logo Kompas.id
OpiniGus Dur, Pancasila dan...
Iklan

Gus Dur, Pancasila dan Pribumisasi Islam

Gus Dur menyebut Pancasila sebagai doktrin politik religius. Antara Islam dan Pancasila bukan dua entitas berbeda, melainkan kesatuan nilai yang saling menguatkan.

Oleh
SYAIFUL ARIF
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/GVxX2EYCfptCMsRmJVpJEYZIZcg=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2F854bbd59-692e-45ca-ae1c-6956a9f0a7a0_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Mural sosok KH Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur menghiasi kedai kopi di kawasan Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten, Sabtu (30/5/2020). Sosok Gus Dur yang pernah menjadi Presiden keempat RI akan selalu dikenang dan menjadi bagian dari kisah negeri ini terkait keberagaman, toleransi, serta saling menghormati, khususnya terhadap kaum minoritas.

Ketika propaganda pembenturan Islam dan Pancasila menyeruak pasca-Reformasi. Pemikiran KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tentang agama dan dasar negara kembali relevan. Dalam rangka peringatan ke-11 tahun haul (30 Desember 2020) beliau, memahami pemikiran ini menjadi sangat penting.

Dalam sebuah makalah berjudul ”Islam and Pancasila: Development of A Religious Political Doctrine in Indonesia” yang disampaikan di seminar internasional di Seoul, Korea Selatan,  pada 1990. Gus Dur menawarkan perspektif radikal tentang Pancasila sebagai doktrin politik religius bagi bangsa Indonesia.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000