logo Kompas.id
OpiniTentang China dan Korsel
Iklan

Tentang China dan Korsel

Dua negara yang bertetangga merupakan kondisi geografis yang tidak ubahnya suratan takdir. Namun, apakah keduanya akan bermusuhan atau bekerja sama saling menguntungkan, hal itu merupakan pilihan.

Oleh
Redaksi
· 2 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/tbVhwabWRxPLG025nip-C-lqMcc=/1024x639/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2FSKOREA-CHINA-DIPLOMACY_93220295_1606404786-e1606405568956.jpg
THE BLUE HOUSE/AFP

Foto  yang diambil pada 26 November 2020 oleh Kantor Presiden Korea Selatan ini menunjukkan Presiden Korsel Moon Jae-in (kanan) berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Seoul.

Posisi dua negara yang berdekatan atau bertetangga merupakan ”takdir”. Kondisi yang suka tidak suka harus diterima. Inilah yang dialami Korea Selatan dan China.

China dan Korea Selatan memiliki sejarah yang kurang nyaman. Saat Perang Korea pecah pada 1950-an, keduanya berada di kubu berseberangan. Setelah itu, Korsel menjadi sekutu Amerika Serikat (AS) dan kini tumbuh berkembang di jalur demokrasi liberal. Adapun China yang berhaluan sosialisme-komunisme menjadi mitra cukup dekat Korea Utara, negara komunis yang berbatasan langsung dengan Korsel.

Editor:
A Tomy Trinugroho
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000