerja sama di berbagai bidang. Dan, kita tidak boleh malu untuk belajar menjadi lebih baik lagi. Dengan bekerja keras dan disiplin tinggi seperti China, Indonesia bisa menjadi negara yang semakin disegani oleh negara-negara di dunia.
(Susy Susanti, Legenda Bulu Tangkis Indonesia; Peraih Medali Emas Olimpiade Barcelona 1992)
*Konten ini merupakan kolaborasi harian Kompas dan Kedutaan Besar China