logo Kompas.id
OpiniTren Peretasan Medsos
Iklan

Tren Peretasan Medsos

Akun media sosial harus dirawat dan diamankan karena bisa menjadi media pelantang dari pikiran atau ucapan penggunanya. Di sisi lain, otoritas keamanan siber perlu meningkatkan kemampuan dalam menghadapi para peretas.

Oleh
Redaksi
· 2 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/l_wyB8c1hXB1G1mmQPQfobR1mP0=/1024x709/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2F000_1VC4VN_1595431075.jpg
AFP/STF

Foto ilustrasi yang diambil pada 17 Juli 2020 ini menunjukkan unggahan di akun Twitter Ivanka Trump, putri dan penasihat Presiden AS Donald Trump, saat ia memegang kaleng kacang Goya, disandingkan dengan unggahan Instagram Presiden Trump saat berpose dengan produk Goya, di Gedung Putih.

Kasus peretasan akun media sosial kian sering terjadi. Kasus terakhir menimpa 130 akun Twitter, antara lain milik mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Selama ini penyebab peretasan adalah kelalaian pemilik mengamankan akun, serangan masif ke perusahaan penyedia layanan media sosial, dan rekayasa psikologis sehingga orang tanpa sadar menyediakan akses (social engineering). Dalam kasus Twitter, pembobol melakukan rekayasa psikologis terhadap sejumlah karyawan perusahaan penyedia platform media sosial itu. Di negara tetangga Australia, survei tentang motivasi tindakan peretasan menemukan 59 persen alasan peretasan bertujuan kriminal. Peretas menyerang platform media sosial untuk mendapatkan keuntungan finansial.

Editor:
A Tomy Trinugroho
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000