Arab Saudi secara parsial mulai membuka isolasi dan pelaksanaan umrah. Kerajaan Arab Saudi juga melonggarkan beberapa pembatasan penerbangan internasional.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Arab Saudi secara bertahap mengizinkan pelaksanaan umrah. Dengan menggunakan aplikasi, mulai 1 November, jemaah dari luar negeri boleh ikut mendaftar.
Di awal pelaksanaan umrah, Minggu (4/10/2020), Kerajaan Arab Saudi hanya mengizinkan 6.000 penduduk dan warga di dalam kerajaan untuk melakukan umrah setiap hari. Jemaah hanya diberi waktu 3 jam untuk menyelesaikan seluruh rukun umrah, tawaf, sai, dan memotong rambut. Mereka dibagi dalam kelompok kecil, maksimal 25 orang, dan setiap kelompok akan didampingi petugas kerajaan.
Dengan memperhitungkan protokol kesehatan, kerajaan masih membatasi hanya 20.000 orang per hari. Pada 18 Oktober, kerajaan akan meningkatkan jumlah jemaah menjadi 15.000 orang jika dalam dua pekan pertama dinilai sukses.
Jemaah dari beberapa negara baru diperbolehkan melaksanakan umrah mulai 1 November 2020. Namun, hanya negara tertentu yang dianggap aman dari Covid-19 yang bisa ikut melaksanakan umrah. Jumlah jemaah yang diizinkan umrah nantinya akan direvisi setelah pandemi berakhir.
Sejak Maret 2020, kerajaan menghentikan pelaksanaan umrah dan secara dramatis mengurangi jumlah jemaah haji dari biasanya sekitar 2,5 juta orang menjadi hanya 10.000 orang. Pelaksanaan haji 2020 dinilai sukses oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus. Ia menyatakan, pelaksanaan haji 2020 merupakan contoh sempurna beradaptasi dengan situasi baru, hidup bersama virus, dan melindungi keselamatan orang.
Untuk pelaksanaan umrah, kerajaan mengembangkan aplikasi seluler yang mencantumkan daftar perusahaan umrah dari negara yang diperbolehkan mengirim jemaah. Lewat aplikasi itu, perusahaan umrah yang sudah terdaftar akan mendaftarkan jemaahnya dan jemaah wajib mengikuti protokol kesehatan yang disediakan di aplikasi.
Kecuali tiga negara, yaitu Brasil, India, dan Argentina, Indonesia termasuk dalam daftar negara yang diizinkan untuk mengirimkan jemaah umrah. ”Kenapa ketiga negara itu tidak boleh mengirim. Sebab, penanganan pandemi Covid-19 dianggap tidak berhasil. Indonesia masih diperbolehkan sehingga insya Allah tanggal 1 November sudah bisa (mengirimkan jemaah umrah),” ungkap Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Nizar Ali.
Arab Saudi, seiring dengan menurunnya penambahan positif infeksi harian yang dalam dua pekan terakhir sekitar 450 kasus, secara parsial mulai membuka isolasi dan pelaksanaan umrah. Kerajaan juga melonggarkan beberapa pembatasan penerbangan internasional.
Kita berharap jemaah kita yang akan berangkat mulai 1 November nanti mempersiapkan diri dengan membiasakan mematuhi protokol kesehatan. Sepulang dari umrah, mereka bisa menceritakan bagaimana Arab Saudi yang mulai berhasil mengendalikan Covid-19 dengan melaksanakan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.