logo Kompas.id
OpiniPolemik Paradigma Penciptaan...
Iklan

Polemik Paradigma Penciptaan Seni Akademik

Sejak institusi pendidikan tinggi seni berdiri, publik lazim mengenal istilah ”seni sekolahan”, ”seni intelek”, atau ”seni akademik”. Karya-karya yang dihasilkan terlihat susah untuk dimengerti, membuat dahi berkerut.

Oleh
ARIS SETIAWAN
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/nkRrXPpX-91bsnJS2pg24y5b8SE=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2F592cb154-0e59-446e-84f8-f566cc616e13_jpg.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Beragam karya seniman yang tergabung dalam Ruang Mes56, dalam pameran We Go Where We Now di Galeri RJ Katamsi Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Sewon, Bantul, DI Yogyakarta, Senin (11/11/2019) malam.

Sejak berpakaian tinggi seni berdiri, masyarakat lazim mengenal istilah ”seni sekolahan”, ”seni intelek”, atau ”seni akademik”. Peristiwa itu menjadi penanda bahwa seolah ada genre kesenian baru di luar kesenian pada umumnya.

Alih-alih menjadi mencusuar baru dalam kekaryaan seni, gaya sekolahan menjadi sangat dekat dengan masyarakat, alias tidak membumi. Karya-karya yang dihasilkan terlihat susah untuk membuat dahi berkerut dan mengerikan.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000