logo Kompas.id
OpiniMenghidupkan Demokrasi
Iklan

Menghidupkan Demokrasi

Wacana ”kematian demokrasi” membangkitkan euforia di kalangan figur, organisasi, atau kelompok yang menolak demokrasi karena alasan tertentu. Jika demokrasi mati, mereka menganggap ada peluang adopsi sistem politik lain.

Oleh
Azyumardi Azra
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/zEPWKjnpXvFmYFMN42Ry6l6uz7Q=/1024x1024/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F07%2F67610066.jpg
KOMPAS/LASTI KURNIA

Azyumardi Azra

Kenapa perlu ”menghidupkan” atau merejuvenasi demokrasi? Apakah demokrasi tak hidup lagi? Bukankah demokrasi adalah sistem politik paling dominan di dunia sehingga sulit dipercaya bisa mati?

Belakangan ini di Tanah Air berkembang wacana tentang ”demokrasi telah mati”. Terjadi percakapan dan perdebatan hangat di kalangan akademisi, politisi, dan pejabat pemerintah tentang isu ini. Wacana ”kematian demokrasi” membangkitkan euforia di kalangan figur, organisasi, atau kelompok yang menolak demokrasi karena alasan tertentu. Jika demokrasi mati, mereka beranggapan ada peluang adopsi sistem politik lain.

Editor:
Antony Lee
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000