Momentum sertifikasi bebas dari cacar (freedom from smallpox) mengingatkan kita akan pentingnya solidaritas lintas sektor secara global plus ilmu pengetahuan dalam wujud vaksin, yang akan menghasilkan solusi.
Oleh
FX Wikan Indrarto
ยท3 menit baca
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro (kiri) berbincang dengan Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/7/2020). Selain melakukan uji klinis calon vaksin Covid-19 produk Sinovac, China, Bio Farma juga disiapkan untuk memproduksi vaksin Merah Putih buatan dalam negeri.
Pada 8 Mei 1980, Majelis Kesehatan Dunia ke-33 resmi menyatakan, โDunia dan seluruh rakyatnya telah bebas dari penyakit cacar.โ Deklarasi ini menandai berakhirnya satu penyakit infeksi yang telah merongrong manusia selama setidaknya 3.000 tahun, menewaskan 300 juta orang pada abad ke-20 saja. Apa yang harus dilakukan untuk membebaskan dunia dari Covid-19?
Bebas dari cacar terjadi berkat upaya global selama 10 tahun yang dipelopori Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), melibatkan ribuan petugas kesehatan di seluruh dunia saat memberikan setengah miliar dosis vaksin untuk basmi cacar. Dengan anggaran 300 juta dollar AS, berhasil memberantas cacar dan menyelamatkan 1 miliar dollar AS setiap tahun sejak 1980.
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, โKetika dunia menghadapi pandemi Covid-19, kemenangan umat manusia atas cacar adalah pengingat akan apa yang mungkin dilakukan ketika semua negara bersatu melawan ancaman masalah kesehatan bersama.โ Dunia berhasil menyingkirkan cacar berkat solidaritas global yang luar biasa dan adanya vaksin yang aman dan efektif.
Dunia berhasil menyingkirkan cacar berkat solidaritas global yang luar biasa dan adanya vaksin yang aman dan efektif.
Pemberantasan cacar juga menawarkan harapan untuk menghilangkan penyakit menular lain, termasuk polio, yang kini masih endemik di dua negara saja. Hingga saat ini, 187 negara telah disertifikasi bebas dari penyakit cacing guinea dengan tujuh penyakit lainnya.
Sebanyak 38 negara telah disertifikasi bebas dari malaria. Dalam kasus tuberkulosis (TBC), 57 negara dengan insiden TBC rendah berada di jalur untuk mencapai sertifikasi penghapusan TBC.
Pelajaran dari keberhasilan bebas dari cacar telah digunakan hari ini untuk menanggapi wabah Covid-19 yang mematikan. Misalnya, penemuan kasus aktif dari rumah ke rumah terbukti jadi strategi yang mendukung program pemberantasan polio dan memvaksinasi kontak akan membantu memerangi penyebaran ebola.
Demikian pula, pengawasan, penemuan kasus, pemeriksaan, pelacakan kontak, karantina, dan kampanye komunikasi untuk menghilangkan informasi yang salah penting untuk mengendalikan Covid-19.
Tahap penting pertama adalah menciptakan dan menjamin ketersediaan vaksin Covid-19 yang cukup dan menjangkau banyak orang di tempat yang sulit sebagai prioritas tinggi. Mengatasi keragu-raguan atas keandalan vaksin juga tantangan besar dalam menghentikan penyebaran Covid-19.
Untuk itu, adanya akses ke informasi dan pendidikan kesehatan masyarakat yang akurat sangat penting untuk memastikan masyarakat memiliki pengetahuan, bukan termakan berita bohong, dalam menjaga diri mereka sendiri dan orang lain di sekitarnya secara aman.
Setelah pemberantasan cacar, WHO dan Unicef meluncurkan program imunisasi hingga 85 persen anak di seluruh dunia telah divaksinasi dan dilindungi dari penyakit mematikan. Pada 29 Juni 2020, WHO menentukan calon vaksin Covid-19 yang dikembangkan sejumlah negara: 17 calon vaksin potensial telah memasuki uji klinis, 132 calon lain dalam evaluasi praklinis.
Di antara calon yang sudah memasuki uji klinis adalah inactivated SARS-CoV-2 yang dikembangkan Sinovac Biotech Ltd. Vaksin ini sudah sampai di Bandung untuk uji klinis tahap ketiga setelah Prof Dr dr Kusnandi Rusmil SpA(K) MM, selaku Ketua Komite Etik Penelitian Universitas Padjadjaran, memberikan persetujuan pada 27 Juli 2020.
Momentum sertifikasi bebas dari cacar (freedom from smallpox) mengingatkan kita akan pentingnya solidaritas lintas sektor secara global plus ilmu pengetahuan dalam wujud vaksin, yang akan menghasilkan solusi. Sudahkah kita siap?
(FX Wikan Indrarto,Dokter Spesialis Anak di RS Panti Rapih, Lektor FK UKDW)