Pemberian air susu ibu atau ASI dapat menurunkan angka kematian bayi 55 persen sampai 87 persen.
Oleh
DR SAMSURIDJAL DJAUZI
·5 menit baca
Setelah menikah lebih dari setahun, saya hamil. Kami memang merencanakan kehamilan ini dalam suasana saya sedang tidak bekerja. Selama ini saya bekerja di suatu bank swasta. Di tempat saya bekerja terjadi pengurangan pegawai dan saya memilih untuk berhenti bekerja dengan pesangon yang lumayan. Saya sudah bekerja di bank ini selama 4 tahun. Sekarang saya hamil sudah 8 bulan dan punya banyak waktu di rumah.
Saya banyak membaca dan sedang belajar bahasa Prancis secara daring. Namun, ketika hamil besar sekarang ini, semangat belajar mulai menurun. Saya memusatkan perhatian agar bayi yang saya kandung lahir dengan selamat dan sehat. Selama kehamilan, saya telah menjalani berbagai pemeriksaan, seperti ultrasonografi untuk melihat perkembangan janin, tes laboratorium HIV, hepatitis B, dan sifilis. Syukur semua hasilnya baik.
Saya mengikuti senam hamil meski sekarang tak dapat diteruskan di rumah sakit karena adanya pandemi Covid-19. Saya masih melanjutkan senam sendiri di rumah dan tiap pagi jalan keliling taman dekat rumah saya bersama suami. Suami saya berumur 32 tahun dan saya berumur 28 tahun.
Saya telah menjalani juga imunisasi tetanus sewaktu akan menikah dan pada waktu hamil mendapat imunisasi influenza. Saya rajin minum vitamin yang dianjurkan dokter.
Oleh karena ini kehamilan pertama, kami merencanakan melahirkan di rumah sakit di kota kami. Kota tempat kami tinggal merupakan kota yang tidak terlalu besar. Rumah sakit di kota kami mempunyai spesialis kebidananan, spesialis anak, bedah, dan penyakit dalam. Saya memilih melahirkan di kota kami karena banyak saudara dan rumah sakit rujukan agak jauh dari kota kami.
Saya mulai membaca apa yang harus dilakukan jika bayi saya lahir. Menurut rencana, persalinan nanti merupakan persalinan biasa tanpa operasi, kecuali ada keadaan mendesak yang diperlukan. Suami saya sudah memilih nama untuk bayi kami. Berdasarkan pemeriksaan ultrasonografi, bayi yang saya kandung perempuan.
Saya sudah memahami pentingnya air susu ibu (ASI) eksklusif. Saya merencanakan akan memberikan nutrisi terbaik bagi bayi saya, yaitu ASI eksklusif selama 6 bulan. Saya juga mengusahakan agar bayi saya mendapat susu kolostrum, yaitu susu pertama yang diisap bayi yang kaya akan nutrisi dan mengandung banyak zat untuk meningkatkan kekebalan.
Saya ingin mendapat informasi apakah semua rumah sakit atau layanan kesehatan yang menolong bayi mempunyai layanan yang berbeda ataukah sama. Saya ingin bayi saya mendapat layanan yang lengkap dan baik.
Mohon juga informasi apa yang perlu saya perhatikan dalam masa-masa permulaan bayi saya lahir. Terima kasih atas penjelasan Dokter.
S di C
Pertama, saya ingin mengucapkan selamat kepada Anda atas kehamilan ini dan semoga persalinan akan berjalan lancar, Anda dan bayi dalam keadaan sehat. Saya senang Anda mempunyai kepedulian yang besar dalam menjaga kesehatan selama hamil serta menyiapkan diri untuk mengasuh anak dengan baik. Peluang waktu cukup banyak karena Anda tidak perlu meninggalkan rumah untuk bekerja.
Asuhan keperawatan selama hamil bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu hamil serta janin yang dikandungnya. Selama kehamilan, Anda tentu ditimbang berat badan, pemeriksaan fisik, tekanan darah, kadar hemoglobin, gula darah, dll. Bahkan, Anda juga telah menjalani pemeriksaan HIV, hepatitis B, dan sifilis. Ketiga penyakit ini dapat menular ke bayi dalam kandungan. Penularan ini harus dicegah.
Jika tak ada penyakit tersebut, tentu kita bersyukur. Namun, jika ada, harus diobati sehingga tak menular ke bayi. Pemerintah telah menetapkan penularan ketiga penyakit tersebut akan ditekan sehingga diharapkan tak ada lagi bayi yang tertular ketiga penyakit tersebut.
Dokter Anda mungkin sudah membahas rencana persalinan nanti. Setiap ibu hamil sedapat mungkin diharapkan melahirkan di layanan kesehatan. Dengan demikian, persalinan dapat diusahakan berjalan dengan lancar dan jika ada kesulitan dapat segera diatasi. Bayi yang baru lahir akan menangis spontan.
Setelah mendapat pertolongan, bayi akan diusahakan menyusu secara dini. Bayi akan mendapat ASI pertama yang disebut kolostrum. Biasanya bayi mendapat kolostrum dalam satu jam pertama kelahiran.
Kemudian bayi akan mendapat suntikan vitamin K1 untuk mencegah perdarahan. Setelah itu, pada hari yang sama, bayi akan mendapat imunisasi hepatitis B. Semua bayi akan ditimbang berat dan diukur panjangnya. Bayi kemudian akan dimandikan dan diberi selimut hangat. Petugas kesehatan akan memotong tali pusar bayi. Setelah semua berjalan dengan baik, bayi akan ditidurkan di samping ibu.
Jika bayi dalam jangkauan ibu, bayi akan mudah mendapat ASI sesuai kebutuhan. Pada umumnya, ibu sudah memahami pentingnya ASI eksklusif. Proporsi bayi yang pernah mendapat ASI cukup tinggi sekitar 95 persen, tetapi angka ASI eksklusif masih rendah, yaitu hanya 32,4 persen. Adapun bayi yang mendapat ASI pada satu jam pertama kelahiran hanya 43 persen. Padahal, pemberian ASI dapat menurunkan angka kematian bayi 55 sampai 87 persen. Bayi yang baru lahir juga diberi salep mata tetrasiklin 1 persen untuk mencegah infeksi mata.
Semua bayi yang baru lahir harus mendapat tanda pengenal berupa gelang yang dikenakan kepada bayi dan ibunya. Petugas kesehatan akan menuliskan surat keterangan lahir yang berguna untuk memperoleh akta lahir. Bayi yang lahir normal dan sehat dapat pulang dari layanan kesehatan setelah dirawat 24 jam.
Jika ada masalah, seperti bayi menjadi kuning, perawatan bayi dapat diperpanjang. Sebelum pulang, perlu diyakini bayi dalam keadaan baik. Petugas kesehatan akan memberi konseling dan membuatkan jadwal kunjungan. Kehadiran keluarga baru merupakan kebahagiaan meski bayi pasti juga memerlukan perawatan yang baik. Kedua orangtua harus peduli dan mendukung tumbuh kembang bayi.
Sudah sering dikemukakan pentingnya 1.000 hari pertama dalam kehidupan, yaitu sekitar sembilan bulan dalam kandungan dan dua tahun setelah lahir. Seribu hari pertama dalam kehidupan anak merupakan masa yang amat penting. Jika masa tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal, tingkat kesehatan anak yang akan tumbuh menjadi remaja, dewasa, dan kemudian menjadi usia lanjut akan baik.
Saat ini, kita sedang mendapat bonus demografi. Artinya, proporsi penduduk usia produktif lebih besar dari usia nonproduktif. Peluang bonus demografi ini dapat dimanfaatkan untuk mempercepat pembangunan ekonomi bangsa. Namun, untuk itu, mutu sumber daya manusia kita harus baik. Kita harus bertekad agar semua anak Indonesia dapat tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas, dan mencintai Tanah Airnya. Sumber daya manusia kita akan meningkat di masa depan dan kepada merekalah pembangunan bangsa ini kita percayakan. Nah, saya berharap agar Anda dan bayi dalam keadaan sehat serta Anda sekeluarga akan berbahagia selalu.