Mengangkat Perempuan
Di kota kecil saya yang menolak pandangan peserta bahwa gadis-gadis pemakai rok mini sebagai remaja nakal, menuai hujatan dan umpatan. Penjelasan bahwa terpicunya gairah seksual karena persepsi, ditolak mentah-mentah.
Berkaitan dengan Hari Ibu, Kompas menyajikan tulisan dan beragam informasi tentang kondisi perempuan di negeri kita. Banyak hal tragis menimpa kaum perempuan, termasuk perlakuan yang merendahkan, mencerminkan timpangnya hidup bermasyarakat.
Perempuan masih menjadi bahan olok-olok, sasaran pelampiasan syahwat, dan kerap dituduh sebagai penyebab laki-laki berperilaku buruk. Dari pemicu laki-laki berselingkuh, kawin lagi, bahkan hingga memerkosa.
Laki-laki selalu innocent, tak bersalah. Mereka adalah insan tak berdaya sehingga ”harus” melakukan hal-hal berkebalikan, yaitu ”unjuk keperkasaan”. Terjadilah pelbagai bentuk kekerasan pada perempuan, baik secara fisik, psikologis, sosial, ekonomi, maupun verbal dan nonverbal.
Pengalaman saya berceramah di sebuah kota kecil dan menolak pandangan peserta yang menyatakan gadis-gadis pemakai rok mini sebagai remaja nakal, menuai hujatan dan umpatan. Penjelasan bahwa terpicunya gairah seksual itu bisa jadi lebih disebabkan oleh persepsi yang dipengaruhi oleh asosiasi di dalam pikiran laki-laki ditolak mentah-mentah. Kalau kita melihat hal-hal sebagai ”keindahan” ciptaan Tuhan, tidak mengaitkan dengan seks, hasrat seksual kita tidak akan terbangkitkan.
Perempuan sebagai obyek tampaknya wajar-wajar saja bagi sebagian orang. Perempuan secara kompensatoris ditempatkan pada posisi lebih rendah dari laki-laki. Bahkan, harapan laki-laki mendapatkan puluhan bidadari di surga pun menempatkan bidadari selaku obyek ”ganjaran”. Ironisnya, banyak perempuan mengamini label lebih rendah ini, alih-alih merasa dihinakan.
Satu-satunya perempuan yang tidak diobyekkan adalah ibu kandung. Bukankah surga di telapak kaki ibu? Merendahkan ibu neraka hadiahnya. Yang lain, termasuk pasangan hidup, adalah obyek. Karena ibu sudah ditempatkan pada posisi terhormat, tak perlu dipersoalkan.
Perempuan harus diangkat derajat dan martabatnya, serta ditempatkan sebagai subyek terhormat agar tak diperlakukan semena-mena. Perempuan Indonesia adalah bagian dari diri kita sebagai sesama makhluk Tuhan dan warga bangsa. Jadikan Hari Ibu, 22 Desember, sebagai Hari Perempuan Indonesia untuk menghargai status sosial perempuan dan menguatkan nilai sejarahnya.
Zainoel B Biran
Pengamat Sosial, Ciputat Timur, Tangerang Selatan
Peran Ibu
Dalam KBBI daring, kata ibu memiliki arti: perempuan yang sudah melahirkan seseorang; kata sapaan untuk perempuan yang sudah bersuami; sapaan takzim kepada perempuan yang sudah menikah maupun yang belum.
Pengertian yang selama ini salah kaprah, Hari Ibu diperingati untuk menghormati peran domestik perempuan, sebagai ibu bagi anak-anaknya, sebagai istri pendamping suami, dan peran dalam lingkungan sosial.
Peran domestik terutama tampak pada ibu tradisional, yang murni sebagai ibu rumah tangga, mengurus rumah dan keluarga. Sementara ibu bekerja selalu disebut memiliki peran ganda, sebagai ibu rumah tangga sekaligus mencari nafkah.
Kenyataannya, banyak ibu harus berjuang sendirian. Ia mencari nafkah untuk keluarga dan berperan sebagai orangtua tunggal.
Selain itu, tidak semua perempuan ditakdirkan menjadi ibu dengan menikah dan melahirkan. Banyak perempuan memutuskan tidak menikah dengan pelbagai alasan.
Karena itu, pada Hari Ibu, meski sudah berlalu, ucapan bisa diperluas untuk semua perempuan, apa pun peran mereka. Jangan rendahkan martabatnya karena perempuan harus ditempatkan setara.
Mari kita bersama belajar menghormati perempuan, termasuk menghapus stigma negatif kepada para janda, yang sering dianggap pengganggu rumah tangga orang.
Hargailah para lajang perempuan yang memilih tidak menikah. Hapuslah penilaian negatif sebagai perawan tua. Semua ibu berhak bahagia.
Vita Priyambada
Kompleks Perhubungan, Jakarta 13620
Kajian Kasus
Setiap hari kita memperoleh informasi tentang perkembangan Covid-19.
Sebagai anggota masyarakat, yang menjadi pertanyaan adalah mengapa masih sulit mengendalikan penularan?
Dalam praktik sehari-hari kita mengenal istilah benchmarking. Ini adalah upaya membandingkan kinerja kita dengan pihak lain yang berkinerja baik. Sepanjang 2020 Indonesia masih menunjukkan tingkat penularan tajam daripada negara lain.
Dari daftar harian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tampak China termasuk salah satu yang mengesankan. Dengan jumlah penduduk hampir 1,5 miliar, China mampu menekan penularan di bawah 90.000 orang.
Saya pernah menulis di rubrik ini (Kompas, 5/10/2020), bahwa belajar ke negeri China masih perlu. Ini menanggapi Presiden Xi Jinping yang pada upacara 7 September 2020 menyatakan, Covid-19 sudah dapat dikendalikan, dalam suatu upacara penghargaan kepada tenaga kesehatan tanpa memakai masker. Suatu show off yang membangkitkan semangat masyarakat.
Memanfaatkan hubungan baik dengan China, Indonesia dapat berkonsultasi. Vietnam, dengan penduduk besar, juga dapat menjadi pembanding. Selandia Baru, negara kecil di selatan Indonesia, juga menampilkan kinerja bagus. Kunjungan kerja ke negara-negara ini jelas bermanfaat.
Meskipun tes tiap satu juta penduduk Vietnam rendah, kinerjanya baik dalam pengendalian penularan Covid-19.
Perilaku masyarakat kita yang laissez faire mungkin hanya salah satu dari banyak faktor yang meningkatkan angka kasus. Ini yang perlu dikaji lebih lanjut.
Hadisudjono Sastrosatomo
Jl Pariaman, Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta 12970
Peluang Ekonomi
Tahun 2021 adalah waktu untuk bangkit dan fokus menyelesaikan Covid-19. Ekonomi Indonesia yang sempat negatif, menurut prediksi akan kembali positif awal tahun 2021. Ini kinerja baik Pemerintah Indonesia karena negara lain masih banyak yang mengalami resesi.
Meskipun sulit, ada peluang ekonomi tumbuh secara maksimal. Dengan catatan semua realisasi program dan belanja pemerintah tahun 2021 terlaksana sesuai dengan rencana. Untuk itu, perlu kerja sama dengan berbagai pihak.
Arus investasi asing atau penanaman modal dari kawasan Asia Timur ke Asia Tenggara diperkirakan bakal terjadi 2021. Oleh karena itu, pemerintah mesti menjamin pemerataan vaksin. Tak dapat dimungkiri, ada kaitan linear antara penanganan kesehatan dan perbaikan ekonomi.
Efektivitas vaksin diharapkan meningkatkan daya beli. Peningkatan daya beli akan mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan produktivitas dunia usaha.
Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 bergantung pada keberhasilan mengatasi pandemi. Ini yang akan menentukan arah pertumbuhan ekonomi.
Haris Zaky Mubarak, MA
Jaringan Studi Indonesia, Cokrokusuman RT 041 RW 009, Yogyakarta
Tantangan Medan
Meskipun Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum mengumumkan hasil resmi perolehan suara pilkada serentak 9 Desember 2020, hasil hitung cepat (quick count) tiga lembaga survei pada pilkada Kota Medan menunjukkan pasangan Bobby Nasution–Aulia Rachman unggul.
Melihat kredibilitas ketiga lembaga survei tersebut, hampir dapat dipastikan hasil penghitungan KPU juga tidak akan menyimpang jauh.
Bobby Nasution yang belum genap berusia 30 tahun dan belum memiliki pengalaman di birokrasi adalah wali kota terpilih pertama Kota Medan yang bukan berasal dari birokrat. Cukup berat tantangan yang ia hadapi.
Mengelola dan memperbaiki Kota Medan bukan pekerjaan mudah. Banyak tantangan yang akan dihadapi, baik dari birokrat maupun dari masyarakat. Apalagi wali kota Medan sejak 2005 sampai 2020 dalam tiga periode berturut-turut berhenti di tengah jalan karena tersangkut kasus korupsi. Akibatnya, banyak program yang harus berhenti di tengah jalan.
Medan sudah ketinggalan 15 tahun. Selama ini perbaikan dan perkembangan kota terlihat hanya di seputar jalan dan daerah protokol Kota Medan. Terkesan pembenahan masih tambal sulam belum terintegrasi.
Masih ada wilayah atau jalan di Kota Medan yang tidak teperhatikan. Mungkin masih kita ingat, wali kota Medan ditegur Presiden Joko Widodo terkait kondisi jalan yang banyak rusak saat kunjungan ke Medan 2017. Akhirnya wali kota Medan saat itu meminta maaf ke masyarakat.
Beberapa permasalahan Kota Medan yang perlu menjadi perhatian adalah kesemrawutan lalu lintas, rumah tinggal di bantaran sungai, aspal jalan yang sudah mengelupas atau keriting, pengelolaan parkir yang dikuasai oknum-oknum tertentu sehingga tidak sepenuhnya menjadi pendapatan daerah, pedagang kaki lima yang menguasai trotoar serta pasar tradisional yang masih kumuh. Semua ini butuh pembenahan serius dan komitmen penuh untuk membuktikannya.
Usia muda dan belum berpengalaman dalam bidang birokrat bukan menjadi hambatan untuk menunjukkan kinerja baik. Justru wali kota terpilih harus dapat membalikkan paradigma yang mengatakan anak muda belum pantas sebagai wali kota. Jangan tersandung korupsi, jangan mempermalukan Presiden Jokowi. Selamat bertugas Bobby Nasution–Aulia Rachman.
Pangeran Toba P Hasibuan
Sei Bengawan, Medan 20121
Vaksin Covid-19
Presiden Joko Widodo telah mengumumkan bahwa vaksin Covid-19 akan diberikan secara gratis kepada masyarakat Indonesia.
Terkait kabar gembira ini, ada beberapa hal yang patut diperhatikan. Selain pemerintah harus menjamin keamanan, efektivitas, dan kehalalan vaksin, perlu pendataan penerima vaksin secara akurat. Pendistribusian vaksin juga harus merata.
Perlu diingat, kehadiran vaksin bukan berarti akhir pandemi. Disiplin menerapkan protokol kesehatan serta 3T (testing, tracing, treatment) tetap menjadi kunci terpenting dalam mencegah penyebaran virus korona.
Nurul Aqidah
Desa Babakan Cibatok 1 RT 002 RW 003, Cibungbulang, Kabupaten Bogor 16630