logo Kompas.id
OpiniMalam Sura dan Laku Zoobotani ...
Iklan

Malam Sura dan Laku Zoobotani Budaya Jawa

Orang Jawa melaksanakan peringatan bulan Sura menggunakan cara yang proporsional. Cara-cara kultural, yang mengaitkan aspek hewan, tumbuhan, dan alam semesta justru paling tepat untuk menjaga harmoni kosmos.

Oleh
Suwardi Endraswara
· 9 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/TBYH1iewRkSYgGfB0ee-qZsauNs=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2Fcc6d9082-710e-487c-9be4-8212f696cdd9_jpg.jpg
Kompas/Yuniadhi Agung

Malam 1 Suro (Sura), 19 Agustus 2020.

Bulan Sura kali ini, butuh laku khusus. Terlebih lagi wabah korona masih gentayangan. Laku zoobotani budaya Jawa memang harus ditempuh jika ingin selamat dari sengatan korona. Orang Jawa ibaratnya sekarang harus memasuki tiga era, yaitu (1) Sura Lara, (2) Sura Gati, dan (2) Sura Suba, yang penuh teka-teki. Suka tidak suka, kali ini orang Jawa memasuki siklus Sura Lara. Artinya, malam 1 Sura harus diperingati dalam kondisi wabah korona yang masih bertubi-tubi. Saya sebut sebagai bulan Sura Lara karena hanya orang Jawa yang eling lawan waspada yang bisa selamat dari gempuran pandemi korona.

Sura Lara berarti ’bulan yang penuh wabah’, membutuhkan spiritual healing. Sura Lara memang penuh tantangan. Biasanya, orang Jawa melakukan siraman atau padusan menjelang malam 1 Sura; mandi besar dengan menggunakan air dan dicampur kembang setaman. Sebagai bentuk sembah raga (sariat) dengan tujuan menyucikan badan sebagai acara seremonial pertanda dimulainya tirakat sepanjang bulan Sura.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000