Ketika mempertimbangkan pilihan produk investasi, setiap orang mempunyai karakteristik yang disesuaikan dengan beberapa alasan, di antaranya faktor usia, lingkungan, dan pemahaman tentang investasi itu sendiri.
Oleh
DEDI SETIAWAN dari Otoritas Jasa Keuangan
·5 menit baca
Tak kenal, maka tak sayang. Ini tidak hanya berlaku dalam sebuah hubungan, tetapi juga dalam dunia investasi. Untuk dapat memperoleh manfaat maksimal dari suatu investasi, harus dipahami lebih dalam risiko dan manfaat produk-produk investasi. Jika semata hanya tergiur investasi yang menjanjikan imbal hasil ”pasti” dan tinggi, bisa-bisa bukannya untung malah ”buntung”. Dana yang sudah diinvestasikan bisa melayang begitu saja.
Di sisi lain, terlalu konsumtif bisa membuat kita alpa berinvestasi. Kalaupun berinvestasi, bisa jadi tidak maksimal. Kita hidup di lingkungan yang mempengaruhi gaya hidup, mulai dari gawai terbaru, liburan seru keluar negeri, hobi seperti bersepeda, dan lain-lain. Media sosial juga adakalanya membuat orang berlomba-lomba menunjukkan gaya hidup mewah yang sebenarnya belum tentu mampu dilakukan.
Di tengah banyaknya ”godaan” di atas memulai investasi pada produk-produk keuangan itu bisa terkesan ruwet dan berat. Belum lagi adanya ketakutan apabila kondisi pasar keuangan sedang turun sehingga mengganggu performa investasi. Hal ini wajar terjadi. Yang paling penting terus bekali diri dengan pengetahuan tentang investasi. Memonitor perkembangan keuangan dan ekonomi secara umum juga jadi nilai plus.
Apabila potensi imbal hasil sebuah produk investasi tinggi, akan diikuti dengan risiko tinggi ataupun sebaliknya. Ini dikenal dengan istilah high risk high return. Jadi, perlu waspada jika ada tawaran investasi yang menjanjikan imbal hasil tinggi dan cepat.
Membaca risiko
Risiko dan imbal hasil selalu berjalan beriringan. Apabila potensi imbal hasil sebuah produk investasi tinggi, akan diikuti dengan risiko tinggi ataupun sebaliknya. Ini dikenal dengan istilah high risk high return. Jadi, perlu waspada jika ada tawaran investasi yang menjanjikan imbal hasil tinggi dan cepat.
Secara umum, risiko dalam dunia investasi adalah kemungkinan terjadinya kerugian atau keuntungan yang didapat tidak sebanding dengan ekspektasi sebelumnya.
Dalam mempertimbangkan pilihan produk investasi, setiap orang juga mempunyai karakteristik yang disesuaikan dengan beberapa alasan, di antaranya faktor usia, lingkungan, dan pemahaman tentang investasi itu sendiri.
Beberapa karakteristik investor di produk-produk keuangan, yaitu:
1. Investor konservatif
Biasanya investor jenis ini tidak menyukai risiko berlebihan dan bermain ”aman”. Keamanan dan stabilitas nilai investasi menjadi prioritas utama. Tidak masalah jika imbal hasil yang didapat kecil, asalkan pasti dan tidak terlalu fluktuatif.
Beberapa jenis produk investasi yang cocok bagi tipe konservatif adalah deposito, obligasi pemerintah, dan reksa dana pasar uang. Produk-produk itu memiliki tingkat fluktuasi yang relatif rendah, tetapi mampu memberikan keuntungan per tahun. Reksa dana tetap memiliki risiko, rekam jejak record suatu perusahaan tidak bisa digunakan untuk memprediksi keuntungan di masa depan.
2. Investor moderat
Tipe ini biasanya berani mengambil risiko yang lebih terukur, yakni masih terdapat porsi untuk imbal hasil tetap. Investor jenis ini memahami fluktuasi investasi di pasar, tetapi mengharapkan fluktuasi tersebut tidak terlalu drastis. Di sisi lain juga berharap potensi imbal hasil lebih dari deposito dan inflasi.
Jenis produk keuangan yang cocok, di antaranya reksa dana campuran yang berisi obligasi, saham, dan pasar uang. Produk ini mengakomodasi kepentingan tipe moderat yang menginginkan imbal hasil lebih tinggi dari tipe konservatif, tetapi tidak sefluktuatif tipe agresif.
3. Investor agresif
Tipe ini menyukai tantangan dan risiko serta termotivasi untuk mendapatkan imbal hasil yang tinggi. Berbanding terbalik dengan tipe konservatif, tipe ini sangat biasa dengan fluktuasi harga.
Pilihan jenis instrumen investasinya pun didominasi oleh saham, reksa dana saham, dan bahkan produk-produk derivatif.
Investor tipe konservatif, misalnya, bukan berarti karakternya tidak bisa berubah menjadi moderat, bahkan agresif. Dengan bertambahnya pengetahuan dan pengalaman, bisa saja seseorang yang sebelumnya konservatif jadi moderat dan mencoba berinvestasi di reksa dana campuran, bahkan reksa dana saham. Faktor lain yang dapat menentukan pilihan produk investasi adalah umur.
Seorang karyawan yang lima tahun lagi pensiun dari pekerjaannya mungkin akan berpikir ulang jika akan berinvestasi di saham. Adapun anak muda berumur 25 tahun yang memiliki rencana jangka panjang untuk membiayai anaknya kelak bersekolah di luar negeri akan berani mengambil risiko untuk berinvestasi di reksa dana saham atau membeli saham.
Lingkungan juga dapat menentukan profil risiko seseorang untuk berinvestasi. Orangtua yang terbiasa berinvestasi, misalnya, dapat menumbuhkan semangat berinvestasi pada anaknya sejak dini dan begitu pula sebaliknya. Orangtua dan guru di sekolah memiliki peran besar untuk memperkenalkan dunia investasi dan keuangan pada umumnya.
Pilihan investasi seorang lajang mungkin akan berbeda dengan seseorang yang sudah memiliki dua anak. Semuanya bergantung pada kewajiban dan tanggung jawab seseorang terhadap keuangan. Hal itu akan berpengaruh terhadap berapa besar dana yang akan diinvestasikan dan tingkat pengembalian investasinya.
Boleh dikatakan investasi itu bersifat personal, tidak bisa semua disamakan hanya berdasarkan satu faktor saja, misalnya umur. Perlu digali lebih lanjut apakah orang tersebut juga masih membiayai orang tuanya, selain anaknya sendiri atau biasa disebut sandwich generation.
Profil risiko juga berkaitan dengan fleksibilitas seseorang dalam berinvestasi. Misalnya, seseorang mempunyai dana liburan yang sudah dipersiapkan selama 1 tahun. Karena pandemi belum jelas kapan akan berakhir, dana itu dialihkan ke berbagai pos lain seperti menambah dana darurat atau untuk dana anak sekolah.
Pengecekan atas profil risiko dan produk investasi yang sudah dijalankan perlu dilakukan secara berkala untuk memastikan apakah tujuan keuangan masih di jalurnya atau tidak. Jika tidak, perlu dianalisis lebih lanjut kenapa itu bisa terjadi. Jangan terburu-buru untuk berganti produk.
Pada akhirnya, kita sendiri yang menentukan apakah perlu direvisi atau dimodifikasi menyesuaikan kondisi yang ada.
Cek penawaran investasi
Setelah menganalisis profil risiko anda, langkah selanjutnya adalah memilah penawaran produk investasi yang sesuai dengan profil risiko anda. Jangan lupa untuk selalu cek penawaran investasi. Apalagi, saat ini semakin banyak penawaran investasi ilegal.
•Cek apakah pihak yang menawarkan investasi sudah memperoleh izin. Karena yang ditawarkan produk keuangan, cek apakah sudah berizin OJK.
•Kemudian, cek juga apakah pihak yang menawarkan investasi sudah terdaftar sebagai mitra pemasar.
•Apakah pencantuman logo instansi atau lembaga pemerintah dalam penawarannya sudah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Anda dapat mengecek penawaran investasi tersebut melalui layanan Kontak OJK 157.
Tidak ada kata terlambat dalam berinvestasi dan jangan sampai menyesal karena tidak berinvestasi. Waktu tidak dapat diputar kembali. Manfaatkan momen untuk berinvestasi semaksimal mungkin.