logo Kompas.id
OpiniMetamorfosis Drestarata
Iklan

Metamorfosis Drestarata

Mungkinkah Trump telah menepi dari kekuasaan, sebagaimana Drestarata melakukan tetirah di tengah hutan, ketika seluruh kekuasaannya runtuh? Sudah pasti Trump bukan Drestarata, raja yang buta sejak lahir.

Oleh
Putu Fajar Arcana
· 7 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/VEb4jN0NSW2namTseYHTSg1ybII=/1024x1167/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2FCAN_1565170607-e1583251049886.jpg
Kompas

Putu Fajar Arcana, wartawan senior Kompas

Setelah kematian putra tertuanya Duryadana, Drestarata memilih jalan wanaprasta. Ia pergi bertapa ke dalam hutan ditemani istrinya Gandari, saudara tirinya Widura, dan ibu para Pandawa, Kunti. Dadanya yang remuk setelah kematian Duryadana, ia coba redam dengan memberi maaf kepada para Pandawa, yang telah menghabisi 100 orang Kurawa, anak-anaknya.

Sebelum pergi tetirah ke hutan, ia sempat bertemu empat mata dengan Sri Kresna. Kepadanya, ia bertanya, ”Mengapa ke-100 putra-putraku harus binasa di tangan saudara sendiri dalam perang Barathayuda? Ini tidak bisa diterima sepenuhnya,” kata Drestarata. Ia memegang dadanya kuat-kuat seolah hendak runtuh.

Editor:
Sri Rejeki
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000