Berbagai julukan dilekatkan untuk mendeskripsikan kebintangan Diego Maradona, mulai dari maestro, mesias, hingga dewa sepak bola.
Tak heran, hari-hari ini dunia mengenangnya sampai tak kenal waktu.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Di Argentina, kenangan publik setempat terhadap Maradona begitu abadi, karena sang maestrolah yang membawa tim nasional mereka menjuarai Piala Dunia Meksiko 1986. Itulah kali kedua tim “Tango” menjadi juara dunia setelah untuk pertama kali di tanah air mereka, Piala Dunia Argentina 1978.
Tak terlukiskan betapa bangganya warga Argentina terhadap Maradona. Selain mengantar Argentina menjadi kampiun sejagat, Maradona menghadirkan aksi menawan, fenomenal sekaligus kontroversial ke tengah dunia, yang tak habis-habis menjadi bahan obrolan pecandu sepak bola.
Fans sepak bola Argentina meyakini, tanpa Maradona, negaranya tak bisa “duduk sama rendah, berdiri sama tinggi” dengan negara-negara lainnya, khususnya di sepak bola. Bagi Argentina, Maradona dan pemain-pemain Argentina di tim Piala Dunia 1986, serta skuad tim Argentina 1978, juga pahlawan yang menyejajarkan negara mereka dengan Brasil, rival Argentina di sepak bola di Amerika selatan.
Brasil dan Argentina dianggap kiblat sepak bola dunia, selain sejumlah negara Eropa seperti Italia, Jerman, Inggris, Perancis dan Spanyol, yang juga pernah juara dunia. Satu lagi yang pernah juara dunia yakni Uruguay, juga Amerika Latin.
Beda Brasil dan Argentina, hingga sebelum 1978 Brasil sudah tiga kali juara dunia, yakni di Swedia 1958, Cile 1962, dan Meksiko 1970. Tak heran, saat tim “Tango” membukukan gelar juara dunia untuk kedua kali pada 1986, penduduk Argentina mengelu-elukan Maradona.
Yang layak dicatat dari Maradona, betapa ia membuat seantero dunia, terutama puluhan juta penduduk Argentina, bahagia begitu rupa karena aksi-aksinya di lapangan hijau. Tak heran, sejumlah bintang sepak bola dunia juga menyebut Maradona ibarat seniman sepak bola.
Dengan kemahiran dan kepiawaiannya bermain sepak bola, Maradona hadir sebagai sosok yang menginspirasi jutaan bahkan miliaran anak-anak muda di dunia. Mereka ingin menjadi seperti Maradona. Punya bakat bermain sepak bola, mengembangkan bakat itu dengan benar, termasuk mematangkan diri di klub Argentinos Juniors dan Boca Juniors (Argentina), kemudian mengharumkan nama negara, dan tampil memikat dunia.
Karier gemilang itu membawa Maradona dinobatkan Asosiasi Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA), sebagai "Pemain Abad Ini (abad ke-20)" bersama legenda Brasil, Pele.
Benar, bahwa Maradona terjerat narkoba. Benar juga, bahwa sebagai pelatih, Maradona gagal membawa Argentina menjadi juara pada Piala Dunia Afrika Selatan 2010. Namun, tetap saja, sebagai pemain sepak bola, kepiawaian dan kepribadiannya menghapuskan beberapa titik lemah itu.