logo Kompas.id
OpiniApa Setelah Demam Babi Afrika,...
Iklan

Apa Setelah Demam Babi Afrika, Covid-19, dan Flu Babi?

Selama belum ada vaksin ASF, penerapan ”biosecurity” secara ketat perlu dilakukan agar ternak babi aman. Di Bali, sebagian kecil peternakan babi skala kecil mulai bangkit meskipun ancaman ASF belum lenyap.

Oleh
Soeharsono
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Z0IZvcrimfhqGmtd6gnV51W45PI=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2F20191219_ENGLISH-DEMAM-BABI_A_web_1576767088.jpg
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA

Peternak babi di Banjar Sedang Kelod, Desa Sedang, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali, I Made Agustina, membersihkan kandang ternak babinya, Senin (9/12/2019). Peternak dan pemerintah daerah di Bali berupaya menjaga Bali terhindar dari wabah demam babi Afrika (african swine fever/ASF) dengan menjaga keamanan kesehatan ternak dan kebersihan kandang.

China bagaikan sudah jatuh ditimpa tangga pula. Agustus 2018, untuk pertama kali China tertular penyakit paling ganas pada babi, demam babi Afrika. Diperkirakan 25 persen dari ratusan juta populasi babi mati sehingga pada April 2020 negara tersebut harus mengimpor 400.000 ton daging babi (Reuters).

Pada Desember 2019 muncul wabah Covid-19, kemudian menjadi pandemi. Jumlah kasus hampir 18 juta, lebih dari 566.000 orang meninggal, tersebar di 213 negara atau wilayah (Worldometers, 8/7/2020).

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000