Setelah turun-temurun menekuni kearifan budaya yang harmonis dengan alam, bangsa Nusantara menjadi tangguh berdampingan dengan alam yang menyimpan aneka potensi bencana. Budaya tangguh ini mesti terus dihidupkan.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Kita garis bawahi pernyataan Presiden Joko Widodo ketika membuka Pekan Kebudayaan Nasional 2020 di Jakarta, Sabtu (31/10/2020).
Presiden mengatakan, setelah turun-temurun menekuni kearifan budaya yang harmonis dengan alam, bangsa Nusantara menjadi tangguh berdampingan dengan alam yang menyimpan aneka potensi bencana. Budaya tangguh (menghadapi) bencana ini mesti terus dihidupkan sehingga menjadi modal kuat bangsa dalam menghadapi bencana Covid-19 yang kini sedang mendera (Kompas, 1/11/2020).
Ketika menghadapi Covid-19, memori budaya, yakni masyarakat tangguh bencana, kembali hidup. Lebih dari delapan bulan masyarakat terus memupuk rasa solidaritas, gotong royong, dan mendukung langkah pemerintah dalam mengatasi pandemi. Mendukung pernyataan Presiden Jokowi, sehari sebelumnya Kompas juga menurunkan berita tentang pekerja seni yang terus berkarya. Banyak hasilnya yang bisa dinikmati masyarakat lewat kanal Youtube setelah disiarkan streaming secara dalam jaringan (daring/online).
Kita apresiasi kiprah seniman dan budayawan yang pantang menyerah pada masa Covid-19 yang, selain perekonomian, juga memorakporandakan kondisi kesehatan masyarakat, baik secara fisiologis maupun psikologis. Tidak jarang kita ragu, bagaimana kreativitas bisa leluasa berkembang jika ancaman tertular Covid-19 terus menghantui.
Untunglah nalar sehat tampil dominan sehingga banyak seniman terus berkarya sambil menerapkan protokol kesehatan. Dengan itu, dorongan aktualisasi diri, gairah berekspresi artistik, dapat terus dipertahankan. Kita apresiasi hal ini. Kita juga membayangkan betapa keringnya kehidupan delapan bulan terakhir tanpa kiprah seniman-budayawan.
Apabila kita perluas, pengertian budayawan juga dapat disematkan kepada kalangan lain di masyarakat, misalnya mereka yang bergerak dalam bidang inovasi teknologi. Di sini, kita pun mendapat laporan yang sama. Inovator juga bergiat di era pandemi, menghasilkan berbagai karya inovasi, khususnya yang terkait dengan alat kesehatan.
Dalam tataran kearifan lokal, masyarakat juga banyak yang kembali kepada jamu tradisional untuk meningkatkan daya imunitas tubuh. Tentu semua ekspresi ketangguhan itu, yang dapat menjadi modal untuk menghadapi situasi sulit akibat bencana atau wabah, amat kita hargai. Harapan kita, hal itu bisa terus dipelihara, mengingat masih ada juga kalangan masyarakat yang belum menghayati nilai baik, yang manfaatnya juga untuk kebaikan mereka. Misalnya, tentang kepatuhan terhadap imbauan untuk menerapkan protokol kesehatan.
Kadang kita berpikir, mengapa mereka tidak/kurang peduli pada keselamatan diri sendiri dan orang lain. Kita teringat kembali pada pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang juga menjadi program pemerintahan kedua Presiden Jokowi. Kita berharap, dengan program pembangunan dan pengembangan SDM, masyarakat yang sudah tangguh dapat didorong menjadi bangsa yang unggul, tertib, dan berbudaya.