Kupon bunga yang ditawarkan ST007 ini lebih menarik dibandingkan imbal hasil produk perbankan, seperti deposito dan tabungan. Pajak pendapatan yang dikenakan juga lebih rendah.
Oleh
Joice Tauris Santi
·3 menit baca
Pekan ini pemerintah mulai menawarkan instrumen investasi obligasi ritel, yaitu sukuk tabungan atau ST. ST merupakan salah satu varian dari obligasi ritel yang ditawarkan pemerintah selain obligasi ritel, sukuk ritel, dan obligasi tabungan ritel atau saving bond ritel/SBR.
Adapun SBR dan ST merupakan pengembangan dari produk sebelumnya, yaitu ORI dan sukuk ritel (sukri). Penambahan fitur pada SBR dan ST dibuat untuk menarik para investor. Insentif yang ditawarkan kepada para investor adalah tingkat kupon bunga yang mengambang dengan mematok imbalan minimal.
Baik SBR maupun ST memiliki kupon bunga mengambang yang mengacu pada tingkat suku bunga atau reverse repo rate 7 hari Bank Indonesia (7DRRR). Walaupun mengambang, pemerintah sebagai penerbit obligasi telah menetapkan batas bawah tingkat kupon ini. Jadi, jika sekiranya karena sesuatu hal tingkat suku bunga 7DRRR melorot tajam, penurunan kupon bunga SBR dan ST tidak akan sedalam penurunan tingkat suku bunga 7DRRR karena sudah dipatok batas minimalnya.
Pada sukuk tabungan seri ST007, pemerintah melalui Kementerian Keuangan memutuskan kupon ST007 sebesar 5,5 persen dengan system floating with floor atau kupon mengambang dengan batas maksimum. Kupon ini akan dievaluasi setiap tiga bulan sekali.
Kupon sebesar 5,5 persen itu, terdiri dari kupon 7DRRR pada saat penetapan sebesar 4 persen ditambah dengan selisih sebesar 150 basis poin sehingga didapatkan kupon sebesar 5,5 persen. Kupon sebesar 5,5 persen ini juga ditetapkan sebagai tingkat minimal kupon bunga yang berlaku hingga jatuh tempo.
Jika saja, tingkat suku bunga acuan 7DRRR turun sebesar 0,5 basis poin menjadi 3,5 persen, ditambah selisih yang ditetapkan sebesar 150 basis poin, didapatkan bunga sebesar 5 persen. Jika obligasi dengan sistem mengambang tanpa ada batas minimal, kupon obligasi akan turun menjadi 5 persen.
Akan tetapi, karena ada batas minimal sebesar 5,5 persen, walaupun suku bunga 7DRRR turun, kupon ST007 minimal akan tetap sebesar 5,5 persen. Itulah fitur menarik pada obligasi ritel jenis ST dan SBR.
Sebaliknya, jika tingkat suku bunga 7DRRR yang menjadi acuan naik sebesar 0,25 persen menjadi 4,25 persen, tingkat kupon bunga ST dan SBR juga ikut naik sebesar 0,25 persen.
Seiring dengan kencenderungan penurunan tingkat suku bunga acuan 7DRRR, dibandingkan dengan obligasi ritel seri sebelumnya, tingkat kupon ST007 lebih kecil dibandingkan dengan ST006 dengan kupon 6,75 persen. Kupon ST007 juga lebih kecil dibandingkan dengan SR013 yang sebesar 6,05 persen maupun ORI018 yang sebesar 5,75 persen.
Namun, kupon bunga yang ditawarkan ST007 ini lebih menarik dibandingkan dengan imbal hasil produk perbankan seperti deposito dan tabungan. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) baru saja menurunkan suku bunga penjaminan dari 5,25 persen menjadi 5 persen saja.
Lagi pula pajak pendapatan yang dikenakan pada produk obligasi pemerintah hanya 15 persen, lebih rendah dibandingkan dengan pajak pendapatan produk perbankan yang sebesar 20 persen. ST007 akan jatuh tempo pada 10 November 2022 mendatang. Penawaran ditutup hingga 25 November 2020.