Diversifikasi aset merupakan salah satu cara untuk tetap memperoleh hasil investasi sekaligus mengurangi risiko kerugian. Langkah ini penting dilakukan untuk menyikapi dampak Covid-19 terhadap aspek finansial kita.
Oleh
Joice Tauris Santi
·2 menit baca
Pandemi Covid-19 mengubah banyak aspek dari kehidupan kita, termasuk aspek finansial. Bagi mereka yang telah berinvestasi sebelum wabah merebak, perlu menyesuaikan diri dengan memutar ulang tatanan aset finansial yang sudah diinvestasikan tersebut.
Banyak variabel telah berubah, seperti penurunan tingkat suku bunga untuk memberikan insentif pada dunia usaha atau penurunan kinerja perusahaan akibat berkurangnya penjualan. Semua itu memengaruhi kinerja instrumen investasi, seperti saham dan obligasi, termasuk juga produk perbankan, seperti tabungan dan deposito.
Penurunan kinerja perusahaan akan memengaruhi laba dan potensi dividen yang akan diterima investor. Di sisi lain, persepsi investor rentan terpengaruh berbagai informasi sehingga bisa saja memengaruhi harga saham suatu perusahaan.
Sebaliknya, perusahaan dengan kegiatan usaha terkait pandemi, seperti produsen vaksin, bisa jadi harga sahamnya melambung akibat persepsi investor yang melihat perusahaan akan mendapatkan keuntungan besar dari penjualan vaksin.
Diversifikasi merupakan salah satu cara untuk tetap memperoleh hasil investasi sekaligus mengurangi risiko kerugian. Jika sebelumnya seorang investor banyak mengoleksi saham-saham konsumer, padahal saat ini sedang terjadi pelemahan daya beli karena pandemi, ada baiknya mereka mengalihkan sebagian portofolio sahamnya ke sektor lain.
Demikian pula dengan obligasi. Obligasi pemerintah dengan seri lama yang masih memberikan tingkat suku bunga lebih tinggi ketimbang obligasi baru dapat menjadi pilihan investasi.
Memecah instrumen investasi menjadi berbagai macam kelas aset yang lebih rendah risikonya merupakan salah satu cara untuk mengamankan aset yang dimiliki.
Misalnya, mengalihkan sebagian investasi pada saham atau reksa dana saham ke kelas aset yang lebih rendah, seperti obligasi, reksa dana obligasi, atau reksa dana pasar uang. Dengan demikian, aset yang sudah ada setidaknya dalam kondisi relatif lebih aman dari risiko tergerus kerugian.