Pada 12 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Covid-19 telah menjadi pandemi global, yaitu penyakit yang menyebar ke banyak orang di beberapa negara dalam waktu bersamaan. Merebaknya virus korona di sejumlah negara berdampak pada perekonomian global termasuk Indonesia. Apabila terus berlangsung, pandemi ini dapat menimbulkan krisis ekonomi global yang dapat memicu krisis ekonomi di Indonesia.
Merebaknya virus korona di Indonesia telah menimbulkan banyak efek negatif terhadap perekonomian. Berbagai perusahaan dari sektor manufaktur hingga pariwisata merugi. Kondisi ini dapat membuat perusahaan melakukan efisiensi sehingga berdampak pada penurunan pendapatan pekerja di sektor tersebut.
Selain itu, dalam menyikapi pandemi virus korona, pemerintah memberlakukan program bekerja dari rumah (work from home/WFH). Program ini juga berdampak pada menurunnya pendapatan sejumlah pedagang kaki lima karena berkurangnya pelanggan.
Pendapatan yang menurun karena pandemi tentu menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat yang memiliki utang ataupun cicilan yang perlu untuk dibayar. Hal ini membuat masyarakat harus memutar otak untuk mengelola pendapatannya.
Dilansir dari MoneySmart, mengelola pendapatan yang terbatas dapat dilakukan dengan melihat jumlah uang masuk dan keluar. Masyarakat diharapkan menghabiskan uang lebih sedikit dan menabung lebih banyak.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh masyarakat agar lebih bijak mengelola pendapatannya, antara lain, adalah sebagai berikut:
1. Melihat penghasilan
Penghasilan dapat diketahui dengan mencermati jumlah uang yang masuk atau diterima. Hal ini dapat dilihat dari upah, dana pensiun, tunjangan, atau pendapatan dari investasi. Agar lebih yakin terhadap penghasilan yang didapatkan, masyarakat dapat melihat slip gaji atau rekening tabungannya.
2. Melacak pengeluaran
Kita dapat melacak pengeluaran selama satu atau dua minggu. Sertakan setiap transaksi meskipun transaksi yang dilakukan bernilai kecil. Hal ini dapat dilakukan dengan mencatat setiap pengeluaran yang dilakukan setiap hari selama satu minggu ataupun lebih.
Jika memiliki pengeluaran yang lebih banyak, melacak jumlah uang yang keluar selama dua minggu atau dua bulan dapat memberikan gambaran yang lebih realistis.
Pada akhir periode pelacakan, lihat ke mana saja transaksi tersebut telah dilakukan. Dengan begitu, kita dapat menyadari pengeluarannya sehingga dapat menghindari pengeluaran yang berlebihan dan meluangkan waktu untuk memikirkan apakah pengeluaran dilakukan untuk sesuatu yang betul-betul dibutuhkan atau tidak.
3. Memisahkan antara kebutuhan dan keinginan
Segala sesuatu yang bukan kebutuhan adalah keinginan. Kita harus mampu memisahkan antara kebutuhan dan keinginan agar dapat bijak dalam mengelola pendapatan. Menggunakan informasi terkait pengeluaran yang telah disusun akan membantu kita untuk memutuskan hal-hal yang merupakan kebutuhan. Dengan demikian, kita dapat menekan pengeluaran-pengeluaran yang tidak terlalu penting.
4. Mengelola utang
Dalam kondisi ekonomi yang sedang sulit, masyarakat harus membuat pertimbangan dan mengambil langkah bijak terkait pengelolaan utang.
Kita perlu melihat kembali besaran utang yang kita miliki beserta tenor pinjamannya, agar tidak lupa membayar kewajiban yang kita punyai. Dengan begitu, kita tidak harus mengeluarkan uang lebih untuk membayar denda keterlambatan.
Jika ingin menghindari denda tersebut, kita juga dapat mengambil opsi pelunasan dipercepat, yaitu melunasi utang lebih awal dari jangka waktu yang ditetapkan. Namun, melunasi utang di awal memiliki biaya tambahan berupa biaya penalti dan administrasi. Setiap lembaga keuangan dalam menerapkan kebijakan ini memiliki syarat dan ketentuan masing-masing.
Apabila Anda memilih untuk melakukan pelunasan dipercepat, hal tersebut dapat membantu untuk menghindari denda dan mengalihkan uangnya untuk kebutuhan lain. Semakin cepat seseorang melunasi utang, semakin mudah baginya sesegera mungkin mengelola keuangan dengan baik. Tentunya pilihan dalam hal pengelolaan utang ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang sedang dijalani.
5. Anggaran pengeluaran
Memiliki anggaran akan membantu kita untuk mengendalikan keuangan. Dengan mengetahui informasi pengeluaran, kita dapat memiliki gambaran yang jelas saat mengatur dan menyusun anggaran, seperti menyisihkan uang untuk dana darurat, melunasi utang, atau untuk mencapai tujuan tertentu.
Anggaran perlu disusun dengan realistis. Kita perlu menetapkan tujuan dari penyusunan anggaran agar dapat mengalokasikan pengeluaran yang sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, kita juga perlu meninjau anggaran secara teratur agar dapat segera menyesuaikan anggaran apabila terjadi perubahan.
Bijak dalam mengelola keuangan sudah sepatutnya dilakukan. Apalagi di tengah kondisi finansial yang tidak menentu, masyarakat harus cermat mengatur pengeluaran agar tidak mengalami kerugian.
Selain bijak membelanjakan uang untuk kebutuhan, menerapkan kebiasaan menabung atau melunasi utang dapat menjadi pilihan yang tepat, agar tidak menghadapi kesulitan finansial di kemudian hari.