Muhyiddin berharap banyak dari pemilu di Sabah Sabtu ini. Keberhasilan memenangi pemilu di Sabah dapat menjadi modal bagi Muhyiddin untuk menghadapi pemilu yang dipercepat.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Raja Malaysia Sultan Abdullah Ri’ayatuddin lagi-lagi akan menjadi penentu politik kekuasaan di Malaysia setelah manuver politisi Anwar Ibrahim.
Namun, Yang Dipertuan Agung Malaysia Sultan Abdullah dikabarkan belum bisa menemui siapa pun dalam pekan ini. Koalisi Pakatan Harapan bubar setelah 37 anggota dari partai penyokongnya, termasuk Muhyiddin Yassin, keluar dari koalisi itu sehingga Perdana Menteri (PM) Mahathir Mohamad harus mengundurkan diri.
Krisis politik ini membuat Sultan Abdullah tampil, bertemu dengan sejumlah anggota parlemen untuk menanyakan dukungannya. Raja merestui Muhyiddin Yassin, yang satu partai dengan Mahathir, untuk membentuk kabinet akhir Februari lalu. Muhyiddin melengserkan Mahathir dan kelompok pendukungnya di Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM). Muhyiddin terus bergerak mengganti ketua parlemen dan menunda sidang serta menjanjikan pemilu sela akhir tahun.
Namun, tidak berarti krisis politik sudah berakhir. Ternyata, Anwar Ibrahim meminta bertemu Raja dan membuat pernyataan bahwa dukungan di parlemen sangat cukup untuk membuat dirinya menjadi PM Malaysia. Keinginan Anwar bertemu Yang Dipertuan Agung belum terealisasi. Raja sedang dirawat di Institut Jantung Nasional.
Raja Malaysia kembali akan memainkan peran kunci menyusul pernyataan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim itu. Meski demikian, Muhyiddin Yassin menegaskan bahwa dia masih pemimpin yang sah dan mengecam upaya Anwar mengguncang politik negara itu.
Selain menunjuk PM, sesuai konstitusi, Raja juga bisa memutuskan pemilihan umum dipercepat. Raja juga dapat meminta Majelis Rendah menggelar sidang paripurna yang dijadwalkan 2 November. Sesuai dengan konstitusi, Raja bisa membubarkan parlemen sebab partai pimpinan Muhyiddin Yassin masih diragukan kinerjanya (Kompas, 25/9/2020).
Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan, mosi tidak percaya harus digelar untuk menentukan, apakah Muhyiddin Yassin mempunyai dukungan mayoritas di parlemen untuk tetap memerintah.
Mahathir, kemarin, mengatakan, pernyataan Presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi, bahwa ”banyak” anggota parlemen dari partai itu mendukung pemimpin oposisi Anwar Ibrahim, tak memungkinkan lagi Muhyiddin untuk memerintah.
Koran Singapura, The Straits Times, menyebutkan, 15 anggota parlemen dari UMNO yang menarik dukungan dari koalisi Perikatan Nasional, pendukung Muhyiddin, yang didasarkan dukungan perseorangan. Muhyiddin berharap banyak dari pemilu di Sabah, Sabtu (26/9/2020) ini. Keberhasilan memenangi pemilu di Sabah bisa menjadi modal Muhyiddin menghadapi pemilu yang dipercepat.
Usulan percepatan pemilu bisa menjadi solusi yang diterima semua pihak, apalagi jika partai Muhyiddin menang di Sabah. Namun, pilihan sepenuhnya ada di tangan Raja.