Harapan baru muncul seiring pelaksanaan uji klinis fase III vaksin Covid-19. Akses terhadap vaksin menjadi awal pemulihan ekonomi dan roda kehidupan lain.
Oleh
Editor
·3 menit baca
Harapan baru muncul seiring pelaksanaan uji klinis fase III vaksin Covid-19. Akses terhadap vaksin menjadi awal pemulihan ekonomi dan roda kehidupan lain.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada 160 calon vaksin SARS-CoV-2 yang dikembangkan. Uji klinis fase III, antara lain, dilakukan pada calon vaksin yang dikembangkan Sinopharm dari China, vaksin Moderna Inc dari Amerika Serikat, vaksin hasil kerja sama AstraZeneca dengan Universitas Oxford, serta vaksin kolaborasi Pfizer Inc dengan BioNTech.
Di Indonesia, disiapkan uji klinis fase III vaksin dari Sinovac Biotech bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan Bio Farma yang akan dimulai Agustus ini. Uji klinis melibatkan 1.620 peserta berusia 18-59 tahun untuk menentukan efikasi (kemampuan menghasilkan efek yang diinginkan) dan keamanan vaksin. Uji vaksin Sinovac juga dilaksanakan di Brasil dan India.
Selain dengan Sinovac, Indonesia lewat Bio Farma juga menjalin kerja sama penelitian vaksin dengan Koalisi Inovasi untuk Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI) yang berpusat di Norwegia. Sementara Kalbe Farma berkolaborasi dengan Genexine dari Korea Selatan.
Indonesia juga mengembangkan vaksin secara mandiri oleh konsorsium yang dipimpin Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menggunakan virus korona yang beredar di dalam negeri. Semua ini sebagai upaya untuk mendapatkan akses dan ketersediaan vaksin bagi warga Indonesia.
Uji klinis fase III bukan jaminan vaksin bisa segera didapatkan.
Namun, perlu diingat bahwa uji klinis fase III bukan jaminan vaksin bisa segera didapat. Tetap akan dievaluasi efikasi dan keamanannya meski vaksin sudah melewati uji klinis fase I dan II untuk meneliti dosis dan efikasi. Setiap fase dievaluasi ketat untuk memastikan tidak menimbulkan efek negatif. Setelah itu perlu waktu untuk memproduksi. Diperkirakan paling cepat diproduksi awal 2021.
Yang perlu diwaspadai, sejumlah negara kaya jauh-jauh hari telah memesan miliaran dosis vaksin untuk warganya atau membiayai penelitian guna mendapat hak istimewa akses vaksin. Sebagai gambaran, AS memesan 600 juta dosis vaksin kepada Pfizer Inc/BioNTech, 100 juta dosis kepada Novavax Inc, serta menandatangani kesepakatan dengan AstraZeneca, Johnson& Johnson, Moderna Inc, dan Emergent Biosolutions. Hal serupa dilakukan Inggris dan negara Eropa lain.
Di Indonesia, Bio Farma menyatakan siap memproduksi vaksin Sinovac awal 2021 jika calon vaksin itu lolos uji klinis fase III. Yang harus diperhatikan adalah ketersediaan pasokan bahan vaksin dan berapa dosis yang dialokasikan bagi Indonesia dari jumlah yang diproduksi Bio Farma. Dengan demikian, harapan keluar dari krisis pandemi bisa segera terjadi, bukan harapan kosong belaka.
Sebelum vaksin dan obat ampuh untuk Covid-19 didapatkan, semua warga harus bersabar dan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Hal itu ditujukan untuk memutus rantai penularan virus dan mengurangi beban fasilitas kesehatan.